News

6 TRIK TOILET TRAINING

6 TRIK TOILET TRAINING

6 TRIK TOILET TRAINING

 

Transisi dari popok ke toilet memang milestone besar buat balita. Juga merupakan perubahan psikologis yang signifikan pada balita, menandai kemerdekaan baru dan pergeseran hubungan dengan Anda, bundanya. Tak seperti milestonelainnya, toilet training membutuhkan bimbingan yang intens, waktu dan kesabaran. Tapi Anda dan balita pasti bisa!
  1. Pastikan balita siap. Umumnya balita bisa diajaktoilet training setelah otot-ototnya mulai dapat mengontrol kandung kemih pada usia di atas 18 bulan. juga ditandai dengan kesiapan emosi, fisik dan psikologis di usia sekitar 2-3 tahun. Tanda-tandanya antara lain, dapat duduk tegak, bisa kering dalam 2-3 jam, dapat membuka-memakai celana, bisa memahami intruksi sederhana dan sudah bisa mengatakan keinginannya.
  2. Biasakan kegiatan kamar mandi. Mulai kenalkan dan biasakan ia pipis dan buang air besar (BAB) di pispot atau potty chair. Biarkan ia memilih agar ia suka menggunakannya.  Perlihatkan ketika Anda membuang dan mem-flush kotorannya dari popok di kloset. Ajak ia ketika Anda menggunakan toilet supaya ia makin paham perlunya toilet. Ceritakan secara sederhana cara pipis dan bab serta proses memakai pispot atau toilet, jelaskan tentang alat kelamin dan fungsinya, bacakan cerita atau dongeng tentang pispot, dan belikan ia celana dalam seperti layaknya anak sudah besar.
  3. Atur jadwal. Mengatur asupan cairan dan makanan ke tubuh balita diperlukan untuk mengatur interval ke kamar mandi. Amati jadwal siklus pipis dan buang air besarnya, misalnya ia biasa pup sekitar jam 9 pagi dan pipis 1 jam sekali. Siklus pipis dan bab ini memudahkan Anda mengajaknya menyalurkan dorongan bak dan bab di tempat dan waktu yang tepat.
  4. Konsisten. Pastikan pula pengasuh anak mampu secara konsisten melaksanakan pelatihan yang Anda terapkan sehingga tidak terjadi kebingungan. Beri informasi lengkap dan detil mengenai kebiasaan dan jadwal pipis dan balita. Konsisten membimbing balita akan membuatkan cepat paham dan maik trampil memakai toilet.
  5. Pakai cara seru. Lambungkan kreativitas Anda untuk mengajak balita melakukan toilet training agar lebih seru. Anda dapat memasang obat khusus yang tidak berbahaya untuk membuat air di kloset menjadi biru, memasang papan target untuk balita menempel stiker tanda berhasil memakai pispot/toilet dengan benar. Atau menempatkan boneka favorit sebagai teman ketika pipis atau pup, dan cara lainnya. Agar ia gebira dan selalu bersemangat melakukan toilet training.
  6. Beri pujian. Rayakan bila ia berhasil melakukan pipis dan pup dengan benar. Hadiahi dengan pujian. Jadikan hal toilet training sesuatu yang penting dan terbaik dalam hidupnya. Kalaupun terjadi ‘kecelakaan’ hindari untuk menhukumnya, katakan saja Anda tidak suka. Wajah marah dan kecewa Anda, hanya akan membuatnya takut dan malah lebih sering tidak mau mengatakan bahwa ia ingin pipis atau pup.  (me)

Sumber: www.ayahbunda.co.id

6 TRIK TOILET TRAINING

6 TRIK TOILET TRAINING

6 TRIK TOILET TRAINING

 

Transisi dari popok ke toilet memang milestone besar buat balita. Juga merupakan perubahan psikologis yang signifikan pada balita, menandai kemerdekaan baru dan pergeseran hubungan dengan Anda, bundanya. Tak seperti milestonelainnya, toilet training membutuhkan bimbingan yang intens, waktu dan kesabaran. Tapi Anda dan balita pasti bisa!
  1. Pastikan balita siap. Umumnya balita bisa diajaktoilet training setelah otot-ototnya mulai dapat mengontrol kandung kemih pada usia di atas 18 bulan. juga ditandai dengan kesiapan emosi, fisik dan psikologis di usia sekitar 2-3 tahun. Tanda-tandanya antara lain, dapat duduk tegak, bisa kering dalam 2-3 jam, dapat membuka-memakai celana, bisa memahami intruksi sederhana dan sudah bisa mengatakan keinginannya.
  2. Biasakan kegiatan kamar mandi. Mulai kenalkan dan biasakan ia pipis dan buang air besar (BAB) di pispot atau potty chair. Biarkan ia memilih agar ia suka menggunakannya.  Perlihatkan ketika Anda membuang dan mem-flush kotorannya dari popok di kloset. Ajak ia ketika Anda menggunakan toilet supaya ia makin paham perlunya toilet. Ceritakan secara sederhana cara pipis dan bab serta proses memakai pispot atau toilet, jelaskan tentang alat kelamin dan fungsinya, bacakan cerita atau dongeng tentang pispot, dan belikan ia celana dalam seperti layaknya anak sudah besar.
  3. Atur jadwal. Mengatur asupan cairan dan makanan ke tubuh balita diperlukan untuk mengatur interval ke kamar mandi. Amati jadwal siklus pipis dan buang air besarnya, misalnya ia biasa pup sekitar jam 9 pagi dan pipis 1 jam sekali. Siklus pipis dan bab ini memudahkan Anda mengajaknya menyalurkan dorongan bak dan bab di tempat dan waktu yang tepat.
  4. Konsisten. Pastikan pula pengasuh anak mampu secara konsisten melaksanakan pelatihan yang Anda terapkan sehingga tidak terjadi kebingungan. Beri informasi lengkap dan detil mengenai kebiasaan dan jadwal pipis dan balita. Konsisten membimbing balita akan membuatkan cepat paham dan maik trampil memakai toilet.
  5. Pakai cara seru. Lambungkan kreativitas Anda untuk mengajak balita melakukan toilet training agar lebih seru. Anda dapat memasang obat khusus yang tidak berbahaya untuk membuat air di kloset menjadi biru, memasang papan target untuk balita menempel stiker tanda berhasil memakai pispot/toilet dengan benar. Atau menempatkan boneka favorit sebagai teman ketika pipis atau pup, dan cara lainnya. Agar ia gebira dan selalu bersemangat melakukan toilet training.
  6. Beri pujian. Rayakan bila ia berhasil melakukan pipis dan pup dengan benar. Hadiahi dengan pujian. Jadikan hal toilet training sesuatu yang penting dan terbaik dalam hidupnya. Kalaupun terjadi ‘kecelakaan’ hindari untuk menhukumnya, katakan saja Anda tidak suka. Wajah marah dan kecewa Anda, hanya akan membuatnya takut dan malah lebih sering tidak mau mengatakan bahwa ia ingin pipis atau pup.  (me)

