News

Pengertian Sindrom Down

Pengertian Sindrom Down

Pengertian Sindrom Down

Sindrom Down adalah gangguan genetika paling umum yang menyebabkan perbedaan kemampuan belajar dan ciri-ciri fisik tertentu. Sindrom Down tidak bisa disembuhkan, namun dengan dukungan dan perhatian yang maksimal, anak-anak dengan sindrom Down bisa tumbuh dengan bahagia.

Data WHO menyebutkan bahwa angka kejadian Sindrom Down adalah 1 dari 1.000 kelahiran hidup di dunia. Setiap tahunnya, diperkirakan ada setidaknya 3.000 hingga 5.000 bayi yang lahir dengan kelainan kromosom ini. Menurut sebuah jurnal pediatri, pada tahun 2016 tercatat ada setidaknya 300 ribu kasus Sindrom Down di Indonesia.

Gejala Sindrom Down

Gejala sindrom Down pada anak-anak adalah memiliki beberapa ciri fisik yang mirip, namun mereka tidak sama persis karena ada faktor keturunan dari orang tua dan keluarga masing-masing.

Anak-anak dengan sindrom Down membutuhkan bimbingan seperti anak normal lainnya atau bahkan lebih. Perkembangan mereka dalam berbagai aspek memerlukan waktu, dan mereka akan menjalaninya bertahap, sesuai dengan kemampuan mereka.

Penyebab Sindrom Down

Normalnya terdapat 46 kromosom dalam sel seseorang yang diwariskan, yakni masing-masing 23 kromosom dari ayah dan ibu, namun kebanyakan orang dengan sindrom Down memiliki 47 kromosom. Perkembangan tubuh dan kinerja otak akan berubah jika terdapat kromosom ekstra atau tidak normal, dan itulah yang menjadi penyebab sindrom Down.

Banyak yang menganggap bahwa sindrom ini hanya terjadi karena faktor keturunan. Padahal kelainan dalam proses perkembangan telur, sperma dan embrio merupakan salah satu penyebab utama terjadinya kondisi ini.

Para ahli tidak tahu penyebab kelainan genetika yang terjadi pada penderita sindrom Down, namun ada beberapa hal yang bisa meningkatkan risiko memiliki bayi dengan sindrom Down, di antaranya:

  • Jika Anda telah memiliki bayi lain dengan sindrom Down.
  • Jika Anda memiliki adik atau kakak dengan sindrom Down.
  • Jika wanita hamil di usia 35 tahun ke atas.

Diagnosis dan Perawatan Sindrom Down

Ada pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk mencari tahu risiko terkena sindrom Down pada bayi di dalam kandungan, yaitu dengan pemeriksaan antenatal melalui tes darah dan tes USG. Jika pemeriksaan antenatal menunjukkan adanya risiko yang cukup signifikan, ada beberapa tes yang dapat dilakukan untuk mendiagnosis Sindrom Down sebelum bayi lahir antara lain melalui prosedur amniocentesis, cordocentesis atau penyampelan vilus korionik. Selain mendiagnosis sindrom Down sebelum bayi lahir, tes darah bisa dilakukan setelah persalinan untuk mengonfirmasi kondisi ini.

Sindrom Down tidak bisa disembuhkan, namun ada banyak hal yang bisa dilakukan untuk membantu seseorang dengan sindrom Down agar mendapatkan kehidupan yang sehat, aktif, dan mandiri.

Komplikasi Sindrom Down

Anak-anak dengan sindrom Down bisa mengalami masalah kesehatan yang berbeda-beda dan akan membutuhkan perawatan medis serta perhatian ekstra.

Pria dan wanita dengan sindrom Down cenderung memiliki tingkat kesuburan yang berkurang. Meski sulit, namun bukan berarti mereka tidak bisa memiliki anak.

Beberapa komplikasi kesehatan yang dapat terjadi di antaranya masalah pencernaan, demensia, masalah penglihatan, leukemia, gangguan jantung, lebih rentan terhadap infeksi, masalah kelenjar tiroid, masalah pendengaran, obesitas, kejang, masalah kulit, menopause dini dan henti napas saat tidur (sleep apnea).

Pengertian Rotavirus

Pengertian Rotavirus

Pengertian Rotavirus

Rotavirus adalah jenis virus yang menginfeksi usus. Virus ini juga menjadi penyebab umum dari penyakit diare pada bayi dan anak-anak di seluruh dunia, terutama di negara-negara berkembang dengan tingkat nutrisi dan fasilitas kesehatan yang kurang optimal.

Di seluruh dunia, rotavirus telah menyebabkan lebih dari setengah juta anak meninggal tiap tahunnya. Oleh karena itu, bayi dan anak-anak yang terinfeksi rotavirus harus mendapat perawatan secara intensif karena infeksi rotavirus dapat menyebabkan dehidrasi dengan cepat. Jika tidak ditangani, dehidrasi pada bayi dan anak-anak akibat rotavirus dapat menyebabkan gangguan kesehatan yang berat. Selain pada bayi dan anak-anak, rotavirus juga dapat menginfeksi remaja dan orang dewasa.

Pemberian vaksinasi terhadap infeksirotavirus sudah dimulai sejak tahun 2006. Namun perlu diingat, meskipun sudah diberikan vaksinasi terhadap rotavirus, bayi dan anak-anak masih dapat terkena infeksi ini. Hal tersebut disebabkan karena vaksinasi rotavirus tidak memberikan perlindungan penuh terhadap infeksi yang akan terjadi. Namun anak-anak yang diberikan vaksinasi rotavirus tidak akan mengalami gejala infeksi separah anak-anak yang tidak divaksinasi, dan memiliki kemungkinan lebih kecil untuk terinfeksi rotavirus.

Gejala-gejala Rotavirus

Demam dan muntah-muntah merupakan tanda awal infeksi rotavirus dan biasanya muncul dalam dua hari setelah terpapar virus. Kemudian diikuti oleh diare selama 3-8 hari. Infeksi juga bisa menyebabkan nyeri pada daerah perut.

Waspadai risiko terjadinya dehidrasi akibat infeksi rotavirus, terutama jika anak:

  • Mengalami diare lebih dari 24 jam.
  • Terlihat lemas, mengantuk, rewelatautampak
  • Muntah-muntah yang sering.
  • Demam dengan suhu 40 oC atau lebih.
  • Buang air besar dengan feses berwarna hitam, mengandung darah, atau nanah.
  • Sudah terdapat tanda-tanda dehidrasi seperti
  • mulut kering, buang air kecil berkurang, menangis tanpa mengeluarkan air mata, tampak mengantuk, penurunan kesadaran, rasa haus yang berlebihan, ujung jari terasa dingin, atau mata dan ubun-ubun terasa cekung.

