News

Menyusun Menu Buka Puasa Sehat untuk Sekeluarga

Menyusun Menu Buka Puasa Sehat untuk Sekeluarga

Menyusun Menu Buka Puasa Sehat untuk Sekeluarga

Memasuki bulan Ramadan, apakah Anda sudah memikirkan rencana menu buka puasa sehat apa yang akan dimasak untuk anggota keluarga Anda satu bulan ke depan? Memang, terkadang tidak mudah untuk menentukan menu yang cocok untuk seluruh anggota keluarga karena masing-masing tentunya memiliki seleranya sendiri.

Jangan khawatir, sebenarnya untuk menyiapkan menu buka puasa tidak jauh berbeda dengan merencanakan masakan apa yang akan dibuat setiap harinya. Yang jelas, pastikan makanan yang Anda sajikan bergizi seimbang sehingga bisa mengganti energi yang hilang setelah berpuasa. Lantas, apa saja menu buka puasa sehat untuk seluruh keluarga?

Pilihan menu buka puasa sehat sekaligus lezat untuk Anda dan keluarga

1. Sup sayuran

sup sayuran

Sup sayuran adalah satu dari berbagai menu makan yang banyak digemari semua kalangan. Beragam macam sayur di dalamnya, mulai dari wortel, kentang, daun bawang, tomat, hingga kol, semua bercampur menjadi satu.

Menu yang satu ini tentunya bisa menjadi pilihan yang baik untuk disajikan sebagai menu berbuka puasa. Pasalnya, kandungan bermacam-macam sayuran di dalamnya bisa menjaga kebutuhan serat seluruh anggota keluarga, terutama bagi anak-anak.

Tidak hanya itu, sup sayuran tentunya memiliki banyak kandungan air yang bisa menambah kebutuhan cairan setelah berpuasa. Anda juga bisa menambahkan potongan daging ayam sebagai sumber protein hewani yang baik untuk menyumbang energi usai berpuasa.

2. Spaghetti

Spaghetti termasuk salah satu sumber karbohidrat sehingga cocok dijadikan menu buka puasa sehat bagi keluarga Anda untuk menambah energi yang terkuras seharian. Jika ingin lebih sehat, Anda bisa membuat spaghetti dengan saus tomat merah dibandingkan memakai saus pasta karbonara.

Bukan tidak boleh, hanya saja jumlah kalori, natrium, dan lemak jenuh yang ada di dalam saus pasta karbonara cukup tinggi. Selain itu, Anda bisa menambahkan nutrisi baik dari paprika dan brokoli untuk pelengkapnya. Paprika dan tomat sebagai bahan dasar pembuat saus, kaya akan folat, vitamin A, dan vitamin C. Sementara brokoli berperan sebagai sumber serat, magnesium, folat, protein, vitamin A, vitamin C, dan vitamin E.

Sumber protein juga bisa Anda penuhi dengan menambahkan potongan bakso, ayam, atau aneka seafood. Tentunya, ini akan menjadi salah satu menu buka puasa sehat dengan nutrisi yang lengkap.

3. Telur dadar gulung

Untuk menu buka puasa, telur dadar gulung bisa menjadi menu sehat dan praktis bagi seluruh anggota keluarga, mulai dari anak-anak sampai lanjut usia. Pasalnya, telur merupakan sumber protein tinggi yang dilengkapi dengan sejumlah nutrisi baik seperti vitamin A, vitamin B, vitamin D, vitamin K, kalsium, zinc, fosfor, serta lemak sehat.

Anda bisa mengkreasikan olahan telur dadar gulung bikinan Anda dengan irisan kecil wortel, tomat, dan daun bawang agar kebutuhan vitamin dan serat anggota keluarga tetap tercukupi.

Bahkan akan lebih menarik dan sehat bila Anda berikan irisan jamur yang kaya akan vitamin B, vitamin D; serta sejumlah mineral meliputi fosfor, kalium, besi, dan selenium. Yang tentunya akan mengganti kebutuhan vitamin dan mineral yang hilang saat berpuasa.

4. Kolak pisang dan labu

kolak

Jika Anda berencana membuat takjil yang sehat dan bergizi untuk keluarga, coba buat olahan dari buah-buahan segar yang kaya serat. Salah satu pilihan yang lezat dan sehat yakni kolak pisang dengan labu.

Labu kaya akan kandungan beta-karoten yang berguna untuk memproduksi vitamin A, manfaatnya baik untuk kesehatan mata sekaligus membantu tubuh melawan infeksi. Sebab, vitamin A berperan penting untuk memperkuat lapisan usus dan menjaga dari serangan infeksi. Tidak hanya itu, labu juga menyimpan banyak vitamin dan mineral yang diperlukan oleh tubuh.

Begitu pula dengan pisang, kandungan tinggi kalium bisa membantu menjaga kesehatan jantung. Dilengkapi dengan vitamin B, vitamin C, kalium, serat, dan karbohidrat yang tentunya berfungsi untuk mengganti nutrisi dan energi tubuh yang hilang saat puasa.

Bila ingin sajian Anda lebih sehat, coba ganti kuah santan dengan yogurt tawar (plain) dan susu rendah lemak (skim). Pasalnya, setiap yogurt dan susu skim yang Anda konsumsi bisa menyumbang vitamin B12, kalsium, fosfor, protein, dan karbohidrat, yang tidak kalah bermanfaat untuk menambah energi setelah berpuasa.

 

sumber : hellosehat.com

6 Trik Jitu Membuat Anak Semangat untuk Puasa

6 Trik Jitu Membuat Anak Semangat untuk Puasa

6 Trik Jitu Membuat Anak Semangat untuk Puasa

Jika Anda sebagai orang dewasa sudah terbiasa dengan puasa, lain halnya dengan anak-anak. Bagi anak-anak bisa jadi puasa adalah sebuah tantangan tersendiri untuk mereka. Maklum, menahan rasa lapar dan haus apalagi jika melihat makanan favorit, membuat anak-anak tidak tahan berpuasa. Lantas, bagaimana membuat anak tetap semangat untuk berpuasa? Ini dia tips jitu agar puasa anak tetap lancar sampai waktu berbuka.

Bagaimana cara membuat puasa anak tetap lancar?

Mengenalkan puasa pada anak itu sah-sah saja, kok. Puasa mengajarkan anak agar memiliki pola hidup yang disiplin, sabar, mau berbagi, serta mengendalikan diri. Orangtua boleh mulai mengenalkan puasa pada buah hatinya pada usia empat atau lima tahun.