Sumber: www.ayahbunda.co.id

Bagaimana Cara Mendeteksi Alergi Makanan Pada Anak?

Bagaimana Cara Mendeteksi Alergi Makanan Pada Anak?

Bagaimana Cara Mendeteksi Alergi Makanan Pada Anak?

Apakah anak Anda mempunyai alergi terhadap makanan? Mengetahui apakah anak mempunyai alergi atau tidak terhadap makanan mungkin merupakan sesuatu yang tidak mudah tetapi juga tidak sulit. Saat anak mempunyai alergi terhadap makanan, ia akan menunjukkan reaksi alergi. Reaksi ini harus Anda kenali sejak dini agar Anda bisa mengantisipasinya kelak. Alergi makanan pada anak pun tidak bisa langsung diketahui karena perlu beberapa waktu bagi tubuh anak untuk memunculkan reaksi alergi.

Apa itu alergi makanan?

Alergi adalah reaksi imun terhadap senyawa dari lingkungan luar tubuh, seperti dari makanan, yang disebut sebagai alergen. Alergi makanan terjadi saat sistem kekebalan tubuh anak menjadi bingung terhadap suatu zat yang terkandung dalam makanan. Saat makanan yang menyebabkan alergi dimakan oleh anak, zat dalam makanan tersebut dapat memicu reaksi dari tubuh karena tubuh menyangka zat tersebut sebagai bahaya. Sistem kekebalan tubuh anak kemudian akan membentuk antibodi untuk melawan alergen dari makanan tersebut.

Saat anak memakan makanan tersebut di lain waktu, maka tubuh akan melepaskan senyawa yang disebut dengan histamin untuk melindungi tubuh dari bahaya. Pelepasan senyawa ini dapat menyebabkan timbulnya gejala, seperti pilek, bersin, gatal, dan batuk. Gejala ini bisa muncul dalam bentuk ringan atau lebih berat.

Sejak usia berapa alergi makanan pada anak bisa dideteksi?

Mengetahui alergi pada anak mungkin butuh waktu. Anak bisa langsung menunjukkan reaksi saat pertama kali makan atau membutuhkan waktu untuk memunculkan reaksi alergi terhadap makanan. Setiap anak yang alergi dengan makanan atau dengan hal lain mempunyai batas yang harus dicapai sebelum alergi dapat menyebabkan reaksi. Biasanya tubuh anak membutuhkan waktu beberapa bulan untuk bisa mengembangkan alergi.

Alergi makanan bisa mulai muncul saat anak masih bayi dan di awal-awal masa anak. Biasanya hal ini disebabkan oleh sejumlah kecil bahan makanan. Anak yang mempunyai alergi makanan biasanya adalah yang mempunyai keturunan alergi dari keluarganya. Bayi yang pernah mengalami eksim biasanya berisiko untuk mempunyai alergi makanan. Semakin parah bayi mengalami eksim di awal kehidupannya, semakin besar kemungkinan bayi mempunyai alergi makanan.

Bagaimana saya tahu jika anak saya mempunyai alergi makanan?

Beberapa alergi makanan bisa dengan mudah dikenali segera setelah beberapa menit atau beberapa jam anak Anda kontak dengan makanan. Jika anak mempunyai alergi makanan, setelah anak makan makanan tertentu pertama kali atau kedua kalinya, anak akan menunjukkan reaksi seperti:

  • Pada kulit: gatal-gatal, eksim, kemerahan, bengkak pada wajah, bibir, lidah, dan mulut
  • Pada saluran pencernaan: sakit perutmualmuntah, atau diare
  • Pada saluran pernapasan: pilek, hidung tersumbat, bersin, batuk, mengi, atau sesak napas
  • Pada sistem kardiovaskular: hilang kesadaran atau pingsan

Reaksi alergi makanan dapat memengaruhi salah satu dari empat bagian di atas. Reaksi ini muncul berbeda-beda antar anak, bisa ringan atau berat, juga bisa melibatkan salah satu dari bagian tubuh di atas atau melibatkan banyak bagian tubuh. Reaksi yang sangat serius disebut sebagai anafilaksis yang bisa mengancam jiwa anak. Oleh karena itu, jika anak memunculkan salah satu dari reaksi alergi di atas, sebaiknya segera bawa anak Anda ke dokter untuk diperiksa lebih lanjut.

Anda perlu membedakan antara alergi makanan dengan intoleransi makanan. Intoleransi makanan tidak menyangkut sistem kekebalan tubuh, biasanya hal ini disebabkan oleh  ketidakmampuan anak dalam mencerna zat tertentu dalam makanan (seperti laktosa). Selain itu, intoleransi laktosa biasanya menunjukkan gejala, seperti gangguan pencernaan, perut bergas, mencret, sakit kepala, dan bersendawa.