Gejala yang muncul pada orang dewasa sehat cenderung bersifat ringan atau tidak ada sama sekali. Namun pada pasien dewasa perlu waspada dan hubungi dokter jika terdapat gejala seperti berikut ini:

  • Diare lebih dari 2 hari.
  • Demam dengan suhu 39,4 oC atau lebih.
  • Tanda-tanda dehidrasi, seperti rasa haus yang berlebihan, mulut kering, lemas, pusing pada saat berdiri, kepala berkunang-kunang, buang air kecil sedikit.
  • Muntah darah atau buang air dengan feses disertai

Penyebab dan Penularan Rotavirus

Rotavirus sebagai virus penyebab diare terbanyak pada anak-anak biasanya ditularkan melalui fecal-oral yaitu virus menyebar dari feses penderita dan tidak sengaja masuk ke mulut seseorang misalnya melalui kontak dengan air, makanan, tangan, dan objek lain yang terkontaminasi. Penyebaran ini dapat dikarenakan hal sederhana seperti lupa mencuci tangan dengan sabun setelah buang air besar atau setelah membersihkan anak yang baru buang air besar. Virus ini juga dapat dengan mudah menyebar ke segala jenis objek yang dipegang, misalnya mainan atau perabotan.

Infeksi rotavirus sangat umum terjadi pada anak-anak usia 3-35 bulan, terutama di tempat penitipan anak dan rumah sakit. Orang dewasa yang mengurus anak-anak juga memiliki risiko terkena infeksi rotavirus.

Infeksi rotavirus dapat terjadi lebih dari sekali walaupun sudah melakukan vaksinasi, hal ini disebabkan karena jenis rotavirus yang cukup beragam. Namun, semakin sering infeksi terjadi, gejala yang muncul akan berkurang keparahannya.

Diagnosis Rotavirus

Biasanya dokter akan mendiagnosis infeksi rotavirus melalui gejala dan pemeriksaan fisik. Dokter juga akan melakukan beberapa pemeriksaan penunjang seperti tes darah, urine, atau feses untuk mengetahui apakah diare disebabkan oleh rotavirus atau bakteri. Dokter tidak akan meresepkan antibiotik untuk mengobati infeksi rotavirus, kecuali penyebab diare ternyata adalah bakteri. Selain itu pemeriksaan nilai elektrolit dan gula darah juga dilakukan pada anak dengan dehidrasi berat dan penurunan kesadaran.

Untuk memastikan diagnosis dapat juga dilakukan pemeriksaan antigen rotavirus pada sampel feses, dengan waktu pemeriksaan paling baik adalah tiga sampai lima hari setelah timbul gejala.

Penanganan Rotavirus

Tidak ada obat yang spesifik diberikan untuk infeksi rotavirus. Infeksi ini akan membaik dengan sendirinya setelah tiga sampai tujuh hari. Obat antidiare dan antibiotik tidak dianjurkan pada infeksi rotavirus. Dokter dapat memberikan probiotik untuk menjaga keseimbangan flora normal (bakteri baik) dalam usus. Mencegah terjadinya dehidrasi merupakan penanganan yang paling utama. Dehidrasi ringan pada anak-anak dan orang dewasa dapat ditangani di rumah dengan cara memperbanyak asupan cairan, termasuk oralit. Penderita yang dapat dirawat di rumah juga dianjurkan untuk tetap berada di rumah hingga kesehatannya pulih agar tidak menularkan ke orang lain.

Anak-anak dengan diare ringan sebaiknya tetap mengonsumsi makanan secara normal. Hindari jus buah, makanan manis, dan makanan berlemak agar diare tidak memburuk. Untuk bayi dan anak yang masih menyusui, disarankan jangan berhenti menyusui karena ASI dapat membantu mencegah diare menjadi makin parah. Jika anak mengonsumsi susu formula, tidak perlu mengencerkan susu formula tersebut.

Berikan makanan dan cairan dalam jumlah kecil dengan frekuensi lebih sering kepada anak-anak yang mengalami muntah-muntah. Makanan yang lembut dan tawar seperti biskuit serta roti dapat diberikan.

Pastikan popok anak selalu dalam keadaan bersih dan anak mengenakan baju yang nyaman. Gunakan kain basah yang hangat untuk membasuh pada saat mengganti popok, dan berikan krim pencegah ruam setelah selesai dibersihkan. Sesekali gunakan air mengalir agar dapat membersihkan area yang sulit dijangkau. Dampingi anak sebisa mungkin agar memperoleh waktu istirahat semaksimal mungkin.

Orang dewasa yang mengalami diare dan muntah sebaiknya menghindari kafein, alkohol, nikotin dan makanan yang terlalu berbumbu yang dapat mengganggu kondisi perut. Isaplah bongkahan es berukuran kecil yang berisi air putih, air kaldu, atau jahe.

Penanganan di rumah sakit

Salah satu komplikasi utama diare adalah dehidrasi berat. Pada kasus diare dengan dehidrasi berat, penderita memerlukan pemberian cairan melalui infus di rumah sakit. Bila tidak ditangani dengan tepat, dehidrasi berat dapat mengancam nyawa.

Pencegahan dan Vaksinasi Rotavirus

Untuk mengurangi penyebaran rotavirus, cuci tangan dengan sabun terutama setelah dari toilet atau setelah buang air besar, juga setelah membantu membersihkan anak sehabis buang air besar atau setelah mengganti popok. Namun, tetap kebiasaan mencuci tanganpun tidak bisa sepenuhnya menjamin infeksi rotavirus tidak terjadi.

Vaksinasi adalah upaya pencegahan yang sangat efektif dalam mencegah infeksi rotavirus dengan gejala yang berat. Saat ini tersedia dua buah jenis vaksin rotavirus di Indonesia. Salah satunya diberikan dalam tiga dosis, yaitu pada saat anak berusia dua bulan, empat bulan, dan enam bulan. Sedangkan jenis vaksin lainnya diberikan dalam dua dosis, yaitu saat anak berusia dua bulan dan empat bulan. Vaksin rotavirus umumnya diberikan kepada anak-anak dengan cara diteteskan melalui mulut.

Efek samping yang dapat terjadi setelah pemberian vaksin rotavirus adalah nyeri pada bagian perut, muntah, atau diare. Efek samping bukan hal yang biasa, jadi segera hubungi dokter bila terjadi efek samping.

Sumber : alodokter.com

ADHD atau attention deficit hyperactivity disorder

ADHD atau attention deficit hyperactivity disorder

Pengertian ADHD

ADHD atau attention deficit hyperactivity disorder adalah gangguan jangka panjang yang menyerang jutaan anak dengan gejala-gejala yang dapat berlangsung hingga dewasa. Siapa saja memiliki kemungkinan untuk menderita kondisi yang lebih sering dikenal dengan istilah hiperaktif ini. Namun ADHD umumnya dialami oleh orang-orang dengan gangguan belajar.