Pengenalan puasa bagi si kecil sebaiknya dilakukan secara bertahap. Sesuaikan dengan daya tahan tubuh dan kemampuan masing-masing anak. Latih anak untuk makan sahur bersama dan berpuasa selama beberapa jam, misalnya 2 jam selama beberapa hari.

Semakin dewasa usia anak, tambahkan rentang waktu berpuasanya, misalnya ditambah 2 jam lagi, begitu seterusnya sampai puasa penuh hingga waktu berbuka. Berikut beberapa tips jitu yang mudah Anda coba untuk membantu puasa anak tetap semangat.

1. Beri tahu anak tujuan puasa

Puasa adalah kegiatan yang baik, namun Anda harus benar-benar beritahu anak manfaat puasa yang sebenarnya. Selain memperkuat keimanan dan mendapatkan pahala, puasa juga bisa menyehatkan tubuh dan belajar berbagi dengan sesama.

Jadi, ketika Anda menunjukkan manfaat dan tujuan puasa pada anak, ia akan lebih termotivasi. Selain itu, anak pun belajar menghargai apa pun yang ia miliki. Agar puasa anak tetap semangat, jangan pernah membebani anak dengan puasa. Buatlah puasa seolah-olah adalah hal yang menyenangkan.

2. Lakukan secara bertahap

Mengajarkan dan mengajak anak untuk berpuasa pertama kali bukanlah hal mudah. Kesabaran sangat diperlukan dalam mengajarkan anak berpuasa. Selain itu, lakukan secara bertahap terlebih lagi jika anak masih sangat kecil. Anda bisa mulai membiasakan anak berpuasa setengah hari terlebih dahulu, kemudian naik ke tahap selanjutnya hingga anak bisa berpuasa sehari penuh.

3. Isi dengan kegiatan menyenangkan

Buatlah puasa menjadi sesuatu yang spesial, jadi anak akan merasa bahwa puasa adalah hal yang menyenangkan dan istimewa. Namun, jangan terlalu berlebihan. Hal ini bertujuan agar anak bersemangat dalam berpuasa. Misalnya, mengisi waktu dengan menemani anak membaca beberapa buku cerita atau mengajaknya membeli takjil sambil ngabuburit. Ini adalah trik jitu agar puasa anak tetap lancar sampai waktu berbuka.

4. Buatlah menu dan suasana sahur yang menyenangkan

Agar anak semangat berpuasa, ciptakan menu dan suasana sahur yang menyenangkan. Ajari anak makan sahur pelan-pelan sebab mereka belum terbiasa dengan pola makan sahur yang merenggut waktu tidur dan makan di tengah malam dalam kondisi belum lapar.

Agar anak lebih mudah makan sahur, masaklah menu sahur kesukan si kecil dan hidangkan semenarik mungkin. Tidak ada salahnya Anda menanyakan langsung kepada anak, menu apa yang ingin dimakan sehingga menambah semangat sahurnya.

Untuk menu sahur, sebaiknya mengandung semua zat gizi seimbang sesuai kebutuhan anak. Pilih sumber karbohidrat dengan memiliki indeks glikemik rendah, seperti nasi merah, kentang, atau spagheti sehingga bisa memperlama rasa kenyang. Jangan lupa sertakan buah dan sayur yang juga tinggi serat.

5. Buat menu buka puasa yang menarik

Untuk berbuka puasa, sebaiknya sajikan makanan atau minuman yang manis agar energi anak lebih cepat kembali. Hindari langsung mengonsumsi makanan berat seperti nasi,  jangan juga konsumsi makanan yang berbumbu terlalu tajam seperti terlalu asam atau pedas.

Berikan makanan dengan suhu yang sesuai (tidak terlalu panas dan dingin). Makanan buka puasa pun wajib mengandung zat gizi seimbang yang dibutuhkan oleh tubuh sesuai umur dan jenis kelamin anak.

6. Beri pujian

Jangan memarahi anak jika ia belum mampu berpuasa sehari penuh. Sebaliknya, beri dukungan dan pujilah ia supaya anak merasa termotivasi untuk berpuasa di esok hari. Pasalnya, puasa merupakan tantangan baru untuk anak karena harus menghentikan makan dan minum selama beberapa saat. Oh ya, asalkan tidak berlebihan, Anda boleh memberikan hadiah jika anak bisa puasa penuh selama sebulan.

 

sumber : hellosehat.com

6 Trik Jitu Membuat Anak Semangat untuk Puasa

6 Trik Jitu Membuat Anak Semangat untuk Puasa

6 Trik Jitu Membuat Anak Semangat untuk Puasa

Jika Anda sebagai orang dewasa sudah terbiasa dengan puasa, lain halnya dengan anak-anak. Bagi anak-anak bisa jadi puasa adalah sebuah tantangan tersendiri untuk mereka. Maklum, menahan rasa lapar dan haus apalagi jika melihat makanan favorit, membuat anak-anak tidak tahan berpuasa. Lantas, bagaimana membuat anak tetap semangat untuk berpuasa? Ini dia tips jitu agar puasa anak tetap lancar sampai waktu berbuka.

Bagaimana cara membuat puasa anak tetap lancar?

Mengenalkan puasa pada anak itu sah-sah saja, kok. Puasa mengajarkan anak agar memiliki pola hidup yang disiplin, sabar, mau berbagi, serta mengendalikan diri. Orangtua boleh mulai mengenalkan puasa pada buah hatinya pada usia empat atau lima tahun.

Pengenalan puasa bagi si kecil sebaiknya dilakukan secara bertahap. Sesuaikan dengan daya tahan tubuh dan kemampuan masing-masing anak. Latih anak untuk makan sahur bersama dan berpuasa selama beberapa jam, misalnya 2 jam selama beberapa hari.

Semakin dewasa usia anak, tambahkan rentang waktu berpuasanya, misalnya ditambah 2 jam lagi, begitu seterusnya sampai puasa penuh hingga waktu berbuka. Berikut beberapa tips jitu yang mudah Anda coba untuk membantu puasa anak tetap semangat.

1. Beri tahu anak tujuan puasa

Puasa adalah kegiatan yang baik, namun Anda harus benar-benar beritahu anak manfaat puasa yang sebenarnya. Selain memperkuat keimanan dan mendapatkan pahala, puasa juga bisa menyehatkan tubuh dan belajar berbagi dengan sesama.

Jadi, ketika Anda menunjukkan manfaat dan tujuan puasa pada anak, ia akan lebih termotivasi. Selain itu, anak pun belajar menghargai apa pun yang ia miliki. Agar puasa anak tetap semangat, jangan pernah membebani anak dengan puasa. Buatlah puasa seolah-olah adalah hal yang menyenangkan.