Beri makan bayi secara bertahap

Jika anak mempunyai keturunan alergi, sebaiknya sejak anak masih bayi Anda mulai memperkenalkan makanan kepadanya secara bertahap. Cara ini dilakukan untuk mengetahui reaksi dari masing-masing makanan, sehingga memudahkan Anda dalam mengenali reaksi alergi anak terhadap makanan baru.

Setiap kali Anda memberikan makanan baru, pastikan Anda tunggu 3-5 hari sebelum Anda memberikan makanan baru lainnya kepada anak. Pada saat ini, perhatikan apakah anak memunculkan reaksi alergi terhadap makanan. Jika tidak memunculkan reaksi, Anda bisa meneruskan pemberiannya. Jangan menghilangkan makanan lain yang bisa bayi terima.

Jenis makanan atau urutan makanan yang diperkenalkan kepada anak tidak masalah jika diberikan secara acak, yang terpenting Anda memberikan makanan satu per satu, terutama makanan yang sering memunculkan reaksi alergi.

Terdapat 8 makanan yang paling sering menyebabkan alergi, yaitu:

  • Susu sapi
  • Telur
  • Kacang
  • Kacang kedelai
  • Gandum
  • Kacang pohon (seperti kacang kenari dan kacang mete)
  • Ikan
  • Kerang, udang, kepiting dan makanan laut lainnya yang bercangkang

Beberapa ahli menyarankan agar Anda menunggu sampai bayi berusia agak besar (setidaknya 3 tahun) untuk dapat menawarkan bayi makanan seperti di atas, terutama kacang.

 

sumber: hellosehat.com

15 Cara Meningkatkan Kecerdasan Anak

15 Cara Meningkatkan Kecerdasan Anak

15 Cara Meningkatkan Kecerdasan Anak

Memiliki anak yang kreatif dan cerdas adala impian semua orang tua. Membangun kecerdasan anak, sepenuhnya adalah kewajiban Anda sebagai orang tua. Oleh karena itu, Anda harus mempelajari hal-hal yang dapat Anda lakukan untuk meningkatkan kemampuan berpikir anak.

Seperti dilansir dari ivillage, Rabu (17/7/2012), berikut 15 hal yang dapat Anda lakukan untuk membantu meningkatkan kecerdasan intelektual anak, antara lain:

1. Sediakan sarapan sehat setiap pagi

Menurut penelitian yang dilakukan di Ulm University, Jerman, pelajar yang mengawali hari dengan sarapan pagi setiap harinya, memiliki memori yang tajam dan lebih waspada dibandingkan dengan pelajar lain yang melewatkan sarapan pagi.

Sebuah studi dari Inggris juga menemukan bahwa sarapan yang kaya karbohidrat kompleks membantu anak-anak mempertahankan kinerja mental, khususnya mempengaruhi perhatian dan memori.

Berikan sarapan sehat seperti buah, sereal gandum, susu rendah lemak dan makanan kaya protein seperti kacang-kacangan dan telur agar anak mendapatkan sumber utama bahan bakar yang dibutuhkan otak.

2. Berikan beberapa pertanyaan untuk memancing ide anak

Tanyakan kepada anak beberapa pertanyaan, seperti bagaimana harinya di sekolah, atau dimana liburan terbaik menurutnya. Hal ini akan mendorong anak Anda untuk memikirkan ide-ide baru yang dapat membantu menciptakan hubungan saraf baru di otak.

3. Bangun suasana keluarga yang hangat

Penelitian menunjukkan bahwa suasana emosional yang hangat dan stabil sangat penting untuk perkembangan fungsi kognitif dan ketrampilan anak. Sebaliknya, anak-anak dengan orang tua yang keras memiliki risiko yang lebih besar terhadap masalah ketrampilan.

4. Memprioritaskan jam tidur anak

Jika anak Anda tidak memiliki waktu yang cukup untuk tidur, dirinya mungkin akan kehilangan kemampuan otak yang berharga.

Tidur mempengaruhi setiap aspek fungsi kognitif anak, termasuk perhatian, memori, pemecahan masalah dan pengambilan keputusan.

Penelitian telah menunjukkan bahwa anak-anak yang tidak mendapatkan cukup tidur lebih mungkin untuk berperilaku buruk di sekolah dan kesulitan memusatkan perhatian pada pelajaran.

Tetapkan waktu tidur yang konsisten dan waktu bangun untuk anak Anda, matikan TV, komputer atau perangkat lain dua jam sebelum anak berangkat tidur.

5. Penuhi asupan asam lemak omega-3 pada anak

Asam lemak omega-3 bermanfaat bagi otak dengan mengaktifkan area otak yang berpotensi mendorong peningkatan perhatian, memori dan aspek kognitif lainnya.

Berikan suplemen minyak ikan dan beberapa makanan lain yang diperkaya oleh asam lemak omega-3 dan DHA.

6. Ajak anak berolahraga

Aktivitas fisik yang teratur bermanfaat terhadap kesehatan secara keseluruhan dan juga fungsi otak.

Sebuah penelitian terbaru di Medical College of Georgia di Augusta menemukan bahwa ketika anak-anak yang kelebihan berat badan pada usia 7 sampai 11 dan berolahraga selama 20 atau 40 menit sehari, mengalami perbaikan fungsi kognitif otak setelah 13 minggu.

Hal tersebut terjadi karena gerak mengaktifkan daerah penting di otak yang mempengaruhi daya pikir anak. Ajak anak untuk melakukan olahraga pilihannya atau ajaklah anak bersepeda secara rutin.

7. Kenalkan permainan edukatif pada anak

Permainan seperti teka-teki membutuhkan ketrampilan, strategi dan memori otak untuk menyelesaikannya. Bermain permainan yang edukatif dapat membantu otak anak Anda menjalin hubungan saraf baru.

8. Batasi waktu anak menonton TV

Terlalu banyak waktu yang dihabiskan untuk menonton TV dan bermain video game telah dikaitkan dengan peningkatan risiko kelebihan berat badan, makan makanan tidak sehat dan hal lainnya yang berhubungan dengan masalah kesehatan.

Beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa siswa yang menghabiskan lebih banyak waktu menonton TV selama minggu, tidak dapat menunjukkan kemampuan terbaiknya di sekolah.

American Academy of Pediatrics merekomendasikan untuk membatasi waktu menonton TV maksimal dua jam per hari.

9. Sediakan camilan sehat untuk anak

Makanan ringan dapat memberikan tambahan asupan pada otak, tetapi tergantung pada konten gizinya.

Para peneliti di University of Southern California Institute for Prevention Research menemukan bahwa kemampuan fungsi kognitif anak berhubungan negatif dengan asupan makanan ringan yang tinggi kalori dan berhubungan positif dengan asupan buah dan sayuran.

Anak-anak yang kurang makan tidak memiliki nutrisi yang tepat untuk perkembangan otak, sehingga penuhi kebutuhan makanan anak dengan emnyediakan makanan ringan yang sehat.

10. Ajak anak berlatih memainkan alat musik

Peneliti dari Perancis menyatakan bahwa pelatihan musik selama 6 bulan saja dapat mempengaruhi kemampuan kognitif anak.

Kemampuan membaca anak meningkat dan anak menjadi mudah menangkap arah pembicaraan orang lain. Pelatihan musik juga mendorong pengembangan saraf yang tercermin dalam pola tertentu dari gelombang otak.

11. Berikan asupan vitamin melalui buah dan sayuran

Buah dan sayuran yang sarat akan kandungan vitamin dan mineral dapat meningkatkan kesehatan phytochemical. Buah dan sayuran juga kaya antioksidan, yang melawan radikal bebas dan melindungi perkembangan otaknya.

Dalam studi di University of Southampton di Inggris menemukan bahwa anak yang mengonsumsi sayuran dan buah-buahan memiliki skor IQ lebih tinggi baik secara keseluruhan maupun verbal.

12. Bantu anak mengatasi stres

Stres pada anak dapat mengganggu fungsi otaknya. Dalam sebuah penelitian terhadap anak-anak usia 9 sampai 12 tahun, para peneliti di University of Malaga di Spanyol menemukan bahwa anak yang merasa stres memiliki hasil ujian yang melibatkan kecepatan memori dan perhatian yang lebih buruk daripada anak-anak yang tidak stres.

Jika anak Anda cemas tentang suatu hal, ajak anak berkomunikasi dan selesaikan masalah yang dialamai anak bersama. Ajak anak melakukan hal-hal yang menyenangkan agar terhindar dari stres.

13. Kurangi kebisingan

Penelitian yang dilakukan di University of London menemukan bahwa anak-anak yang tinggal di lingkungan yang bising akan kesulitan dalam memahami buku yang dibacanya.

Sementara itu, peneliti dari Kyoto University di Jepang menemukan bahwa anak-anak yang secara konsisten terkena kebisingan memiliki nilai yang lebih rendah pada tes memori.

Jika lingkungan rumah Anda rentan dengan kebisingan eksternal, lakukan langkah-langkah seperti memasang jendela ganda, tirai yang berat dan alat peredam kebisingan.

14. Biarkan anak Anda mengakrabkan diri dengan alam

Menghabiskan waktu di luar rumah dapat meningkatkan fungsi otak anak Anda, terutama perhatian, konsentrasi, kontrol impuls dan memori.

Alam tampaknya meremajakan otak dengan memberikan kesempatan pada mental otot untuk beristirahat.

Biarkan anak bermain-main di alam setidaknya selama 20 menit sehari. Anak dapat menghabiskan waktu di alam dengan membaca buku di taman, bersepeda di jalanan yang ditumbuhi pepohonan, dan bermain sepak bola.

15. Rapikan rumah Anda

Keadaan rumah yang berantakan dan tidak teratur mengarah pada pikiran yang kacau. Penelitian menunjukkan bahwa keadaan rumah yang berantakan dapat mempengaruhi fungsi intelektual anak.

Anak-anak yang berkembang dalam lingkungan yang rapi dan terstruktur, memiliki daya pikir yang lebih cemerlang dan fokus.

sumber: health.detik.com

HADAPI BALITA AKTIF DAN TAK MAU DIAM

HADAPI BALITA AKTIF DAN TAK MAU DIAM

HADAPI BALITA AKTIF DAN TAK MAU DIAM

Menurut Dr. Marilyn Heins, MD, dokter anak dan penulis buku “Parent Tips” dari Amerika Serikat, perilaku aktif anak-anak 2-3 tahun yang tak mau diam ini, normal. Rentang perhatian anak usia ini pendek. Namun bila ia menjadi terlalu aktif, bisa jadi karena pola asuh orangtua yang berlebihan memberikan perhatian dan stimulasi.

Di lain pihak, ibu dan ayah jarang membiarkan balita mengerjakan sesuatu dan memecahkan masalah sendiri. Menurut Heins, orangtua jenis ini termasuk tipe overparenting. Apa yang perlu orangtua lakukan?
1. Lakukan kegiatan yang seru setiap hari bersamanya dan pikirkan kegiatan kreatif. Jangan-jangan balita tidak mau diam karena ia bosan dengan kegiatan yang itu-itu saja. Ajak anak berlari di halaman, menari, mengikuti tingkah tokoh Tiger di televisi yang senang melompat-lompat.
2. Izinkan balita membantu pekerjaan rumah tangga. Tidak apa-apa bila ia merebut sapu si Mbak, menyapu lantai atau sibuk mengelap meja bisa membuatnya tenang.
3. Perhatikan mainan yang dapat membuat anak duduk tenang dan fokus. Apakah ia senang memakaikan baju boneka, menyisir rambut boneka dan sebagainya.
4. Melihat balita tampak sangat aktif, Anda bisa mengatakan, “Sayang..., coba diam sebentar Nak.”
5. Jika anak memang tak mau diam, biarkan saja. Yang penting awasi dia agar tidak menyentuh barang-barang berbahaya, misal barang pecah belah, stop kontak dan lain lain.
6. Waktu Main, Waktu Istirahat. Kenalkan balita kegiatan menyalurkan energi dan waktu untuk beristirahat. Jenuh bermain di dalam rumah, lakukan kegiatan outdoor: bersepeda, main ayunan, perosotan dan sepak bola. Saat bermain tetap memperhatikan aturan keamanan.
7. Temukan kegiatan yang anak sukai dan bisa membuatnya lelah.
Balita suka memanjat kursi, biarkan ia naik-turun kursi dengan pengawasan Anda dan pastikan kursinya kuat dinaiki anak.
Ajak anak berenang, ke playground atau main bola sekali seminggu.
Menyediakan sarana bermain outdoor seperti kolam renang plastik, kotak berisi pasir, mainan yang bisa ditumpuk seperti balok-balok bola dan sebagainya.