Gejala dan Faktor Risiko ADHD

Sejumlah gejala dalam perilaku yang dialami penderita ADHD meliputi sulit konsentrasi serta munculnya perilaku hiperaktif dan impulsif. Gejala-gejala ADHD umumnya terlihat sejak usia dini dan biasanya makin jelas ketika terjadi perubahan pada situasi di sekitar sang anak, misalnya mulai belajar di sekolah.

Sebagian besar kasus ADHD terdeteksi pada usia 6 hingga 12 tahun. Anak-anak dengan ADHD cenderung rendah diri, sulit berteman, serta memiliki prestasi yang kurang memadai.

ADHD cenderung lebih sering terjadi dan mudah terdeteksi pada laki-laki daripada perempuan. Contohnya, anak laki-laki umumnya memiliki perilaku yang lebih hiperaktif sementara anak perempuan cenderung lebih diam dan sulit berkonsentrasi.

Penyebab ADHD belum diketahui secara pasti. Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa ada beberapa faktor yang berpotensi memengaruhi tingkat risiko seseorang. Faktor-faktor risiko tersebut antara lain faktor keturunan, pengaruh kelainan pada sistem saraf pusat, serta pengaruh kelahiran prematur.

Proses Diagnosis ADHD

Tidak semua anak yang sulit berkonsentrasi dan hiperaktif pasti menderita ADHD. Anak-anak yang sehat umumnya sangat aktif dan sering membuat orang tuanya kewalahan.

Oleh sebab itu, proses diagnosis ADHD membutuhkan kerja sama dari berbagai pihak. Sejumlah pemeriksaan fisik serta psikologis dari dokter anak dan ahli psikiatri akan dijalani oleh penderita ADHD.

Langkah Penanganan untuk ADHD

ADHD termasuk kondisi yang tidak bisa disembuhkan sepenuhnya. Gejala-gejalanya terkadang dapat berkurang seiring bertambahnya usia, tapi ada juga pengidap yang tetap mengalaminya hingga dewasa.

Meski demikian, ada beberapa metode yang dapat dipelajari agar gejala-gejala tersebut dapat dikendalikan. Sejumlah langkah penanganan ADHD dapat berupa obat-obatan, terapi perilaku, serta terapi interaksi sosial.

 

Gejala ADHD

Indikasi ADHD umumnya terlihat sejak usia dini, yaitu sebelum 6 tahun dan cenderung makin jelas ketika terjadi perubahan pada situasi di sekitar sang anak, misalnya mulai belajar di sekolah. Sebagian besar kasus ADHD terdeteksi pada usia 6-12 tahun dengan gejala yang meliputi:

  • Sulit berkonsentrasi dan perhatiannya mudah teralihkan.
  • Sulit mematuhi instruksi.
  • Cenderung terlihat tidak mendengarkan.
  • Ceroboh dalam mengerjakan tugas.
  • Tidak bisa diam atau selalu gelisah.
  • Tidak sabar.
  • Sering lupa dan kehilangan barang, misalnya alat tulis.
  • Kesulitan dalam mengatur.
  • Sering tidak menyelesaikan tugas yang diberikan dan beralih-alih tugas.
  • Selalu bergerak atau sangat aktif secara fisik.
  • Terus-menerus berbicara.
  • Bertindak tanpa berpikir panjang.
  • Kurang memahami bahaya atau konsekuensi buruk.
  • Sering memotong pembicaraan orang lain.

Berbeda dengan gejala-gejala ADHD pada anak-anak serta remaja yang mudah dikenali, indikasi ADHD pada orang dewasa termasuk sulit dideteksi. Para pakar menduga bahwa gejala ADHD yang dialami seseorang saat dewasa pasti berawal dari masa kanak-kanak.

 

Gejala-gejala ADHD yang umumnya dialami anak-anak dan remaja di atas juga terkadang dialami oleh penderita dewasa, tapi dengan intensitas yang berbeda. Perilaku hiperaktif biasanya akan berkurang, sementara gejala sulit konsentrasi cenderung bertambah parah seiring meningkatnya tekanan hidup.

Penderita ADHD dewasa umumnya akan mengalami masalah dalam pendidikan maupun pekerjaan, misalnya karena kemampuan organisasi yang buruk atau tidak bisa menentukan prioritas. Kehidupan dan hubungan sosialnya juga bisa terhambat, contohnya sulit memiliki teman atau pasangan karena cenderung uring-uringan atau mudah emosi.

ADHD tidak akan memicu gangguan psikologis atau perkembangan lain. Tetapi kondisi ini biasanya dapat dialami bersamaan dengan beberapa gangguan lain seperti depresi, gangguan bipolar, serta gangguan obsesif kompulsif atau OCD.

Jika menduga anak Anda mengalami sebagian besar gejala ADHD, sebaiknya segera membawanya ke dokter. Serangkaian pemeriksaan fisik serta psikologis akan dilakukan guna mendiagnosis jenis gangguan serta mengevaluasi pemicunya.

Penyebab ADHD

Cara Aman Dan Efektif Melindungi Si Kecil Dari Gigitan Nyamuk

Cara Aman Dan Efektif Melindungi Si Kecil Dari Gigitan Nyamuk

Cara Aman Dan Efektif Melindungi Si Kecil Dari Gigitan Nyamuk

Gigitan nyamuk sering dianggap sebagai hal normal dan sudah biasa terjadi. Padahal satu gigitan nyamuk nyatanya membawa risiko kepada penularan penyakit berbahaya, terutama kepada bayi. Maka dari itu, melindungi Si Kecil dari gigitan nyamuk pun perlu dilakukan dengan cara seefektif sekaligus seaman mungkin.

Gigitan nyamuk tidak hanya dapat mendatangkan gatal dan bekas luka yang kadang-kadang tidak mudah hilang, tetapi juga membawa risiko penyakit mematikan. Infeksi virus Zika yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dapat mengakibatkan komplikasi neurologis, seperti mikrosefali kongenital (pada bayi yang dilahirkan oleh ibu yang terinfeksi virus Zika) yaitu keadaan kepala bayi lebih kecil daripada bayi lain yang seusia dan sama jenis kelamin, sindrom Guillain-Barré yaitu kumpulan gejala akibat sistem imun tubuh yang menyerang persarafan, meningoensefalitis yaitu proses peradangan otak dan selaput otak, dan mielitis yang merupakan radang sumsum tulang belakang. Perkembangan penyakit berbahaya ini memaksa tiap negara melakukan berbagai langkah antisipasi demi mencegah penyebaran virus tersebut.