2. Lakukan secara bertahap

Mengajarkan dan mengajak anak untuk berpuasa pertama kali bukanlah hal mudah. Kesabaran sangat diperlukan dalam mengajarkan anak berpuasa. Selain itu, lakukan secara bertahap terlebih lagi jika anak masih sangat kecil. Anda bisa mulai membiasakan anak berpuasa setengah hari terlebih dahulu, kemudian naik ke tahap selanjutnya hingga anak bisa berpuasa sehari penuh.

3. Isi dengan kegiatan menyenangkan

Buatlah puasa menjadi sesuatu yang spesial, jadi anak akan merasa bahwa puasa adalah hal yang menyenangkan dan istimewa. Namun, jangan terlalu berlebihan. Hal ini bertujuan agar anak bersemangat dalam berpuasa. Misalnya, mengisi waktu dengan menemani anak membaca beberapa buku cerita atau mengajaknya membeli takjil sambil ngabuburit. Ini adalah trik jitu agar puasa anak tetap lancar sampai waktu berbuka.

4. Buatlah menu dan suasana sahur yang menyenangkan

Agar anak semangat berpuasa, ciptakan menu dan suasana sahur yang menyenangkan. Ajari anak makan sahur pelan-pelan sebab mereka belum terbiasa dengan pola makan sahur yang merenggut waktu tidur dan makan di tengah malam dalam kondisi belum lapar.

Agar anak lebih mudah makan sahur, masaklah menu sahur kesukan si kecil dan hidangkan semenarik mungkin. Tidak ada salahnya Anda menanyakan langsung kepada anak, menu apa yang ingin dimakan sehingga menambah semangat sahurnya.

Untuk menu sahur, sebaiknya mengandung semua zat gizi seimbang sesuai kebutuhan anak. Pilih sumber karbohidrat dengan memiliki indeks glikemik rendah, seperti nasi merah, kentang, atau spagheti sehingga bisa memperlama rasa kenyang. Jangan lupa sertakan buah dan sayur yang juga tinggi serat.

5. Buat menu buka puasa yang menarik

Untuk berbuka puasa, sebaiknya sajikan makanan atau minuman yang manis agar energi anak lebih cepat kembali. Hindari langsung mengonsumsi makanan berat seperti nasi,  jangan juga konsumsi makanan yang berbumbu terlalu tajam seperti terlalu asam atau pedas.

Berikan makanan dengan suhu yang sesuai (tidak terlalu panas dan dingin). Makanan buka puasa pun wajib mengandung zat gizi seimbang yang dibutuhkan oleh tubuh sesuai umur dan jenis kelamin anak.

6. Beri pujian

Jangan memarahi anak jika ia belum mampu berpuasa sehari penuh. Sebaliknya, beri dukungan dan pujilah ia supaya anak merasa termotivasi untuk berpuasa di esok hari. Pasalnya, puasa merupakan tantangan baru untuk anak karena harus menghentikan makan dan minum selama beberapa saat. Oh ya, asalkan tidak berlebihan, Anda boleh memberikan hadiah jika anak bisa puasa penuh selama sebulan.

 

sumber : hellosehat.com

Panduan Tepat Mencuci Baju Bayi Supaya Bersih, Tidak Cepat Rusak, dan Aman Bagi Kulitnya

Panduan Tepat Mencuci Baju Bayi Supaya Bersih, Tidak Cepat Rusak, dan Aman Bagi Kulitnya

Cara mencuci baju bayi dengan baju orang dewasa sebenarnya sama, tapi tetap ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Pasalnya, kulit bayi masih sensitif dan rentan iritasi. Jika cara Anda mencuci baju bayi tidak benar dan tidak bersih, kulit mereka bisa timbul ruam dan gatal-gatal. Simak ulasan berikut mengenai cara mencuci baju bayi dan anak supaya bersih, aman, dan tidak cepat rusak.

Cara mencuci baju bayi supaya bersih, tidak cepat rusak, dan aman bagi kulitnya

Menurut Baby Center, jika baju bayi tidak dicuci bersih. maka kulit bayi yang masih sensitif bisa iritasi. Terlebih jika itu adalah baju baru. Meski Anda baru membelinya dan masih terbungkus rapi dengan plastik, ini bukan jaminan baju baru tersebut bersih. Baju baru biasanya masih mengandung sisa-sisa bahan kimia untuk menjaga baju bebas dari jamur dan kerutan selama disimpan di toko. Namun, bahan kimia tersebut bisa menyebabkan ruam pada kulit bayi.

Berikut langkah-langkah cara mencuci baju bayi

1. Memilih deterjen pembersih

Mencuci baju bayi sebenarnya tidak perlu pakai deterjen khusus. Kecuali jika kulit bayi Anda sangat sensitif, maka carilah produk deterjen yang diformulasikan khusus untuk kulit sensitif bayi.

Deterjen apapun yang Anda pakai, sebaiknya hindari menggunakan pelembut, pemutih, dan pewangi pakaian. Biasanya produk tersebut memiliki zat kimia yang dapat membuat kulit bayi iritasi dan alergi. Jangan pula menggunakan deterjen terlalu banyak. Terlalu banyak menuangkan deterjen bukannya akan membuatnya semakin bersih, tapi justru berisiko mengiritasi kulit bayi.

Perhatikan bila bayi mengalami batuk, bengkak pada kelopak mata dan bibir, atau gatal-gatal. Kemungkinan ini disebabkan oleh alergi deterjen. Segera konsultasikan kesehatan bayi pada dokter untuk mendapatkan pengobatan yang tepat.

2. Pisahkan pakaian kotor

Jangan mencampur baju bayi dengan baju orang dewasa dalam satu kali cuci. Anda harus mencucinya secara terpisah.Apalagi bila salah satu anggota keluarga memiliki penyakit kulit yang bisa menular pada bayi.

Saat semua baju kotor bayi dikumpulkan, Anda juga harus memilah kembali berdasarkan tingkat kekotorannya. Baju yang sangat kotor bernoda harus dipisahkan dari baju kotor yang tidak bernoda. Tindakan ini guna mencegah noda baju yang kotor menempel pada baju yang lainnya.

Saat pemisahan, jangan lupa untuk membalik bahan pakaiannya (sisi dalam jadi di luar) untuk mengamankan bagian kancing, pita, atau resleting supaya tidak cepat rusak.