Jika anak suka anak anjing, beri dia anjing yang energik seperti Golden.

sumber: www.ayahbunda.co.id

9 Manfaat Bermain Bagi Anak

9 Manfaat Bermain Bagi Anak

9 Manfaat Bermain Bagi Anak

Sudahkah Anda mengajak si kecil bermain hari ini? Sebagai orangtua, mungkin Anda berpikir si kecil tak boleh terlalu banyak main karena aktivitas itu belum tentu ada gunanya.

Jangan terjebak dengan anggapan di atas. Justru dengan metode bermain anak bisa belajar banyak hal.

Berikut ini 9 manfaat bermain bagi anak menurut buku 'Games Therapy untuk Kecerdasan Bayi dan Balita' yang ditulis oleh Psikolog Effiana Yuriastien dan kawan-kawan:

1. Memahami diri sendiri dan mengembangkan harga diri
Ketika bermain, anak akan menentukan pilihan-pilihan. Mereka harus memilih apa yang akan dimainkan. Anak juga memilih di mana dan dengan siapa mereka bermain.

Semua pilihan itu akan membantu terbentuknya gambaran tentang diri mereka dan membuatnya merasa mampu mengendalikan diri. Permainan memotong kertas, mengatur letak atau mewarnai misalnya dapat dilakukan dalam beragam bentuk. Tidak ada batasan yang harus diikuti.

Identitas dan kepercayaan diri dapat berkembang tanpa rasa ketakutan akan kalah atau gagal. Pada saat anak menjadi semakin dewasa dan identitasnya telah terbentuk dengan lebih baik, mereka akan semakin mampu menghadapi tantangan permainan yang terstruktur, bertujuan dan lebih dibatasi oleh aturan-aturan.

2. Menemukan apa yang dapat mereka lakukan dan mengembangkan kepercayaan diri.
Permainan mendorong berkembangnya keterampilan, fisik, sosial dan intelektual. Misalnya perkembangan keterampilan sosial dapat terlihat dari cara anak mendekati dan bersama dengan orang lain, berkompromi serta bernegosiasi.

Apabila anak mengalami kegagalan saat melakukan suatu permainan, hal itu akan membantu mereka menghadapi kegagalan dalam arti sebenarnya dan mengelolanya pada saat mereka benar-benar harus bertanggungjawab.

3. Melatih mental anak
Ketika bermain, anak berimajinasi dan mengeluarkan ide-ide yang tersimpan di dalam dirinya. Anak mengekspresikan pengetahuan yang dia miliki sekaligus mendapatkan pengetahuan baru.

Orangtua akan dapat semakin mengenal anak dengan mengamati saat bermain. Bahkan, lewat permainan (terutama bermain pura-pura) orangtua juga dapat menemukan kesan-kesan dan harapan anak terhadap orangtua serta keluarganya.

4. Meningkatkan daya kreativitas dan membebaskan anak dari stres
Kreativitas anak akan berkembang melalui permainan. Ide-ide yang orisinil akan keluar dari pikiran mereka, walaupun kadang terasa abstrak untuk orangtua.

Bermain juga dapat membantu anak untuk lepas dari stres kehidupan sehari-hari. Stres pada anak biasanya disebabkan oleh rutinitas harian yang membosankan.

5. Mengembangkan pola sosialisasi dan emosi anak
Dalam permainan kelompok, anak belajar tentang sosialisasi. Anak mempelajari nilai keberhasilan pribadi ketika berhasil memasuki suatu kelompok. Ketika anak memainkan peran 'baik' dan 'jahat', hal ini membuat mereka kaya akan pengalaman emosi. Anak akan memahami perasaan yang terkait dari ketakutan dan penolakan dari situasi yang dia hadapi.

6. Melatih motorik dan mengasah daya analisa anak
Melalui permainan, anak dapat belajar banyak gal. Di antaranya melatih kemampuan menyeimbangkan antara motorik halus dan kasar. Hal ini sangat memengaruhi perkembangan psikologisnya.

Permainan akan memberi kesempatan anak untuk belajar menghadapi situasi kehidupan pribadi sekaligus memecahkan masalah. Anak-anak akan berusaha menganalisa dan memahami persoalan yang terdapat dalam setiap permainan.

7. Penyaluran bagi kebutuhan dan keinginan anak
Kebutuhan dan keinginan yang tidak dapat dipenuhi dengan cara lain, seringkali dapat dipenuhi dengan bermain. Anak yang tidak mampu mencapai peran pemimpin dalam kehidupan nyata, mungkin akan memperlohen pemenuhan keinginan itu dengan menjadi pemimpin tentara saat bermain.

8. Standar moral
Walaupun anak belajar di rumah dan sekolah tentang apa yang dianggap baik dan buruk oleh kelompok, tidak ada pemaksaan standar moral selain dalam kelompok bermain.

