9 Kiat Agar Anak Terhindar dari Modus Penculikan

9 Kiat Agar Anak Terhindar dari Modus Penculikan

9 Kiat Agar Anak Terhindar dari Modus Penculikan

Kasus penculikan anak masih marak terjadi. Baik lewat modus yang terjadi di dunia maya (media sosial), telepon atau SMS nyasar, maupun kejadian penculikan yang terjadi langsung.

Baru-baru ini kabar modus penculikan yang dilakukan oknum ojek online yang berpura-pura menjemput anak sekolah marak beredar. Tak heran kabar ini membuat resah para orangtua.

Terlebih mereka yang masih memiliki anak balita yang sudah bersekolah.

 

Sebagai orangtua, Anda tentu harus selalu memastikan keamanan anak-anak selama di rumah maupun di luar rumah. Sebab kasus penculikan juga bisa menghampiri anak-anak ketika mereka di rumah tanpa pengawasan orangtua atau hanya ditinggal bersama asisten rumah tangga.

Berikut kiat yang bisa dilakukan untuk menghindari penculikan anak:

1. Ajari menolak ajakan orang tak dikenal

Ada anak yang mudah akrab dengan orang baru dan juga sebaliknya, yang takut atau menghindari berinteraksi dengan orang yang ia tak kenal.

Selalu ingatkan anak untuk tidak meladeni ajakan orang yang tidak dikenal. Terutama jika ada iming-iming yang menarik secara ucapan maupun barang.

Agar anak tahu apa yang harus dilakukan dalam situasi yang mengancam keselamatannya, coba berikan simulasi penculikan. Orangtua mengajari bagaimana anak merespons, berlari, dan berteriak minta tolong pada orang lain saat orang tak dikenal membawanya pergi.

Jangan lupa berikan kata sandi pada anak untuk mengecek orang asing yang mengaku-ngaku suruhan keluarga untuk mengajaknya pergi, misalnya.

Pada anak yang lebih besar juga biasakan dirinya mengingat nomor telepon orangtua, alamat rumah, nama anggota keluarga, dan nomor penting untuk keadaan darurat.

2. Selalu ditemani

Dalam kegiatannya didalam maupun di luar rumah, anak sebaiknya selalu ditemani orang dewasa. Baik itu anggota keluarga maupun pengasuh yang Anda percaya. Tak ada salahnya, meminta bantuan orangtua untuk mendampingi pengasuhnya.

Saat kegiatan di luar rumah, bekali pula alat komunikasi untuk memudahkan Anda memantau keberadaan anak.  Di tempat umum, seperti mal atau pusat perbelanjaan lainnya, jangan pernah biarkan anak-anak kecil menggunakan toilet umum sendiri. Bila memungkinkan titipkan anak kepada orang tua.

Jika tersesat saat berbelanja mereka harus pergi ke penjaga keamanan, bagian informasi, atau kasir.

3. Tak mudah percaya orang baru

Terlepas dari prasangka buruk, tak ada salahnya Anda mewaspadai orang baru di rumah. Begitu pun mereka yang tidak lagi bekerja di rumah. Baik sebagai asisten rumah tangga, supir, tukang kebun.

Sebagai orangtua, Anda harus mengetahui dengan baik latar belakang dan domisili mereka. Sebab tak jarang ada kasus penculikan dimana mereka menjadi kaki tangan para penculik untuk mengintai kondisi rumah dan rutinitas anggota keluarga.

Termasuk jangan pernah membiarkan orang asing masuk ke dalam rumah. Misalnya, pacar asisten rumah tangga atau pengasuh yang datang bermain. Bisa jadi ini digunakan sebagai kesempatan untuk melakukan kejahatan.

4. Hindari memakai barang mahal

Anak sebaiknya tidak perlu mengenakan perhiasan atau membawa barang mahal karena bisa memicu penculikan. Termasuk alat komunikasi yang mencolok saat ia gunakan dalam perjalanan.

5. Ajak anak bercerita kegiatannya

Jalin komunikasi yang baik dengan anak. Meskipun masih balita, anak sudah bisa bercerita tentang hal-hal yang dia alami. Orangtua, jangan malas menelepon anak atau ke rumah untuk menanyakan kabarnya.

Meskipun Anda sedang ada pekerjaan di luar kota dan anak diawasi pengasuh yang Anda percaya atau orangtua, wajib tetap menelepon anak minimal tiga kali sehari.

Bukan cuma untuk menghindari hal tak diinginkan, tapi dengan sering mengobrol Anda dan anak tetap merasa dekat.

6. Jalin komunikasi dengan pihak sekolah

Di sekolah, orangtua harus tahu persis jam belajar sekolah dan dengan siapa anak berangkat serta pulang sekolah.  Sekolah juga perlu memastikan anak dijemput orang yang memang ditugasi orangtua. Agar lebih aman, orangtua bisa menggunakan antar-jemput yang disiapkan sekolah.

Pihak sekolah harus bersikap tegas dan bertanggung jawab terhadap anak didiknya selama berada di sekolah.  Termasuk memerhatikan orang yang biasa mengantar jemput anak-anak.

Jika ada penjemput yang baru, sebaiknya pihak sekolah atau guru terlebih dulu mengontak orangtua anak yang bersangkutan.

7. Pergi-pulang berkelompok

Untuk anak yang lebih besar usianya dan sudah bisa pergi-pulang sekolah dengan angkutan umum, selalu ingatkan untuk berkelompok.

Dengan demikian, ketika ada salah satu anak yang hilang bisa terdeteksi secara dini. Jika ada seseorang yang memaksa anak untuk ikut, anak harus mencari tempat persinggahan yang aman seperti rumah penduduk atau kantor polisi.

Pelajari  kebiasaan dan tempat anak-anak bermain, mencari tahu tentang teman-teman mereka dan keluarga dari teman-teman mereka, rumah, dan nomor telponnya terutama sebelum mereka pergi untuk bermain.

Katakan pada anak agar tidak melewati jalan-jalan yang sepi yang rawan tindak kejahatan dan kecelakaan, juga jalan yang padat lalu lintas dan proyek pembangunan.

8. Lapor polisi

Orangtua harus berani melaporkan kepada polisi jika ada penculikan meskipun ada ancaman. Namun, sebaiknya laporan itu dilakukan secara diam-diam.

Publikasi berlebihan terhadap kasus penculikan yang pelakunya belum tertangkap justru bisa mencelakakan korban.

Peran serta masyarakat sangat dibutuhkan dalam rangka ikut mengamati dan mengawasi lingkungan. Masyarakat sebaiknya bersedia menjadi tempat singgah bagi anak-anak yang merasa terancam diikuti orang.

9. Ajari anak teknik dasar beladiri

Hal tersebut bisa berguna bagi anak-anak yang berada dalam situasi terancam. Bekali anak dengan teknik dasar keterampilan bela diri agar bisa melepaskan diri dengan segera dari sekapan penculik.

sumber: nova.grid.id

 

Post sebelumnya Post setelahnya

Our Brands