3. Pilihan cara mencuci berdasarkan bahan pakaian

Tidak semua pakaian bayi dapat dicuci dengan mesin cuci. Pakaian yang berbahan tebal, seperti wol, atau sangat halus, seperti sutera, akan cepat rusak jika dimasukkan dalam mesin cuci. Sebaiknya cuci pakai tangan.

Untuk pakaian yang bernoda, rendam terlebih dahulu dalam air hangat selama 10-15 menit untuk meluruhkan noda sekaligus mematikan bakteri atau tungau yang menempel. Mungkin Anda juga perlu menggosoknya beberapa kali supaya noda dan kotoran hilang dari pakaian.

5. Bilas sampai bersih

Setelah selesai dicuci, baik itu dengan tangan atau mesin cuci, bilas baju setidaknya dua kali atau tiga kali dengan air bersih yang berbeda. Ini dilakukan agar sisa deterjen dan kotoran hilang terbawa oleh air. Kemudian, tempatkan pakaian pada pengering dan jemur di tempat yang terkena sinar matahari.

Setelah pakaian kering, Anda boleh langsung menyetrikanya atau cukup dilipat dan disimpan di lemari. Selain baju, pelengkapan bayi lain yang menempel dengan kulitnya juga harus dibersihkan dengan benar, misalnya selimut atau seprai.

 

sumber : hellosehat.com

3 Resep Kolak Sehat Tanpa Santan untuk Berbuka Puasa

3 Resep Kolak Sehat Tanpa Santan untuk Berbuka Puasa


3 Resep Kolak Sehat Tanpa Santan untuk Berbuka Puasa

Istilah “berbuka dengan yang manis” memang sangat disarankan ketika waktu berbuka tiba. Tapi jangan hanya asal manis saja, pastikan juga sehat. Nah, menu yang selalu ada dan merupakan menu wajib untuk berbuka saat bulan Ramadan adalah kolak pisang.

Kolak pisang akan terasa nikmat saat disajikan sebagai menu untuk berbuka puasa karena memiliki cita rasa yang khas dengan perpaduan rasa manis dan gurih. Tidak heran banyak orang menyukai makanan takjil yang satu ini.

Meskipun menjadi menu takjil favorit, nyatanya makanan ini mengandung lemak jahat yang tinggi. Pasalnya, makanan ini berkuah santan dan gula sehingga bisa memicu kenaikan kolesterol dan gula darah. Oleh sebab itu, Anda harus pintar-pintar mengolah menu yang satu ini. 

Resep kolak sehat untuk berbuka puasa

Jika pada umumnya kolak yang dibuat menggunakan bahan santan, kali ini Anda bisa mencoba membuat resep kolak dengan menggunakan bahan yang lebih sehat sebagai pengganti santan. Bahan pengganti santan yang bisa Anda gunakan adalah susu almond, susu kacang mede, dan yogurt.

Anda bisa mendapatkan produk tersebut di pasaran, namun pastikan Anda memilih jenis produk tersebut dengan membaca label kandungan gizinya terlebih dahulu untuk memastikan tidak ada tambahan lemak dan gula di dalamnya. Berikut ini beberapa variasi resep kolak sehat yang bisa Anda coba di rumah untuk berbuka puasa.

1. Kolak pisang yogurt

Bahan yang diperlukan:

Bahan A:

  • 250 gram yogurt plain
  • 50 gram non dairy creamer
  • 50 gram tepung maizena
  • Air es secukupnya

(Semua bahan di-mixer)

Bahan B:

  • 2 buah pisang kepok atau sesuai selera
  • 2 buah nangka matang
  • 1 keping gula aren
  • 2 helai daun pandan
  • 1 buah vanili bubuk
  • Garam secukupnya
  • Air secukupnya

Cara membuat:

  • Masukkan air, gula, dan daun pandan lalu masak sampai mendidih atau gula merah larut.
  • Tambahkan pisang ke dalam panci, kemudian masak sampai pisang empuk dengan api sedang.
  • Sambil terus diaduk, masukan garam, kayu manis ke dalamnya tunggu sampai matang.
  • Setelah matang, angkat dan dinginkan.
  • Lalu sajikan dengan menambahkan saus yogurt di atas kolak.

2. Kolak labu susu almond

Bahan yang diperlukan:

  • 450 gram labu kuning dipotong-potong
  • 200 gram kolang kaling yang sudah dicuci bersih
  • 100 ml air
  • 200 gram gula merah aren 
  • 2 helai daun pandan
  • Bubuk kayu manis secukupnya
  • ½ sdt garam
  • 500 ml susu almond

Cara membuat:

  • Masukkan air, gula, dan daun pandan lalu masak sampai gula merah larut atau mendidih.
  • Tambahkan labu ke dalam panci, kemudian masak sampai labu empuk dengan api sedang.
  • Sambil terus diaduk, masukkan garam, kayu manis, susu almond ke dalamnya tunggu sampai matang.
  • Lalu sajikan ke dalam mangkuk.

3. Bubur sumsum kuah kolak

Bahan yang diperlukan:

  • 100 gram tepung beras
  • 200 gram gula merah aren
  • 2 buah nangka potong kecil-kecil
  • 2 buah pisang kepok dipotong-potong
  • 500 ml susu kacang mede
  • 2 helai daun pandan
  • Bubuk kayu manis secukupnya
  • Garam secukupnya

Cara membuat: 

  • Larutkan tepung beras dalam air putih matang, tambahkan sedikit garam. Lalu masak sampai mendidih. Tuangkan adonan ke dalam mangkuk dan dinginkan.
  • Rebus susu kacang mede ke dalam panci tambahkan sedikit garam, daun pandan, nangka dan gula aren. Aduk sampai mendidih.
  • Masukan pisang kepok, masak sebentar lalu angkat.
  • Siramkan kuah kolak susu almon di atas adonan tepung beras yang sudah didiginkan tersebut.

Sebelum Ramadan Tiba, Siapkan Tubuh Anda untuk Puasa Dengan Dua Nutrisi Ini

Sebelum Ramadan Tiba, Siapkan Tubuh Anda untuk Puasa Dengan Dua Nutrisi Ini

Sebelum Ramadan Tiba, Siapkan Tubuh Anda untuk Puasa Dengan Dua Nutrisi Ini

Bulan Ramadan merupakan bulan yang ditunggu-tunggu oleh para umat Islam. Di bulan ini, umat Islam diwajibkan untuk menjalankan ibadah puasa selama satu bulan. Pada saat menjalankan ibadah puasa, tentu kebiasaan makan Anda menjadi berbeda. Hal ini dapat membuat tubuh harus mengubah sistem metabolismenya dengan cepat. Untuk itu, Anda mungkin perlu mempersiapkan diri sebelum puasa guna memberi waktu bagi tubuh untuk beradaptasi.