9. Mengembangkan otak kanan anak
Bermain memiliki aspek-aspek yang menyenangkan dan membuka kesempatan untuk menguji kemampuan dirinya berhadapan dengan teman sebaya serta mengembangkan perasaan realistis akan dirinya. Dengan begitu, bermain memberi kesempatan pada anak untuk mengembangkan otak kanan, kemampuan yang mungkin kurang terasah baik di sekolah maupun di rumah.

Catatan: Berikanlah pujian kepada anak dengan menggunakan kalimat yang positif dan mampu menjadi penyemangatnya dalam melakukan sesuatu dengan lebih baik lagi. Contoh, saat anak diminta mengambil spidol warna merah, awali dengan kata 'tolong'. Jika anak berhasil mengambilnya, berikan pujian dan ucapkan terimakasih.

Demikian juga ketika ia tidak berhasil menemukannya, ucapkanlah kalimat positif yang tidak mematahkan semangatnya. Tetap ucapkan terimakasih atas hasil jerih payahnya. Misalnya saja, "Makasih ya adik sudah mencarikan spidolnya. Spidolnya ada di dekat buku gambar adik."

Sumber : wolipop.detik.com

Ini Caranya Memahami Isyarat Bayi Baru Lahir

Ini Caranya Memahami Isyarat Bayi Baru Lahir

Ini Caranya Memahami Isyarat Bayi Baru Lahir

Tangisan bayi memang satu-satunya cara yang bisa dilakukan bayi untuk berkomunikasi. Tak perlu merasa risih dengan tangisan bayi. Justru tangisan dan gerak-gerik bayi yang lain dapat membantu Mama untuk bisa berkomunikasi dengan bayi dan dapat meningkatkan ikatan batin antara Mama dan si kecil. Ada beberapa cara yang perlu Mama ketahui untuk memahami isyarat bayi baru lahir.

Tangisan bayi memang memiliki banyak isyarat seperti perut lapar, popok yang basah, lelah hingga merasa sakit. Jika menangis dengan nada rendah dan pendek biasanya bayi merasa lapar. Sementara jika merasa tidak nyaman bayi akan menangis dengan kencang dan terus menerus. Selain menangis, bayi juga punya banyak cara untuk memperkuat ikatan antara Mama dan si kecil.

Bayi baru lahir ternyata dapat membedakan suara manusia dan suara lainnya. Mama bisa melihat bagaimana ekspresi muka dan gerakan tubuhnya ketika mendengar suara Mama. Biasanya saat menangis dan mendengar suara Mama, bayi akan mencoba mencari suara tersebut dan menatap Mama dari kejauhan. Makan dari itu, saat bayi menangis coba dekatkan wajah Mama dan bayi agar bayi bisa melihat ekspresi Mama yang bisa menenangkannya. Bahkan di bulan pertama, si kecil bisa memberikan senyum kepada Mama!

Lalu, apa yang perlu Mama lakukan untuk bisa memahami isyarat bayi? Cobalah untuk sering memegang dan bersentuhan dengan si kecil. Saat mencoba untuk ngobrol dengan bayi, Mama bisa memandang dan menyentuhnya dengan halus. Cara ini akan membantu bayi cepat belajar dengan dunia sekitar dan mempertajam indera mereka. Sering ngobrol dengan bayi memang dianjurkan untuk meningkatkan hubungan dengan bayi.

Mama juga tak perlu khawatir jika bayi terus menangis tanpa alasan yang jelas. Memang membutuhkan waktu untuk memahami isyarat bayi baru lahir. Ada banyak alasan yang mungkin tidak Mama pahami seperti terlalu banyak energi sehingga susah tidur dan alasan-alasan lain. Kondisi ini tentu umum terjadi karena bayi baru lahir membutuhkan waktu untuk beradaptasi dengan dunia luar rahim. Apapun kondisinya, pastikan Mama ada di dekatnya untuk membantu menenangkan bayi.

Sumber : http://nakita.grid.id

MELATIH BAYI DUDUK

MELATIH BAYI DUDUK

MELATIH BAYI DUDUK

Keterampilan duduk yang baik tentu membutuhkan latihan. Bila Anda merasa bayi sudah siap duduk, mulailah untuk melatihnya.  Begini caranya:

Melatih keseimbangan tubuhnya. Keseimbangan diperlukan agar bayi bisa duduk sempurna. Anda bisa mengawalinya dengan cara membaringkan bayi, lalu tarik perlahan kedua tangannya, sampai ia duduk. Anda juga bisa membiasakan bayi dengan cara mendudukannya di pangkuan, dengan sedikit menopang punggungnya yang belum kuat. Biarkan ia merasakan keseimbangannya. Atau coba cara lain:  dudukkan bayi di pojok ruangan –atau pojok sofa–  selama beberapa detik. 
 
Mempelajari fungsi  tangan mungilnya. Setelah bayi terbiasa, tinggalkan pojok sofa! Jangan sampai ia merasa itu satu-satunya tempat duduk di dunia. Dudukkan bayi Anda tanpa dukungan. Arahkan tangan mungilnya agar condong ke depan untuk membantu ia menopang tubuh dengan menggunakan salah satu atau kedua tangannya. Awasi si kecil jangan sampai terguling. Jika perlu sediakan bantal di sekelilingnya.

Merangsang menggunakan kedua tangannya saat duduk agar ia belajar duduk sempurna. Hindari untuk terlalu berambisi si kecil harus segera bisa. Awalnya mungkin ia hanya akan menggunakan satu tangannya untuk merespon stimuli Anda. Lakukan terus sampai bayi Anda bisa duduk sempurna tanpa bantuan kedua tangan.

Memperbaiki posisi duduknya. Setelah ia bisa duduk tanpa bantuan tangan, latih bayi Anda agar ia bisa duduk dengan punggung dan kepala tegak. Latih pula untuk menggerakkan kedua tangannya dengan bebas.