Virus Chikungunya, Demam Berdarah Dengue (DBD), dan Malaria

Selain virus Zika, nyamuk juga berisiko membawa kuman penyebab penyakit lainnya lainnya, seperti chikungunya, demam berdarah dengue (DBD), dan malaria. Infeksi DBD biasanya disertai gejala-gejala yang terlihat familiar, seperti nyeri otot yang tidak tertahankan, demam tinggi, pendarahan, hingga serangan sakit kepala. Mirip dengan DBD, chikungunya umumnya menimbulkan gejala demam tinggi serta nyeri sendi pada punggung, tangan, dan kaki. Oleh karenanya, penyakit ini dapat membuat pengidap tidak dapat melakukan aktivitas sesederhana berjalan. Sedangkan penyakit malaria yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles menimbulkan gejala-gejala berupa muntah, mual, demam, malaise, diare, sakit perut, anemia, nyeri otot.

Nyamuk aedes kerap berkembang biak di tempat penampungan air serta beterbangan di siang dan senja hari. Oleh sebab itu, sebisa mungkin kuras bak mandi serutin mungkin dan tutupi tempat-tempat penampungan air di rumah. Sangat disarankan juga untuk menempatkan balita di dalam rumah pada waktu-waktu saat nyamuk rawan beredar. Pakaikan celana dan baju lengan panjang pada balita sehingga mengurangi risiko gigitan nyamuk. Memasang kasa anti nyamuk pada jendela dan menempatkan kelambu pada tempat tidur bayi juga dapat membantu mencegah gigitan nyamuk.

Bunda, Hati-hati Memilih Produk Pengusir Nyamuk untuk Si Kecil

Saat ini telah banyak produk obat nyamuk yang dapat digunakan untuk melindungi Si Kecil dari gigitan nyamuk. Produk-produk semacam ini dapat berupa losion kulit, obat nyamuk bakar, obat semprot, ataupun elektrik. Meski begitu, perlu diperhatikan bahwa produk obat nyamuk belum tentu aman jika diaplikasikan pada Si Kecil. Oleh karena itu, sebagai orang tua harus waspada dan kritis dalam memilih produk obat pengusir nyamuk untuk Si Kecil demi menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

Untuk jenis pemakaian pada bayi dan anak-anak, disarankan untuk memakai obat nyamuk yang bisa diaplikasikan ke kulit atau disemprot ke baju. Sementara kandungan losion pengusir nyamuk yang mengandung picaridin, DEET, ataupun IR3535 umumnya baru boleh digunakan pada bayi berusia di atas dua bulan. Namun tetap disarankan untuk memilih produk pengusir nyamuk dengan kandungan DEET tidak lebih dari 10-30 persen. DEET dengan konsentrasi lebih dari 30 persen dapat berisiko menjadi bahan kimia berbahaya yang terserap melalui pori-pori kulit. Selain itu, produk dengan kandungan ini disarankan untuk tidak dioleskan lebih dari sekali sehari karena dapat berbahaya untuk balita jika dioleskan pada kulit dalam jangka panjang.

Jika orangtua ingin menggunakan produk berbahan alami, maka produk yang mengandung minyak Eucalyptus dapat dijadikan pilihan. Minyak dari tanaman ini dikenal dengan P-menthane diol (PMD) yang merupakan penangkal nyamuk alami yang memberikan perlindungan sama seperti produk dengan bahan DEET konsentrasi rendah. Umumnya, produk yang berbahan alami mengandung minyak dasar seperti minyak kelapa yang memiliki kualitas melembabkan sekaligus menutrisi kulit bayi. Walau demikian, bahan ini tidak disarankan diberikan untuk anak di bawah 3 tahun.

Seperti Apa Cara Menggunakan Obat Nyamuk Oles yang Benar?

Setidaknya ada 5 hal yang perlu diperhatikan terkait penggunaan obat nyamuk oles, yaitu:

  • Hindari mengoleskannya pada telapak tangan, sekitar mulut, dan mata bayi/anak.
  • Aplikasikan minyak atau losion pengusir nyamuk pada permukaan kulit yang tidak terlindungi oleh pakaian ataupun pada pakaian.
  • Aplikasikan losion pada tangan Bunda terlebih dahulu baru gosokkan ke kulit anak atau bayi. Jangan biarkan Si Kecil memakai losion sendiri, karena anak memiliki kebiasaan mengucek mata dengan tangannya atau memasukkan tangannya ke dalam mulut.
  • Hindari mengoleskan produk pengusir nyamuk pada kulit Si Kecil yang teriritasi atau pada bekas luka.
  • Hentikan penggunaan jika terjadi reaksi alergi pada bayi setelah menggunakan obat nyamuk tertentu.
  • Jauhkan kemasan obat nyamuk dari jangkauan Si Kecil.

Segera basahi dengan banyak air selama setidaknya 15 menit jika produk pengusir nyamuk mengenai mata balita. Jika tidak sengaja diminum oleh Si Kecil, segera berikan banyak air minum atau susu, atau hubungi rumah sakit terdekat.

 

sumber: alodokter.com

Penyakit yang Menyerang di Musim Hujan

Penyakit yang Menyerang di Musim Hujan

Penyakit yang Menyerang di Musim Hujan

Datangnya musim hujan biasanya diiringi dengan banjir. Hal ini bisa menjadi sumber penyakit. Pasalnya, saat musim hujan, daya tahan tubuh turut menurun. Berikut ini adalah beberapa penyakit yang sering menyerang di musim hujan dan banjir. 

Misalnya, penyakit kulit karena bakteri dan jamur karena suhu yang lembap. Penyakit hepatitis A juga sering muncul di musim hujan. Penyakit hepatitis A disebabkan virus yang disebarkan oleh kotoran atau tinja penderita serta makanan atau minuman yang sudah terkontaminasi virus Hepatitis A

Selain 2 penyakit tadi, ada beberapa penyakit yang sering menyerang di musim huja. Berikut di antaranya:

  • Infeksi Saluran Pernafasan Akut

Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) disebabkan oleh bakteri, virus, dan berbagai mikroba lain. Gejala ISPA antara lain batuk, demam, sesak nafas, dan nyeri dada.

  • Diare

Diare disebabkan bakteri yang menginfeksi saluran usus sehingga tinja menjadi cair dan berlendir. Jika infeksi sudah terjadi, diare biasanya berdarah. Cara mencegah diare adalah menjaga kebersihan serta mencuci tangan sebelum makan dan setelah buang air. Jika diare makin memburuk, Anda disarankan memeriksakan diri ke dokter dan jangan lupa mengonsumsi banyak air putih. Diare juga bisa disebabkan virus, terutama bila menyerang anak-anak. Perlu Anda ketahui bahwa sebanyak 60 – 70 persen kasus diare pada anak disebabkan oleh virus.