Puasa dapat mengubah metabolisme tubuh Anda

Pada saat puasa, Anda hanya dihadapkan pada waktu makan sebanyak dua kali, yaitu pada saat sahur dan buka puasa. Selain waktu tersebut, Anda tidak diperbolehkan untuk makan dan juga minum, kurang lebih selama 13 jam. Kebiasaan makan saat puasa ini tentu berbeda dengan kebiasaan Anda pada saat tidak puasa, di mana Anda bisa bebas makan pada jam berapa saja saat Anda merasa lapar.

Perubahan kebiasaan makan ini tentu dapat mengubah bagaimana tubuh memanfaatkan nutrisi untuk digunakan. Selama puasa, metabolisme dalam tubuh Anda dapat berjalan lebih lambat. Hal ini bisa terjadi karena saat puasa energi yang masuk ke tubuh Anda mungkin terbatas. Hal ini kemudian dapat membuat tubuh kekurangan energi. Untuk mencegah kekurangan energi tersebut, tubuh kemudian akan memperlambat fungsinya, sehingga energi yang dipakai lebih hemat dan cadangan energi tersedia lebih lama.

Mengapa Anda perlu mempersiapkan tubuh sejak sebelum puasa dimulai?

Terjadinya perubahan dalam tubuh tentu dapat memberi dampak pada Anda. Dari yang tadinya Anda bisa makan kapan saja saat Anda merasa lapar, menjadi Anda harus menahan diri Anda ketika lapar. Pada saat pertama kali merasakan puasa, tubuh pun akan memberi sinyal lapar yang lebih kuat kepada Anda karena tubuh belum tahu jika Anda sedang puasa. Anda pun akan merasa lebih lemas saat terjadi kekurangan energi di awal-awal masa puasa.

Kemudian, saat puasa sudah Anda jalankan selama beberapa hari, perasaan lapar Anda mungkin akan menurun dan Anda mungkin tidak merasa sangat lemas seperti kemarin. Hal ini terjadi karena tubuh sudah beradaptasi ke kebiasaan Anda yang sekarang, saat puasa. Tubuh sudah memperlambat metabolismenya.

Sehingga, bisa disimpulkan bahwa tubuh Anda membutuhkan waktu untuk mempersiapkan diri sebelum puasa. Jika Anda sudah mempersiapkan diri Anda sebelum puasa, Anda mungkin tidak akan merasa sangat lapar dan lemas di awal-awal masa puasa Anda.

Bagaimana cara mempersiapkan fisik menjelang bulan puasa?

Anda bisa mempersiapkan diri sebelum puasa dengan mengubah kebiasaan makan Anda menjadi lebih sehat dan lebih teratur. Dengan begitu, tubuh Anda pun nantinya akan terbiasa dengan jeda waktu antar makan saat puasa yang lebih lama. Beberapa makanan bergizi, penting untuk Anda konsumsi sebelum puasa agar tubuh Anda dalam kondisi sehat saat memasuki bulan puasa.

Beberapa nutrisi penting yang harus Anda penuhi adalah karbohidrat, lemak sehat, dan protein. Tak ketinggalan, vitamin dan mineral penting, seperti vitamin C dan zinc juga Anda butuhkan untuk mempersiapkan tubuh sebelum puasa.

Vitamin C dan zinc merupakan kombinasi vitamin dan mineral penting untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Sehingga, Anda tidak sakit sebelum dan selama menjalankan ibadah puasa. Vitamin C berfungsi untuk membantu melindungi sel-sel dalam tubuh agar tetap sehat. Selain itu, vitamin C juga bertindak sebagai antioksidan yang dapat melindungi sel-sel dari kerusakan akibat radikal bebas.

Sedangkan, mineral zinc terlibat dalam berbagai aspek metabolisme dalam sel, seperti untuk mendukung sistem kekebalan tubuh agar berfungsi dengan baik. Zinc juga berperan dalam pemecahan karbohidrat. Sehingga, pemenuhan kebutuhan zink selama puasa juga dapat membantu mencegah Anda dari rasa lemas karena kekurangan energi (karbohidrat).

Anda bisa mendapatkan sumber vitamin C dan zinc dari berbagai makanan, seperti buah-buahan, sayuran hijau, daging, ayam, kacang-kacangan, susu dan produk susu lainnya. Jika Anda tidak bisa memenuhi kebutuhan vitamin C dan zinc dari makanan, Anda bisa mendapatkannya dari suplemen.

 

sumber: hellosehat.com

3 Jenis Alergi yang Paling Sering Menyerang Bayi (Plus Cara Mengobatinya)

3 Jenis Alergi yang Paling Sering Menyerang Bayi (Plus Cara Mengobatinya)

3 Jenis Alergi yang Paling Sering Menyerang Bayi (Plus Cara Mengobatinya)

Bayi rentan mengalami alergi. Alergi pada bayi bisa disebabkan oleh makanan, debu, atau iritan bahan kimia yang ada di dalam produk perawatan kulit bayi. Tapi kebanyakan orangtua bisa tidak menyadari gejala-gejalanya yang umum, seperti hidung berair, mata merah, nyeri perut, diare atau muntah, hingga rewel. Pada kasus reaksi yang lebih berat, anak bisa menunjukkan gejala lainnya seperti suara mengi (napas berbunyi ngik-ngik), sulit bernafas, tenggorokan dan lidah membengkak, dan penurunan tekanan darah mendadak. Gejala seperti ini dikenal dengan nama syok anafilaktik yang dapat membahayakan nyawa. Lantas, apa saja jenis alergi pada bayi yang paling umum?

Apa saja jenis alergi pada bayi?

1. Eksim

1 dari 10 bayi dilaporkan memiliki eksim. Eksim atau yang dikenal dengan dermatitis atopik merupakan kondisi peradangan kulit yang ditandai kulit yang kemerahan dan terasa gatal. Hal ini biasa muncul pada anak usia 1-5 tahun.

Alergi makanan atau debu dapat menyebabkan eksim, tetapi terkadang pada beberapa anak penyebabnya tidak dapat diketahui. Untuk mengobati eksim dapat dengan cara menghindari anak Anda dari paparan alergen dan mengoleskan salep dan pelembap. Pada kasus ekstrim, anak Anda dianjurkan mengonsumsi obat tertentu yang diresepkan dokter.