Tak perlu panik, hanya perlu waspada:

  • Secara umum bayi bisa mengangkat dan menahan kepala pada usia 3-4 bulan. Bila ia belum mampu mengangkat kepalanya dengan tegak saat usia 6 bulan, segera periksakan ke ahli karena ada kemungkinan bayi Anda mengalami gangguan pada otot rangka.
  • Bila anak belum  mampu menjaga keseimbangan pada usia …. bulan. Penyebabnya beragam, tapi gangguan pada indra pengatur keseimbangan atau organ Vestibular pada teliga harus mendapat perhatian pertama. Periksakan kesehatan telinga bayi Anda.
  • Bila Anda memiliki riwayat kesehatan yang berhubungan dengan Distrofi Otot atau Sindrom Marfan, perlu memeriksakan kesehatan bayi Anda secara teratur untuk mendeteksi gejala kelainan pada otot rangka atau jaringan ikat sesegera mungkin. (me)

sumber: www.ayahbunda.co.id

Perawatan Gigi Anak

Perawatan Gigi Anak

Perawatan Gigi Anak

Kapan anak harus dibawa ke dokter gigi untuk pertama kali? Sebaiknya bawalah anak ke dokter gigi ketika gigi pertama mulai terlihat. Sebenarnya, calon gigi sudah mulai tumbuh di dalam gusi sejak ia masih belum dilahirkan. Namun, gigi pertama baru terlihat pada usia 6 bulan. Pada beberapa anak, gigi dapat muncul lebih awal yaitu usia 4 bulan atau malah terlambat. Bila hingga berumur 1 tahun belum ada gigi yang terlihat, tetaplah bawa anak ke dokter gigi untuk memeriksakannya. Saat gigi pertama muncul inilah, perawatan gigi anak harus segera dimulai.

Sebelum gigi pertama muncul, bersihkan gusi sekali atau dua kali sehari. Caranya adalah menggunakan kain lap bayi yang bersih, lingkarkan ke jari telunjuk lalu usapkan pada gusi. Membersihkan gusi akan mencegah bakteri terkumpul di situ. Lalu setelah gigi pertama muncul, mulailah membersihkan gigi dengan sikat gigi. Walaupun gigi susu akan lepas dan digantikan gigi permanen, gigi susu memegang peranan pada perkembangan wajah dan mulut. Kebiasaan mengunyah yang baik berpengaruh pada cara makan yang baik, dan kesehatan gigi berpengaruh pada kesehatan tubuh secara keseluruhan. Untuk itulah perawatan gigi anak diperlukan sejak awal.

Menghindari penumpukan gula

Karies adalah kerusakan gigi yang terjadi karena gula menempel pada gigi, yang kemudian akan membentuk asam perusak enamel gigi. Untuk mencegah karies, hindari penumpukan gula pada gigi. Susu mengandung gula, begitu pula permen dan makanan manis lainnya. Untuk anak yang masih harus tidur sambil mengulum botol susu, sebaiknya ganti susu dengan air putih selama tidur. Dan juga jangan mencelupkan empeng ke dalam madu atau air gula untuk dikulum ketika tidur. Perlahan-lahan, kebiasaan tidur ditemani empeng dan botol susu ini harus dikurangi, sehingga anak terbiasa tidur tanpa bantuan seperti itu.

Pemeriksaan gigi secara teratur

Perawatan gigi anak sehari-hari harus dibarengi dengan pemeriksaan gigi anak secara teratur. Perhatikan apakah pada gigi anak muncul plak berwarna coklat atau hitam, dan bawalah anak ke dokter gigi bila Anda menemukan hal ini. Bila tidak ada masalah pada gigi, bawa anak Anda ke dokter gigi minimal 1 tahun sekali untuk pengecekan rutin.

Dokter Amr Moursi, New York University, memberikan tips sederhana untuk perawatan gigi anak. Berikut ini adalah saran-sarannya :

Hindari transfer bakteri dari orang tua

Banyak kerusakan gigi anak yang diakibatkan karena transfer bakteri dari orang tua yang memiliki karies. Untuk menghindarinya, hindari penggunaan mug dan peralatan makan yang sama ketika makan. Jangan menjilat atau mengulum dot anak untuk membersihkannya.

Orang tua juga harus memiliki kebiasaan merawat gigi yang baik. Selain untuk menghindari transfer bakteri penyebab karies, anak cenderung mencontoh kelakuan dan kebiasaan orang tuanya.

Menyikat gigi secara teratur

Sikat gigi anak 2 kali sehari, pagi dan malam sebelum tidur. Gunakan sedikit pasta gigi, kira-kira sebesar kacang polong untuk anak balita. Sebelum anak berusia 2 tahun, hindari pasta gigi yang mengandung fluoride karena takut tertelan. Sebagai gantinya, gunakanlah pasta gigi khusus untuk anak-anak.

Jadwal makan yang teratur

Dengan jadwal menyikat gigi yang teratur, aturlah juga jadwal makan, yaitu 3 kali makan utama dan 2 kali cemilan di antara ketiga makan utama tersebut. Dengan jadwal ini, anak tidak makan lagi setelah sikat gigi malam dan tidur dalam kondisi gigi bersih.

sumber: id.theasianparent.com

Anak-Anak Juga Bisa Menjadi Vegetarian

Anak-Anak Juga Bisa Menjadi Vegetarian

Anak-Anak Juga Bisa Menjadi Vegetarian

Pola makan vegetarian yang sudah tidak asing lagi diterapkan oleh orang dewasa, kini mulai diaplikasikan para orang tua kepada anak-anaknya. Yang kemudian dipertanyakan, apakah pola makan vegetarian dapat mendukung kebutuhan anak.

Nyatanya, tidak semua pola makan vegetarian benar-benar menghindari produk hewani. Untuk anak, jenis vegetarian mana yang diterapkan menjadi sangat penting. Sebab dengan makin ketatnya aturan vegetarian yang diterapkan, maka makin sulit pula upaya memenuhi kebutuhan nutrisi yang cukup.