  • Demam berdarah

Demam berdarah sering terjadi pada musim hujan karena tempat sarang atau perindukan nyamuk Aedes Aegypti makin banyak. Pasalnya, genangan air oleh hujan deras atau banjir adalah tempat nyamuk berkembang biak dan dapat menginfeksi manusia  melalui gigitannya. Cara mencegah demam berdarah adalah menjaga lingkungan tetap bersih, sering menguras tempat penampungan air, dan mengubur barang-barang bekas. 

  • Leptospirosis

Penyakit leptospirosis disebabkan air seni binatang, terutama tikus. Infeksi ini ditularkan langsung dari air yang terkontaminasi kuman leptospirosis. Infeksi bisa terjadi melalui kontak kulit dan selaput lendir dengan air, tanah lembap atau lumpur yang terkontaminasi oleh urine tikus. Gejala leptospirosis adalah yang ditimbulkan antara lain demam tinggi, sakit kepala, menggigil, nyeri otot, muntah, sakit kuning (kulit dan mata), sakit perut, diare, atau ruam. 

  • Demam tifoid

Demam tifoid atau tipus adalah penyakit yang disebabkan bakteri Salmonella typhi. Demam tifoid ditularkan melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi kuman Salmonella, dan biasanya terdapat pada makanan yang tidak higienis atau tidak bersih. Gejala demam tifoid antara lain demam (suhu tubuh biasanya meningkat pada sore dan malam hari), sakit kepala, mual, muntah, nafsu makan menurun, sakit perut, diare pada anak, dan sembelit pada orang dewasa. (DV)

sumber: meetdoctor.com

9 Kiat Agar Anak Terhindar dari Modus Penculikan

9 Kiat Agar Anak Terhindar dari Modus Penculikan

9 Kiat Agar Anak Terhindar dari Modus Penculikan

Kasus penculikan anak masih marak terjadi. Baik lewat modus yang terjadi di dunia maya (media sosial), telepon atau SMS nyasar, maupun kejadian penculikan yang terjadi langsung.

Baru-baru ini kabar modus penculikan yang dilakukan oknum ojek online yang berpura-pura menjemput anak sekolah marak beredar. Tak heran kabar ini membuat resah para orangtua.

Terlebih mereka yang masih memiliki anak balita yang sudah bersekolah.

 

Sebagai orangtua, Anda tentu harus selalu memastikan keamanan anak-anak selama di rumah maupun di luar rumah. Sebab kasus penculikan juga bisa menghampiri anak-anak ketika mereka di rumah tanpa pengawasan orangtua atau hanya ditinggal bersama asisten rumah tangga.

Berikut kiat yang bisa dilakukan untuk menghindari penculikan anak:

1. Ajari menolak ajakan orang tak dikenal

Ada anak yang mudah akrab dengan orang baru dan juga sebaliknya, yang takut atau menghindari berinteraksi dengan orang yang ia tak kenal.

Selalu ingatkan anak untuk tidak meladeni ajakan orang yang tidak dikenal. Terutama jika ada iming-iming yang menarik secara ucapan maupun barang.

Agar anak tahu apa yang harus dilakukan dalam situasi yang mengancam keselamatannya, coba berikan simulasi penculikan. Orangtua mengajari bagaimana anak merespons, berlari, dan berteriak minta tolong pada orang lain saat orang tak dikenal membawanya pergi.

Jangan lupa berikan kata sandi pada anak untuk mengecek orang asing yang mengaku-ngaku suruhan keluarga untuk mengajaknya pergi, misalnya.

Pada anak yang lebih besar juga biasakan dirinya mengingat nomor telepon orangtua, alamat rumah, nama anggota keluarga, dan nomor penting untuk keadaan darurat.

2. Selalu ditemani

Dalam kegiatannya didalam maupun di luar rumah, anak sebaiknya selalu ditemani orang dewasa. Baik itu anggota keluarga maupun pengasuh yang Anda percaya. Tak ada salahnya, meminta bantuan orangtua untuk mendampingi pengasuhnya.

Saat kegiatan di luar rumah, bekali pula alat komunikasi untuk memudahkan Anda memantau keberadaan anak.  Di tempat umum, seperti mal atau pusat perbelanjaan lainnya, jangan pernah biarkan anak-anak kecil menggunakan toilet umum sendiri. Bila memungkinkan titipkan anak kepada orang tua.

Jika tersesat saat berbelanja mereka harus pergi ke penjaga keamanan, bagian informasi, atau kasir.

3. Tak mudah percaya orang baru

Terlepas dari prasangka buruk, tak ada salahnya Anda mewaspadai orang baru di rumah. Begitu pun mereka yang tidak lagi bekerja di rumah. Baik sebagai asisten rumah tangga, supir, tukang kebun.

Sebagai orangtua, Anda harus mengetahui dengan baik latar belakang dan domisili mereka. Sebab tak jarang ada kasus penculikan dimana mereka menjadi kaki tangan para penculik untuk mengintai kondisi rumah dan rutinitas anggota keluarga.

Termasuk jangan pernah membiarkan orang asing masuk ke dalam rumah. Misalnya, pacar asisten rumah tangga atau pengasuh yang datang bermain. Bisa jadi ini digunakan sebagai kesempatan untuk melakukan kejahatan.

4. Hindari memakai barang mahal

Anak sebaiknya tidak perlu mengenakan perhiasan atau membawa barang mahal karena bisa memicu penculikan. Termasuk alat komunikasi yang mencolok saat ia gunakan dalam perjalanan.

5. Ajak anak bercerita kegiatannya

Jalin komunikasi yang baik dengan anak. Meskipun masih balita, anak sudah bisa bercerita tentang hal-hal yang dia alami. Orangtua, jangan malas menelepon anak atau ke rumah untuk menanyakan kabarnya.

Meskipun Anda sedang ada pekerjaan di luar kota dan anak diawasi pengasuh yang Anda percaya atau orangtua, wajib tetap menelepon anak minimal tiga kali sehari.

Bukan cuma untuk menghindari hal tak diinginkan, tapi dengan sering mengobrol Anda dan anak tetap merasa dekat.

6. Jalin komunikasi dengan pihak sekolah

Di sekolah, orangtua harus tahu persis jam belajar sekolah dan dengan siapa anak berangkat serta pulang sekolah.  Sekolah juga perlu memastikan anak dijemput orang yang memang ditugasi orangtua. Agar lebih aman, orangtua bisa menggunakan antar-jemput yang disiapkan sekolah.

Pihak sekolah harus bersikap tegas dan bertanggung jawab terhadap anak didiknya selama berada di sekolah.  Termasuk memerhatikan orang yang biasa mengantar jemput anak-anak.

Jika ada penjemput yang baru, sebaiknya pihak sekolah atau guru terlebih dulu mengontak orangtua anak yang bersangkutan.