2. Dermatitis kontak

Dermatitis kontak adalah jenis alergi pada bayi yang ditandai dengan kulit kemerahan yang muncul segera setelah terpapar dengan suatu iritan atau pemicu alergi. Kulit bayi akan terlihat kering dan tampak bersisik. Konsultasikan dengan doker apabila Anda curiga gejala-gejala ini dialami anak Anda.

Pengobatan terhadap dermatitis kontak tidak jauh berbeda dengan eksim. Cegah anak Anda berada dekat dari alergen pemicu alergi. Anda juga dapat mengoleskan krim steroid yang dijual bebas. Apabila masih berlanjut gatal Anda dapat memberikannya obat antihistamin, seperti cetirizine.

3. Urtikaria kronis

Urtikaria kronis merupakan reaksi alergi pada bayi yang tergolong berat. Urtikaria muncul ditandai dengan ruam kemerahan yang lebar setelah kontak dengan alergen. Tidak seperti alergi kulit yang lain, urtikaria kronis tidak menyebabkan kulit menjadi kering. Gejala lain yang muncul antara lain sulit bernapas atau bengkak pada mulit dan wajah.

Pada kebanyakan kasus, urtikaria kronik dapat hilang dengan sendirinya selama menghindarkan diri dari paparan alergen. Anda dapat mengunjungi dokter untuk konsultasi lebih lanjut dan minta pengobatan berupa antihistamin.

 

sumber : hellosehat.com

Di Usia Berapa Bayi Sudah Boleh Makan Selai Kacang?

Di Usia Berapa Bayi Sudah Boleh Makan Selai Kacang?

Semakin beranjak besar, Anda harus mulai mengenalkan macam-macam jenis makanan untuk anak. Salah satu yang bisa Anda coba kenalkan adalah selai kacang. Rasanya yang gurih manis mungkin menarik perhatian si kecil. Kandungan proteinnya juga cukup tinggi sehingga mengenyangkan perut. Namun, memberikan selai kacang untuk anak kecil tidak boleh sembarangan. Tekstur lengket selai kacang bisa membuat bayi yang belum cukup umur tersedak. Lantas, di usia berapa ortu membolehkan bayi makan selai kacang?

Kapan sebaiknya bayi makan selai kacang?

Dilansir dari Healthline, The American Academy of Allergy, Asthma, and Immunology menyarankan orangtua yang ingin mengenalkan selai kacang untuk mulai memberikannya jika bayi sudah berusia 6-8 bulan.

Namun, pastikan si kecil sudah lebih dulu terbiasa makan makanan padat lainnya sebelum berkenalan dengan selai kacang. Pastikan juga bayi tidak menunjukkan alergi kacang.

Bagaimana cara terbaik untuk mengenalkan selai kacang pada bayi?

Sebelum mulai mengenalkan selai kacang untuk bayi, Anda harus pilah-pilih jenis selainya. Pilih selai kacang yang halus, tidak bergerinjil, apalagi memiliki butiran kacang yang besar-besar. Cek di label produk mengenai keterangan “smooth“.

Butiran kacang yang tercampur dalam selai bisa menyebabkan bayi tersedak karena mereka belum bisa mengunyah dengan baik. Kacang, baik dalam bentuk utuh atau potongan, baru boleh diberikan pada anak di atas usia 4 tahun.

Saat pertama kali memberikan bayi makan selai kacang, sebaiknya mulailah dengan setengah sendok teh selai kacang halus. Atau, Anda bisa encerkan teksturnya sedikit dengan air hangat supaya lebih mudah ditelan bayi.

Alternatifnya, Anda bisa campurkan selai kacang yang sudah diencerkan tersebut pada bubur sereal atau bubur biskuit anak sebagai penambah rasa. Pastikan tekstur bubur benar halus merata sehingga tidak menyebabkan bayi tersedak.

Jika si kecil sudah bisa menggenggam benda padat, Anda bisa sajikan biskuit bayi yang telah dicocol selai kacang encer.

Hati-hati gejala alergi kacang

Menurut Food Allergy Research and Education (FARE), kacang merupakan salah satu dari dari delapan makanan utama yang paling sering menyebabkan alergi makanan. Itu sebabnya banyak orangtua lebih memilih untuk menunda memperkenalkan suatu jenis makanan pemicu alergi, hingga bayi beranjak dewasa.

Padahal, cara tersebut tetap tidak mampu untuk mencegah risiko alergi pada si kecil. Sebaliknya, jika Anda ingin mengurangi kemungkinan risiko alergi makanan, sebaiknya kenalkan ia dengan beberapa jenis makanan baru di awal-awal usianya.

Lalu bagaimana caranya untuk mengetahui apakah buah hati Anda berisiko alergi selai kacang atau tidak? Nah, sebaiknya setelah Anda mengenalkan makanan baru pada si kecil, tunggu sekitar dua sampai tiga hari kemudian bila ingin beralih ke jenis makanan lainnya. Hal ini tidak hanya berlaku untuk selai kacang saja, juga pada setiap makanan baru yang Anda kenalkan pada bayi.

Setiap selesai memberikan si kecil makanan baru, perhatikan apakah ia mengalami reaksi alergi seperti gatal-gatal, kulit kemerahan, atau diare. Jika ini terjadi, sebaiknya hentikan memberikan makanan tersebut untuk sementara waktu, dan segera konsultasikan dengan dokter anak Anda.

?

Semakin beranjak besar, Anda harus mulai mengenalkan macam-macam jenis makanan untuk anak. Salah satu yang bisa Anda coba kenalkan adalah selai kacang. Rasanya yang gurih manis mungkin menarik perhatian si kecil. Kandungan proteinnya juga cukup tinggi sehingga mengenyangkan perut. Namun, memberikan selai kacang untuk anak kecil tidak boleh sembarangan. Tekstur lengket selai kacang bisa membuat bayi yang belum cukup umur tersedak. Lantas, di usia berapa ortu membolehkan bayi makan selai kacang?

Kapan sebaiknya bayi makan selai kacang?

Dilansir dari Healthline, The American Academy of Allergy, Asthma, and Immunology menyarankan orangtua yang ingin mengenalkan selai kacang untuk mulai memberikannya jika bayi sudah berusia 6-8 bulan.

Namun, pastikan si kecil sudah lebih dulu terbiasa makan makanan padat lainnya sebelum berkenalan dengan selai kacang. Pastikan juga bayi tidak menunjukkan alergi kacang.

Bagaimana cara terbaik untuk mengenalkan selai kacang pada bayi?

Sebelum mulai mengenalkan selai kacang untuk bayi, Anda harus pilah-pilih jenis selainya. Pilih selai kacang yang halus, tidak bergerinjil, apalagi memiliki butiran kacang yang besar-besar. Cek di label produk mengenai keterangan “smooth“.