Untuk kategori lacto-ovo vegetarian, meski menghindari daging, mereka tetap mengonsumsi telur, susu, dan produk olahan susu. Sementara itu, lacto vegetarian memperbolehkan susu dan produk olahan susu, namun menghindari telur dan daging. Vegan merupakan kategori vegetarian total yang sama sekali tidak menyertakan makanan yang berasal dari hewani, termasuk susu dan telur.

Memperhatikan Asupan Nutrisi yang Sesuai

Sebagai penyedia utama makanan bagi anak-anak mereka, orang tua vegetarian sering kali menyuguhkan jenis yang sama kepada anak-anaknya. Yang perlu dicatat adalah kemungkinan kekurangan gizi jauh lebih besar menimpa anak-anak dibandingkan orang dewasa karena kebutuhan nutrisi mereka yang lebih tinggi.

  • Bayi

Sumber utama nutrisi dan protein untuk bayi adalah air susu ibu (ASI) atau susu formula pada enam bulan pertama. Susu formula berbahan dasar kedelai dapat digunakan untuk bayi dengan pola makan vegan. Namun yang perlu diperhatikan adalah bayi vegan perlu diberikan sumber vitamin B12, terutama jika asupan makan ibunya tidak mengandung vitamin tersebut. Selain itu, bayi juga perlu mendapatkan suplemen vitamin D jika susu formula yang diminum kurang dari satu liter.

Pemberian makanan padat pada bayi vegetarian adalah ketika menginjak usia enam bulan, sama dengan pola makan umum. Setelah bayi mulai diperkenalkan kepada makanan padat, maka dapat diberikan makanan kaya protein untuk vegetarian, seperti bubur tahu, keju, yoghurt baik dari susu sapi atau kedelai, dan bubur dari berbagai jenis kacang-kacangan.

  • Batita (bawah tiga tahun)

Pada usia ini, tidak jarang orang tua menghadapi kesulitan dalam memberikan porsi makan yang cukup. Setelah anak-anak ini tidak lagi memperoleh ASI atau susu formula, mereka menjadi rentan untuk kekurangan nutrisi. Pada usia satu tahun, anak dengan pola makan vegan berisiko mengalami kekurangan asupan vitamin dan mineral, terutama vitamin D, vitamin B12, zat besi, kalsium, dan seng (zinc).

Terutama pada kategori vegan, sangat penting untuk memastikan anak-anak mendapat porsi protein dan zat besi dari sayuran atau kacang. Namun jangan berikan kacang utuh untuk anak di bawah usia lima tahun karena adanya risiko tersedak. Potong atau tumbuk halus kacang sebelum disajikan.

Batita terkenal sangat pemilih terhadap makanan apa yang akan masuk ke dalam mulut mereka. Risikonya, asupan kalori dan nutrisi batita dengan pola makan vegetarian tidak terpenuhi. Orang tua dapat menyajikan makanan padat nutrisi dan sereal yang telah difortifikasi. Suplemen vitamin juga sangat disarankan untuk anak yang kemungkinan tidak mendapat nutrisi yang mencukupi.

  • Anak Praremaja dan Remaja

Jika dilakukan dengan benar, pola makan tanpa daging dapat bermanfaat positif untuk anak praremaja dan remaja. Lacto-ovo vegetarian yang tetap mengonsumsi telur dan produk susu merupakan pilihan yang sangat baik. Tapi pola makan vegetarian yang lebih ketat dikhawatirkan dapat membuat anak dan remaja kekurangan zat gizi yang dibutuhkan, seperti zat besi, seng, kalsium, vitamin D, dan vitamin B12.

Orang tua juga harus waspada jika anak atau remajanya tiba-tiba mengurangi asupan kalori atau menghindari segala jenis lemak dan karbohidrat. Bisa jadi merupakan tanda-tanda gangguan pola makan yang coba disembunyikan dengan alasan vegetarian.

Meski dengan menjadi vegetarian dapat bermanfaat bagi kesehatan, tetap upayakan untuk memperluas pengetahuan anak dan remaja Anda mengenai pola makan ini. Anda bisa minimal satu kali dalam satu minggu untuk makan bersama agar mereka memahami lebih dalam mengenai asupan nutrisi vegetarian yang tepat.

Menghindari Risiko Kekurangan Gizi pada Anak

Pola makan vegetarian yang terencana dengan baik dapat memenuhi nutrisi untuk anak. Namun yang perlu diwaspadai adalah risiko yang dapat terjadi jika kebutuhan nutrisi anak tidak mencukupi. Beberapa penyakit yang dikaitkan dengan kekurangan gizi akibat pola makan vegetarian, antara lain defisiensi vitamin C, rakitis akibat defisiensi vitamin D dalam jangka panjang, dan kwashiorkor atau busung lapar.

Penting bagi orang tua untuk mendapatkan informasi dari sumber terpercaya, seperti dokter spesialis anak dan ahli gizi terhadap pilihan makanan vegetarian mereka. Yang tidak kalah penting adalah tetap memeriksakan kondisi kesehatan dengan sistem perawatan medis yang sesuai untuk anak dan remaja.

Sebagai orang tua, Anda harus memastikan bahwa anak Anda mendapat semua nutrisi yang dibutuhkan. Berikan makanan utama dalam porsi yang lebih kecil, namun lebih sering. Lengkapi dengan dua kali camilan tiap hari. Pastikan mereka mendapat asupan dari berbagai jenis makanan.

Perhatikan asupan kalsium, vitamin B12, dan vitamin D anak agar cukup. Asupan vitamin tambahan direkomendasikan untuk semua anak yang berusia enam bulan hingga lima tahun.

Meski tidak mustahil untuk mencukupi nutrisi anak melalui pola makan vegetarian, namun orang tua tetap harus berhati-hati dan tetap berkonsultasi dengan dokter spesialis anak atau ahli nutrisi secara teratur jika ingin menerapkan dengan aman.

sumber : alodokter.com

Our Brands