7. Pergi-pulang berkelompok

Untuk anak yang lebih besar usianya dan sudah bisa pergi-pulang sekolah dengan angkutan umum, selalu ingatkan untuk berkelompok.

Dengan demikian, ketika ada salah satu anak yang hilang bisa terdeteksi secara dini. Jika ada seseorang yang memaksa anak untuk ikut, anak harus mencari tempat persinggahan yang aman seperti rumah penduduk atau kantor polisi.

Pelajari  kebiasaan dan tempat anak-anak bermain, mencari tahu tentang teman-teman mereka dan keluarga dari teman-teman mereka, rumah, dan nomor telponnya terutama sebelum mereka pergi untuk bermain.

Katakan pada anak agar tidak melewati jalan-jalan yang sepi yang rawan tindak kejahatan dan kecelakaan, juga jalan yang padat lalu lintas dan proyek pembangunan.

8. Lapor polisi

Orangtua harus berani melaporkan kepada polisi jika ada penculikan meskipun ada ancaman. Namun, sebaiknya laporan itu dilakukan secara diam-diam.

Publikasi berlebihan terhadap kasus penculikan yang pelakunya belum tertangkap justru bisa mencelakakan korban.

Peran serta masyarakat sangat dibutuhkan dalam rangka ikut mengamati dan mengawasi lingkungan. Masyarakat sebaiknya bersedia menjadi tempat singgah bagi anak-anak yang merasa terancam diikuti orang.

9. Ajari anak teknik dasar beladiri

Hal tersebut bisa berguna bagi anak-anak yang berada dalam situasi terancam. Bekali anak dengan teknik dasar keterampilan bela diri agar bisa melepaskan diri dengan segera dari sekapan penculik.

sumber: nova.grid.id

 

Memilih Susu Formula Untuk Bayi

Memilih Susu Formula Untuk Bayi

Susu formula ada berbagai macam. Meski asupan terbaik untuk bayi adalah Air Susu Ibu (ASI), terkadang pemberian ASI tidak disarankan jika Ibu atau bayi memiliki masalah medis tertentu. Akhirnya, langkah memberikan susu formula pun dijadikan pilihan guna membantu perkembangan sang bayi, terutama yang baru lahir.

Lalu apa saja yang harus diperhatikan saat memilih asupan tambahan tersebut, mengingat banyaknya produk susu formula yang dijual di pasaran?

Memilih susu formula untuk bayi baru lahir atau yang masih berusia di bawah satu tahun tidaklah mudah. Bayi pada usia tersebut tidak boleh mendapatkan sembarang asupan, termasuk susu formula, karena belum bisa mencerna makanan dengan baik.

Oleh karena itu, satu hal penting yang harus Anda perhatikan ketika memilih susu formula adalah memeriksa kandungannya, bukan merek atau harga.

Susu Formula Apa yang Cocok untuk Bayi di Bawah Usia 1 Tahun?

Pada dasarnya semua produk susu formula terdiri dari kumpulan nutrisi utama, yaitu protein, karbohidrat, lemak, vitamin, dan mineral.

Namun, yang membedakan adalah jenisnya. Contohnya, produk A memakai protein jenis whey, lalu produk B memakai protein jenis casein, sementara produk C menggabungkan keduanya.

Pastikan di kemasan susu ada tertulis bahwa produk tersebut cocok untuk dikonsumsi bayi baru lahir. Untuk bayi baru lahir dan masih di bawah usia satu tahun, sebaiknya pilih produk susu formula yang berasal dari susu sapi. Langkah selanjutnya adalah memperhatikan jenis protein yang digunakan. Protein susu sapi terbagi dua, yaitu wheydan casein. Jenis whey lebih direkomendasikan untuk bayi baru lahir karena dianggap lebih mudah dicerna.

Namun Anda bisa juga memakai produk yang menggabungkan keduanya. Tapi ingat bahwa komposisi whey harus lebih tinggi daripada casein. Biasanya rasio antara wheydan casein sekitar 60:40. Rasio itu setara dengan kandungan protein pada ASI. Teruskan penggunaan sampai bayi berusia satu tahun. Jika Anda merasa bayi tidak menyukainya, Anda boleh mengganti merek yang lebih disukainya, sebaiknya setelah berkonsultasi dengan dokter.

Anda juga bisa menggantinya jika bayi Anda mengalami diare, lemas, atau muntah. Segera konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.

Sebaiknya Hindari Jenis Susu Ini

Di pasar, kerap dijual susu formula yang berasal dari kedelai. Produsen mengatakan susu formula kedelai diperuntukkan bagi bayi yang alergi terhadap susu sapi. Meski begitu, sebaiknya hindari susu berbasis kedelai jika bayi Anda normal maupun alergi terhadap susu sapi, kecuali dengan seizin dokter. Karena pada umumnya, bayi yang alergi terhadap susu sapi akan alergi pula terhadap susu kedelai. Selain itu, para pakar kesehatan tidak merekomendasikan susu keledai untuk bayi di bawah umur 6 bulan. Susu kedelai juga memiliki kandungan glukosa, yaitu gula yang dapat merusak gigi si kecil.

Jika bayi Anda alergi terhadap susu sapi, konsultasikan hal ini kepada dokter. Dia mungkin akan menyarankan susu formula dengan formulasi khusus. Susu jenis ini masih berbasis susu sapi, namun kandungan proteinnya sudah diolah sehingga mudah dicerna bayi.

Selain susu formula kedelai, ada beberapa jenis susu yang harus dihindari, seperti susu sapi reguler, susu sereal, susu kental manis, susu kambing, susu evaporasi, dan susu almond.

Tips Memperkenalkan Bayi Dengan Susu Formula

Beberapa bayi mungkin akan menolak ketika diberi susu formula karena dia sudah terbiasa dengan ASI.

Untuk mengatasinya, Anda bisa mencampur ASI dengan susu formula. Kemudian secara bertahap, tingkatkan jumlah susu formulanya. Meneteskan beberapa tetes ASI pada dot botol atau menghangatkan dot sebelum dipakai juga bisa dilakukan.

Pemilihan dot botol juga sangat berpengaruh untuk menarik perhatian bayi. Gunakan dot yang empuk dan menyerupai puting payudara Anda.

Biasanya, bayi tidak mau jika diberikan susu botol oleh ibunya karena ketika berdekatan dengan wanita yang melahirkannya, otomatis bayi berharap diberikan ASI. Cobalah meminta bantuan suami atau orang lain untuk memberikan susu botol pada bayi sehingga dia terbiasa dengan susu formula.