Butiran kacang yang tercampur dalam selai bisa menyebabkan bayi tersedak karena mereka belum bisa mengunyah dengan baik. Kacang, baik dalam bentuk utuh atau potongan, baru boleh diberikan pada anak di atas usia 4 tahun.

Saat pertama kali memberikan bayi makan selai kacang, sebaiknya mulailah dengan setengah sendok teh selai kacang halus. Atau, Anda bisa encerkan teksturnya sedikit dengan air hangat supaya lebih mudah ditelan bayi.

Alternatifnya, Anda bisa campurkan selai kacang yang sudah diencerkan tersebut pada bubur sereal atau bubur biskuit anak sebagai penambah rasa. Pastikan tekstur bubur benar halus merata sehingga tidak menyebabkan bayi tersedak.

Jika si kecil sudah bisa menggenggam benda padat, Anda bisa sajikan biskuit bayi yang telah dicocol selai kacang encer.

Hati-hati gejala alergi kacang

Menurut Food Allergy Research and Education (FARE), kacang merupakan salah satu dari dari delapan makanan utama yang paling sering menyebabkan alergi makanan. Itu sebabnya banyak orangtua lebih memilih untuk menunda memperkenalkan suatu jenis makanan pemicu alergi, hingga bayi beranjak dewasa.

Padahal, cara tersebut tetap tidak mampu untuk mencegah risiko alergi pada si kecil. Sebaliknya, jika Anda ingin mengurangi kemungkinan risiko alergi makanan, sebaiknya kenalkan ia dengan beberapa jenis makanan baru di awal-awal usianya.

Lalu bagaimana caranya untuk mengetahui apakah buah hati Anda berisiko alergi selai kacang atau tidak? Nah, sebaiknya setelah Anda mengenalkan makanan baru pada si kecil, tunggu sekitar dua sampai tiga hari kemudian bila ingin beralih ke jenis makanan lainnya. Hal ini tidak hanya berlaku untuk selai kacang saja, juga pada setiap makanan baru yang Anda kenalkan pada bayi.

Setiap selesai memberikan si kecil makanan baru, perhatikan apakah ia mengalami reaksi alergi seperti gatal-gatal, kulit kemerahan, atau diare. Jika ini terjadi, sebaiknya hentikan memberikan makanan tersebut untuk sementara waktu, dan segera konsultasikan dengan dokter anak Anda.

 

Sumber : hellosehat,com

Kenapa Ibu Harus Melatih Bayi Merangkak Sebelum Bisa Berjalan?

Kenapa Ibu Harus Melatih Bayi Merangkak Sebelum Bisa Berjalan?

Kenapa Ibu Harus Melatih Bayi Merangkak Sebelum Bisa Berjalan?

Merangkak adalah salah satu fase yang umum dilewati oleh setiap bayi di masa perkembangannya. Setelah bayi sudah bisa tengkurap sendiri, selanjutnya ia akan belajar untuk merangkak sebelum akhirnya bisa berjalan. Namun ternyata, tidak sedikit orangtua yang menganggap sepele fase merangkak dan langsung merasa bangga saat si kecil mampu berjalan. Padahal, fase bayi merangkak itu tak kalah penting, lho!

Kenapa melatih bayi merangkak sebelum berjalan itu penting?

Para ahli mengungkapkan bahwa fase bayi merangkak adalah tonggak utama untuk melatih keseimbangan dan perkembangan motorik si kecil. Felice Sklamberg, seorang ahli terapi okupasi pediatrik di New York University’s School of Medicine, mengungkapkan kepada Parenting bahwa fase ini bermanfaat untuk memperkuat anggota tubuh si kecil, terutama untuk pergelangan tangan, siku, dan bahu.

Tidak hanya melatih keseimbangan motorik, fase merangkak nyatanya juga dapat melatih keseimbangan fungsi otak kanan dan kiri si kecil. Bila diperhatikan, bayi merangkak maju dengan menggerakkan lengan kanan dan kaki kiri, kemudian lengan kiri dan kaki kanan secara bergantian. Proses ini disebut dengan pola cross-crawl.

Kombinasi gerakan anggota tubuh bagian kanan dan kiri tersebut menandakan bahwa adanya pertukaran informasi di otak yang berjalan sangat cepat. Hal ini juga berguna bagi si kecil nantinya untuk melakukan aktivitas yang lebih sulit, seperti berjalan, berlari, memindahkan barang dari satu tangan ke tangan lainnya, atau bahkan mencatat sambil mendengarkan guru di kelas.

Kapan sebaiknya ibu mulai mengajarkan bayi merangkak?

Menurut Anne Rowan-Legg, seorang dokter anak di Children’s Hospital of Eastern Ontario di Ottawa, kebanyakan bayi merangkak mulai usia 7 sampai 10 bulan. Ada beberapa tipe merangkak pada bayi, di antaranya:

  • Bayi merangkak dengan tangan dan lututnya
  • Bayi merangkak dengan tangan dan kakinya
  • Bayi merangkak dengan menggunakan perutnya
  • Bayi merangkak dengan cara mengesot

Meski demikian, tidak semua bayi akan mengalami perkembangan yang sama di usia yang sama. Bahkan, ada juga beberapa bayi yang tidak mengalami fase merangkak sama sekali. Ketika bayi tidak bisa merangkak, hal ini dapat disebabkan karena bayi mengalami kelebihan berat badan, malnutrisi, atau keterlambatan perkembangan.

Bagaimana jika bayi saya telanjur bisa berjalan tanpa melewati fase merangkak?

Tidak sedikit bayi yang melewatkan fase merangkak karena mereka tidak memiliki kesempatan untuk melakukannya. Misalnya saja, orangtua terlalu sibuk sehingga tak ada waktu untuk menstimulasi bayi mereka melakukan tummy time atau fase tengkurap. Lalu, apa hubungannya antara fase merangkak dengan fase tengkurap?

Fase tengkurap adalah awal yang baik untuk melatih si kecil menggerakkan otot-otot tubuhnya. Pada saat ini, si kecil mulai belajar untuk menegakkan kepalanya dan melihat benda-benda yang ada di sekitarnya. Ini nantinya akan memungkinan si kecil untuk menggerakkan tangan dan kakinya bergerak maju maupun mundur, kemudian merangkak.

