Mungkinkah Bayi Atau Balita Terkena Mata Ikan?

Mungkinkah Bayi Atau Balita Terkena Mata Ikan?

Mata ikan merupakan benjolan keras dan kasar di kulit yang biasanya menimbulkan rasa sakit. Umumnya terjadi pada anak usia 12 hingga 16 tahun. Namun, mungkinkah mata ikan pada bayi atau balita bisa terjadi? Yuk, cari tahu jawabannya sekaligus cara mengatasinya berikut ini.

Mungkinkah mata ikan bisa terjadi pada bayi atau balita?

Mata ikan atau clavus disebabkan oleh virus human papillomavirus (HPV). Benjolan keras ini memang sangat umum muncul di area tumit atau telapak kaki. Namun, bisa juga muncul di area lainnya pada tubuh, seperti sekitar kuku, wajah, dan di dekat lutut. Ukurannya pun beragam, lebih kecil dan halus atau besar dan terasa kasar.

Sebanyak 10 hingga 20% anak-anak pernah mengalami mata ikan. Umumnya terjadi pada usia 12 hingga 16 tahun.  Namun, tidak menutup kemungkinan jika mata ikan pada bayi atau balita bisa juga terjadi. Bagaimana bisa?

Clavus memang bukan penyakit yang membahayakan, namun dapat menular dengan mudah jika ada luka atu goresan di kulit. Virus HPV yang menyebabkan mata ikan pada bayi ini, dapat berpindah dengan berbagai cara. Mulai dari kontak fisik atau menyentuh sesuatu yang terpapar dengan virus, seperti handuk, sendal, sepatu, bahkan lantai.

Ada beberapa hal yang menyebabkan mata ikan pada bayi atau balita rentan terjadi, seperti:

  • Bayi memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah. Bayi prematur atau memiliki kondisi medis tertentu biasanya memiliki sistem imun yang rendah sehingga virus dapat dengan mudah menyerang tubuh.
  • Balita yang punya kebiasaan menggigiti kuku. Balita yang punya kebiasaan buruk ini mudah sekali terluka pada jari-jarinya sehingga dapat menciptakan kesempatan virus masuk ke tubuh lebih mudah.
  • Bayi atau balita yang menjalani transplantasi organ. Anak dengan transplantasi organ biasanya memiliki sistem kekebalan yang terganggu sehingga rentan terinfeksi virus lebih mudah.

Haruskah pergi ke dokter?

Proses pertumbuhan mata ikan pada bayi umumnya sangat lambat, biasanya berminggu-minggu bahkan lebih. Kemudian, akan hilang dalam waktu berbulan-bulan atau bertahun-tahun dengan sendirinya. Namun, supaya lebih cepat sembuh dan melegakan si kecil dari rasa tidak nyaman, Anda bisa melakukan pengobatan ke dokter.

sumber : hellosehat.com

Post sebelumnya Post setelahnya

Our Brands