Sebaik-baiknya susu formula, memang tidak akan bisa menandingi manfaat ASI. Namun jika tidak memungkinkan memberi ASI secara eksklusif, jangan sampai keadaan ini membuat Anda menjadi tertekan. Tetap jaga kesehatan Anda demi Si Kecil. Susu formula juga bisa membantu memenuhi kebutuhan nutrisi bayi. Pilih susu formula yang sesuai dengan bayi Anda. Pastikan produk yang Anda pilih terdaftar di BPOM RI.

Jika Anda masih bingung memilih susu formula yang cocok dengan bayi, jangan ragu untuk mengonsultasikannya kepada dokter.

 

sumber : .alodokter.com

Manfaat Madu Untuk Kesehatan Anak

Manfaat Madu Untuk Kesehatan Anak

Madu memang sangat baik bagi kesehatan bukan hanya untuk orang dewasa tapi juga untuk anak-anak. Jika kemarin kita sudah membahas mengenai manfaat madu bagi kesehatan ibu hamil, kali ini kita akan membahas mengenai manfaat madu untuk kesehatan anak. Manfaat madu untuk anak itu sendiri dapat membantu meningkatkan kesehatan dan pertumbuhannya. Hal itu dikarenakan kandungaan nutrisi dan vitamin di dalamnya diantaranya vitamin A, B2, acid dan asam amino. Namun satu hal yang harus Anda tahu meskipun madu sangat baik bagi kesehatan anak tapi bukan berarti baik untu anak yang masih dalam usia di bawah satu tahun. Hal ini disebabkan madu juga memiliki kandungan zat spora yang merupakan bakteri dari clostridium botulisme, dimana kandungan ini sangat berbahaya bagi kesehatan anak yang masih dalam usia dibawah satu tahun.

Seperti penjelasan di atasi mengenai manfaat madu untuk kesehatan anak yaitu dapat meningkatkan kesehatan dan pertumbuhan anak, Anda tidak bisa sembarangan menggunakan madu. Karena sekarang ini banyak madu palsu yang beredar di pasaran yang justru akan berbahaya bagi kesehatan anak Anda. Nah sebelum kita membahas mengenai manfaat madu untuk kesehatan anak. Sebaiknya Anda perhatikan dahulu ulasan berikut ini mengenai cara membedakan madu asli dan madu palsu.

Inilah Cara Membedakan Madu Asli dan Madu Palsu

  • Memanaskan madu, jika madu saat di panaskan berbuih maka madu itu palsu. Madu yang asli tidak akan berbuih dan tetap hanya saja volumenya menurun.
  • Memasukkan ke dalam kuning telur, apabila dapat tercampur dengan rata maka madu itu asli dan jika sebaliknya makan palsu.
  • Mencampurkan madu dalam segelas air, jika madu dapat mencampur secara rata dalam air maka madu tidak asli. Karena madu yang asli tidak dapat berbaur dengan mudah di dalam air.

Nah itulah cara mudah membedakan madu asli dan palsu. Hal ini harus Anda lakukan untuk menunjang kondisi kesehatan anak Anda. Selanjutnya adalah manfaat madu bagi kesehatan anak itu sendiri. Adapun penjelasannya sebagai berikut:

Manfaat Madu Bagi Kesehatan Anak yang Perlu Diketahui

Melancarkan System Pencernaan Anak

Kebiasaan anak yang cenderung tidak memperdulikan kebersihan badan dan makanan, hal itulah yang dapat memicu terjadinya gangguan system pencernaan anak. Maka untuk menangani hal tersebut salah satunya Anda bisa menggunakan madu untuk membantu menentralisir virus dan bakteri yang masuk ke dalam system pencernaan tersebut.

Meningkatkan Perkembangan Otak Anak

Pada saat masa anak-anak merupakan salah satu masa dimana otak masih dalam tahap berkembang. Untuk menunjang perkembangan otak anak, Anda dapat memanfaatkan madu. Sangat disarankan untuk selalu rajin mengonsumsi madu agar perkembangan otak anak lebih optimal.

Dapat Meningkatkan Masa Pertumbuhan Anak

Seperti penjelasan di atas mengenai manfaat madu untuk kesehatan yaitu meningkatan masa pertumbuhan anak. Hal ini dikarenakan dalam madu memiliki kandungan zat besi dan tembaga yang mampu menunjang pertumbuhan anak secara optimal. Untuk mendapatkan hasil secara maksimal, konsumsilah madu asli setiap hari minimal satu sendok makan.

 

sumber: disehat.com

Detail Produk Plus Minus Penggunaan Empeng Pada Anak Bayi

Detail Produk Plus Minus Penggunaan Empeng Pada Anak Bayi

Beberapa bayi suka menghisap jarinya bahkan sejak di dalam kandungan. Bagi mereka, menghisap memang memiliki efek menenangkan, bahkan beberapa bayi memiliki reflek menghisap yang sangat tinggi sehingga perlu menggunakan empeng.

Penggunaan empeng masih diperdebatkan di kalangan dokter anak dan dokter gigi karena berbagai kelebihan dan kekurangan yang dimilikinya. Dengan mengetahui kelebihan dan kekurangannya, ayah dan bunda bisa mempertimbangkan dengan bijak apakah perlu tidaknya penggunaan empeng bagi si kecil.

Kelebihan empeng

1. Memiliki efek menenangkan. Beberapa bayi menjadi lebih tenang setelah menghisap sesuatu, termasuk empeng.

2. Bisa menjadi pengalih perhatian sementara. Alat ini sering digunakan untuk mengalihkan perhatian anak sehingga tidak rewel ketika disuntik, tes darah, atau prosedur medis lain.

3. Membantu proses tidur bayi. Beberapa bayi merasa lebih nyaman sehingga lebih mudah tertidur dengan menggunakan alat ini. Namun para ahli merekomendasikan bunda untuk melepas empeng setelah bayi berhasil tertidur.

4. Mengatasi ketidaknyamanan selama penerbangan. Bayi tidak bisa dengan sengaja membuat gerakan menelan atau menguap untuk meredakan ketidaknyamanan di telinga akibat perubahan tekanan udara di dalam pesawat. Salah satu yang bisa membantu mengatasinya adalah dengan menghisap

5. Mencegah Sudden Infant Death Syndrome (SIDS). Sejumlah penelitian menemukan hubungan penggunaan empeng dengan penurunan resiko Sudden Infant Death Syndrome (SIDS) atau sindrom kematian bayi mendadak.

6. Mengurangi resiko over feeding susu formula. Dorongan bayi untuk menghisap demi kenyamanan seringkali disalahartikan dengan lapar, terutama pada bayi yang minum susu formula. Penggunaan alat ini dapat menurunkan resiko pemberian susu yang terlalu banyak untuk bayi atau overfeeding.