Bagaimana jika bayi telanjur sudah mulai bisa berjalan tanpa merangkak terlebih dahulu? Sebaiknya segera latih si kecil untuk merangkak secara perlahan walau ia sudah mampu berjalan. Caranya, tengkurapkan bayi di atas alas yang bersih, kemudian arahkan si kecil untuk mengikuti mainan favorit yang ada di hadapannya. Ingat, selalu berikan pujian untuk di kecil tiap kali ia berhasil mengikuti instruksi Anda.

Meski demikian, Anda tidak perlu sampai memaksanya hingga si kecil terlihat tidak nyaman. Ingat bahwa kemampuan dan proses tumbuh kembang setiap bayi berbeda-beda. Ada yang cepat dan ada yang lambat. Namun bagaimanapun, merangkak tetap menjadi kunci untuk perkembangan motorik si kecil.

Hati-hati saat mengajarkan bayi merangkak

Fase bayi merangkak adalah tahapan perkembangan yang paling menantang dan emosional bagi para orangtua. Pasalnya, saat inilah bayi sudah mulai bisa bergerak dengan usahanya sendiri. Maka tak heran bila orangtua akan sedikit kewalahan saat si kecil terus bergerak kesana kemari untuk mengeksplor kemampuan tubuhnya. Maka itu, pastikan untuk selalu mengawasi si kecil agar ia tidak terjatuh atau terbentur benda di sekitarnya.

 

sumber : hallosehat.com

Kenapa Ibu Harus Melatih Bayi Merangkak Sebelum Bisa Berjalan?

Kenapa Ibu Harus Melatih Bayi Merangkak Sebelum Bisa Berjalan?

Kenapa Ibu Harus Melatih Bayi Merangkak Sebelum Bisa Berjalan?

Merangkak adalah salah satu fase yang umum dilewati oleh setiap bayi di masa perkembangannya. Setelah bayi sudah bisa tengkurap sendiri, selanjutnya ia akan belajar untuk merangkak sebelum akhirnya bisa berjalan. Namun ternyata, tidak sedikit orangtua yang menganggap sepele fase merangkak dan langsung merasa bangga saat si kecil mampu berjalan. Padahal, fase bayi merangkak itu tak kalah penting, lho!

Kenapa melatih bayi merangkak sebelum berjalan itu penting?

Para ahli mengungkapkan bahwa fase bayi merangkak adalah tonggak utama untuk melatih keseimbangan dan perkembangan motorik si kecil. Felice Sklamberg, seorang ahli terapi okupasi pediatrik di New York University’s School of Medicine, mengungkapkan kepada Parenting bahwa fase ini bermanfaat untuk memperkuat anggota tubuh si kecil, terutama untuk pergelangan tangan, siku, dan bahu.

Tidak hanya melatih keseimbangan motorik, fase merangkak nyatanya juga dapat melatih keseimbangan fungsi otak kanan dan kiri si kecil. Bila diperhatikan, bayi merangkak maju dengan menggerakkan lengan kanan dan kaki kiri, kemudian lengan kiri dan kaki kanan secara bergantian. Proses ini disebut dengan pola cross-crawl.

Kombinasi gerakan anggota tubuh bagian kanan dan kiri tersebut menandakan bahwa adanya pertukaran informasi di otak yang berjalan sangat cepat. Hal ini juga berguna bagi si kecil nantinya untuk melakukan aktivitas yang lebih sulit, seperti berjalan, berlari, memindahkan barang dari satu tangan ke tangan lainnya, atau bahkan mencatat sambil mendengarkan guru di kelas.

Kapan sebaiknya ibu mulai mengajarkan bayi merangkak?

Menurut Anne Rowan-Legg, seorang dokter anak di Children’s Hospital of Eastern Ontario di Ottawa, kebanyakan bayi merangkak mulai usia 7 sampai 10 bulan. Ada beberapa tipe merangkak pada bayi, di antaranya:

  • Bayi merangkak dengan tangan dan lututnya
  • Bayi merangkak dengan tangan dan kakinya
  • Bayi merangkak dengan menggunakan perutnya
  • Bayi merangkak dengan cara mengesot

Meski demikian, tidak semua bayi akan mengalami perkembangan yang sama di usia yang sama. Bahkan, ada juga beberapa bayi yang tidak mengalami fase merangkak sama sekali. Ketika bayi tidak bisa merangkak, hal ini dapat disebabkan karena bayi mengalami kelebihan berat badan, malnutrisi, atau keterlambatan perkembangan.

Bagaimana jika bayi saya telanjur bisa berjalan tanpa melewati fase merangkak?

Tidak sedikit bayi yang melewatkan fase merangkak karena mereka tidak memiliki kesempatan untuk melakukannya. Misalnya saja, orangtua terlalu sibuk sehingga tak ada waktu untuk menstimulasi bayi mereka melakukan tummy time atau fase tengkurap. Lalu, apa hubungannya antara fase merangkak dengan fase tengkurap?

Fase tengkurap adalah awal yang baik untuk melatih si kecil menggerakkan otot-otot tubuhnya. Pada saat ini, si kecil mulai belajar untuk menegakkan kepalanya dan melihat benda-benda yang ada di sekitarnya. Ini nantinya akan memungkinan si kecil untuk menggerakkan tangan dan kakinya bergerak maju maupun mundur, kemudian merangkak.

Bagaimana jika bayi telanjur sudah mulai bisa berjalan tanpa merangkak terlebih dahulu? Sebaiknya segera latih si kecil untuk merangkak secara perlahan walau ia sudah mampu berjalan. Caranya, tengkurapkan bayi di atas alas yang bersih, kemudian arahkan si kecil untuk mengikuti mainan favorit yang ada di hadapannya. Ingat, selalu berikan pujian untuk di kecil tiap kali ia berhasil mengikuti instruksi Anda.

Meski demikian, Anda tidak perlu sampai memaksanya hingga si kecil terlihat tidak nyaman. Ingat bahwa kemampuan dan proses tumbuh kembang setiap bayi berbeda-beda. Ada yang cepat dan ada yang lambat. Namun bagaimanapun, merangkak tetap menjadi kunci untuk perkembangan motorik si kecil.

Hati-hati saat mengajarkan bayi merangkak

Fase bayi merangkak adalah tahapan perkembangan yang paling menantang dan emosional bagi para orangtua. Pasalnya, saat inilah bayi sudah mulai bisa bergerak dengan usahanya sendiri. Maka tak heran bila orangtua akan sedikit kewalahan saat si kecil terus bergerak kesana kemari untuk mengeksplor kemampuan tubuhnya. Maka itu, pastikan untuk selalu mengawasi si kecil agar ia tidak terjatuh atau terbentur benda di sekitarnya.

 

sumber : hallosehat.com

Our Brands