7. Empeng bisa dibuang setelah tidak diperlukan. Mudah saja bagi ayah dan bunda untuk membuang empeng saat si kecil tidak membutuhkannya lagi. Lain halnya bila si kecil memiliki kebiasaan menghisap ibu jari.

Kekurangan empeng bagi bayi

1. Empeng dapat berpengaruh pada pemberian ASI. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa penggunaan alat ini atau puting buatan lain bisa menghambat ASI eksklusif dan menurunkan durasi pemberian ASI. Menghisap empeng berbeda dengan menghisap ASI sehingga beberapa bayi bisa menjadi bingung bila bunda memberikan alat tersebut pada saat bayi masih terlalu kecil.

2. Menyebabkan ketergantungan. Bila si kecil menggunakannya, terkadang mereka akan menagis di tengah malam karena apa yang mereka hisap terjatuh dari mulut.

3. Meningkatkan resiko infeksi saluran telinga tengah (otitis media). Sebuah penelitian menemukan hubungan antara bayi yang manghisap empeng terus menerus dengan meningkatnya resiko infeksi saluran telinga tengah, meskipun bukan satu-satunya penyebab. Karena itu para orang tua perlu mengontrol penggunaannya pada bayi mereka.

4. Penggunaan  jangka panjang dapat menyebabkan maslah gigi dan mulut. Penggunaan alat bantu hisap ini ditahun-tahun awal usia bayi biasanya tidak menyebabkan masalah. Namun, bila digunakan hingga si kecil tumbuh besar, ia bisa mengaanggu pertumbuhan dan susunan gigi.

 

sumber: balitapedia.com

Memilih Mainan Bayi 6 Bulan Hingga 1 Tahun

Memilih Mainan Bayi 6 Bulan Hingga 1 Tahun

Memilih mainan bayi 6 bulan hingga 1 tahun bisa menjadi kesenangan tersendiri para orangtua. Pada usia ini, bermain adalah aktivitas menyenangkan yang dapat membangun mental, fisik, sosial, dan emosional bayi. Pastikan bayi bisa menikmati dengan memberinya mainan yang sesuai dengan tahap perkembangannya.

Pada usia 6 bulan hingga 1 tahun, kemampuan dan pengetahuan bayi meningkat cepat. Mainan yang terlalu spesifik, seperti boneka yang dapat bernyanyi atau berbicara saat dipencet, justru kurang mendukung kreativitas dan imajinasi mereka. Saat ini, bayi lebih memerlukan mainan yang dapat memancing kemampuan berpikir.

Orang tua disarankan untuk mengutamakan mainan bayi 6 bulan hingga 1 tahun yang dapat membantunya mengeksplorasi dan mendukung perkembangan panca inderanya, seperti berikut ini.

Papan aktivitas

Berikan papan aktivitas yang dilengkapi dengan berbagai mainan di atasnya. Mainan-mainan tersebut dapat berupa sesuatu yang dapat menarik minat bayi sehingga bayi tertarik untuk memutar, membuka, menutup, menjatuhkan, menggetarkan, dan meremasnya. Aktivitas ini dapat melatih koordinasi tangan dan fungsi sensorik bayi. Pastikan papan aktivitas ini tidak mengandung sesuatu yang membahayakan, seperti pita yang dapat menjerat atau bagian-bagian kecil yang dapat tertelan atau melukai kulit bayi.

Perlengkapan rumah tangga

Perlengkapan rumah tangga dapat menjadi mainan bayi 6 bulan hingga 1 tahun yang menarik. Berikan dia sendok kayu, cangkir-cangkir pengukur, atau mangkok plastik dengan warna dan desain yang menarik. Biarkan dia bermain bersamaan dengan Anda yang sedang menyiapkan makanan untuk bayi. Letakkan perlengkapan-perlengkapan ini di tempat yang mudah dijangkau dan pastikan tidak ada apa pun yang menyertainya berisiko terjatuh dan menimpa bayi.

Buku

Pada usia ini, mengajak bayi membaca bersama menjadi aktivitas yang menyenangkan bagi bayi. Membacakan cerita dongeng akan memicu perkembangan keterampilan berbahasa Si Buah Hati pada nantinya. Pilihlah buku yang terbuat dari kain atau bahan yang kokoh. Hindari buku yang berbahan kertas karena, selain mudah sobek, berisiko memancing bayi memakan serpihan-serpihan kertasnya.

Kayu atau balok

Ajari bayi bermain balok dengan cara menyusunnya dan kemudian menjatuhkannya. Ajak dia juga untuk menempatkan balok-balok tersebut ke dalam wadah kemudian menumpahkannya kembali. Setelah itu, biarkan bayi memainkan balok-balok tersebut sesuai imajinasinya.

Bola

Bola masih menjadi mainan bayi 6 bulan hingga 1 tahun yang sangat menarik. Ada berbagai macam cara memainkannya bersama bayi Anda. Gelindingkan bola ke arah bayi dan minta dia menggelindingkannya ke mana saja. Jika usia bayi Anda sudah lebih besar, bermain lempar dan tangkap bola dapat menjadi aktivitas yang sangat menghibur.

Boneka

Boneka berbentuk manusia atau hewan dapat menjadi variasi yang menyenangkan. Pastikan boneka yang Anda berikan tidak terdapat tali, benang, atau bagian-bagian kecil yang berisiko tertelan dan membahayakan keamanan bayi. Berikan boneka dengan ukuran yang sesuai tubuh bayi agar mereka nyaman memainkannya. Sebaliknya, hindari memberikan boneka yang terlalu besar karena akan membuat bayi kesulitan dalam bermain.

Kardus bekas

Pada usia ini, bayi senang merangkak dan menjelajah. Latih imajinasi bayi dengan memberinya mainan berbentuk kardus. Buatlah kardus menjadi bentuk terowongan atau benteng. Biarkan bayi menjelajah melalui terowongan atau benteng tersebut. Selain gratis, mainan kardus dapat memberi manfaat edukatif bagi bayi untuk memuaskan naluri menjelajahnya.

Mainan berbentuk

Bayi sangat tertarik dengan bentuk mainan yang bervariatif, misalnya wadah berbentuk bintang atau segitiga, balok dengan lubang berbentuk bulat atau persegi. Bayi akan terpancing untuk mencocokkan dengan cara memasukkan balok-balok berbentuk yang dipegangnya ke lubang yang sesuai.

 

Anda tidak perlu khawatir akan menemui kesulitan dalam menemukan mainan yang tepat karena mainan bayi 6 bulan hingga 1 tahun ini sebenarnya mudah untuk didapatkan di toko mainan bayi mana pun. Makin sering mengunjungi toko mainan bayi, maka Anda akan lebih banyak menemui pilihan. Cobalah variasikan mainan-mainan yang bersifat edukatif agar dia bisa tumbuh menjadi anak yang cerdas.

Our Brands