Liburan untuk Latih Jiwa Sosial Anak: Camping hingga ke Panti Asuhan

Liburan untuk Latih Jiwa Sosial Anak: Camping hingga ke Panti Asuhan

Liburan biasanya menjadi momen favorit yang paling ditunggu-tunggu si kecil di akhir pekan dan saat usai musim belajar sekolah. Bila biasanya anak berlibur dengan cara bermain game dan gadget, kini saatnya pergi ke luar dan mencoba sesuatu yang baru, yaitu aktivitas liburan untuk membentuk jiwa sosial anak.

Kenapa perlu mengembangkan jiwa sosial anak?

mengajarkan anak teman baik

Sejatinya, setiap anak memiliki kepribadian masing-masing yang membedakan cara mereka dalam bersosialisasi dengan orang lain. Hanya saja, anak-anak dengan jiwa sosial yang baik cenderung merasa lebih percaya diri untuk mampu melakukan dan menyelesaikan berbagai hal.

Di sisi lain, membentuk jiwa sosial anak sejak dini juga berperan penting dalam perkembangan emosional dirinya. Akan tetapi, cara membentuk jiwa sosial pada masing-masing anak biasanya berbeda tergantung dari usianya.

Susan Diamond M. A, selaku ahli patologi bahasa sekaligus penulis buku Social Rules for Kids, menjelaskan mengenai hal ini. Menurutnya, mendukung perkembangan diri anak sesuai dengan  usianya penting guna menentukan pendekatan yang tepat.

Misalnya untuk anak usia 2-3 tahun, bisa dimulai dengan belajar melakukan kontak sosial dengan orang lain. Entah itu secara lisan dengan mengatakan “hai” atau “dadah”, maupun secara fisik dengan memerhatikan perilaku orang lain.

Berbeda dengan anak usia 4-5 tahun, yang bisa dilibat dengan kegiatan yang menuntutnya banyak bekerja sama dengan orang lain. Sedangkan ketika usia anak sudah menginjak 6-7 tahun, Anda bisa mengenalkannya dengan berbagai kondisi yang akan membantu menumbuhkan rasa empatinya.

Nah, sebagai wujud nyatanya, Anda tidak hanya bisa mempraktikkan dalam kehidupan sehari-hari. Agar dapat membentuk jiwa sosial anak dengan cara yang lebih menyenangkan, coba lakukan saat Anda sekeluarga sedang berlibur.

Cara membentuk jiwa sosial anak melalui aktivitas saat liburan

pola makan saat liburan

Bukan hanya bersenang-senang semata, manfaatkan sesi liburan untuk mengajarkan dan membentuk jiwa sosial anak sejak dini. Berikut pilihan kegiatan yang bisa Anda lakukan:

1. Berkemah

tips camping kesalahan camping pemula

Sekilas, berkemah mungkin hanya menawarkan kesenangan di luar ruangan. Padahal sebenarnya, anak bisa memelajari banyak hal baru melalui aktivitas yang satu ini, termasuk untuk membentuk jiwa sosial anak.

Jika biasanya si kecil lebih sering diurus oleh Anda, pasangan, atau pengasuhnya, sekarang biarkan ia turut mengambil peran selama camping. Tidak harus dalam tindakan yang besar, tapi mulailah dari hal yang sederhana.

Misalnya, menyiapkan peralatan tidurnya sendiri, membereskan peralatan makan, hingga bertanggung jawab atas barang-barang miliknya. Ingatkan anak untuk saling membantu ketika melihat orang lain sedang mengalami kesulitan saat berkemah.

Contohnya ketika kakak atau adiknya lupa meletakkan pakaiannya. Minta si kecil untuk membantu mencarikan pakaian tersebut. Ketika tiba-tiba timbul konflik ringan saat berkemah, ajak anak untuk mencari solusinya.

Sebagai gambaran, saat kedua adiknya mungkin sedang bertengkar meributkan posisi tempat tidur. Libatkan anak sebagai penengah dan pencari jalan keluar terbaik.

2. Mengunjungi panti asuhan

memberikan hadiah ke anak

Liburan tidak melulu soal hiburan. Sesekali, sah-sah saja untuk mengajak anak berlibur dengan cara yang berbeda, sekaligus dalam rangka membentuk jiwa sosial anak dan empatinya.

Bila di sekitaran tempat tinggal Anda ada panti asuhan, Anda bisa mengajak si kecil ke sana. Melihat lingkungan dan suasana tempat tinggal yang berbeda dari kehidupan anak sehari-hari, diharapkan dapat menumbuhkan jiwa sosialnya.

Si kecil mungkin akan menemui banyak anak seusianya, tapi dalam kondisi yang tidak seberuntung dirinya di panti asuhan. Sebelum ke sana, minta juga pada anak untuk memilah-milah mana mainan, baju, dan buku-buku yang sudah tidak dipakainya lagi.

Bersama Anda, ajak si kecil untuk memilih dan mengemasnya. Kemudian bawa ke panti asuhan untuk disumbangkan kepada teman-temannya yang lebih membutuhkan.

Jelaskan dengan cara senyaman mungkin pada anak untuk lebih bersyukur dan mau belajar berbagi dengan orang lain. Misalnya dengan berkata, “Kak, mulai sekarang berarti kakak harus belajar lebih bersyukur lagi, ya, dalam hal apa pun. Coba lihat teman-teman kakak di sini, belum tentu bisa beli mainan atau baju setiap bulan kayak kakak.”

Atau, “Nggak semua mainan, baju, dan buku-buku kakak di rumah kepakai, kan? Daripada mubazir, lebih baik kakak kasih ke teman-teman yang lebih membutuhkan di sini, mereka juga akan senang jadinya.”

Sampaikan kalimat-kalimat yang dapat menyemangati anak untuk lebih peduli dan “membuka mata” dengan lingkungan sekitarnya. Dengan begitu, dapat membantu membentuk jiwa sosial anak.

3. Mengajak anak ke area bermain khusus anak-anak

permainan untuk anak autisme

Bermain di area yang penuh dengan anak-anak tentu berbeda saat si kecil bermain sendiri. Ketika hanya seorang diri, anak bisa menguasai semua mainan. Sedangkan saat berada di lingkungan yang penuh dengan teman sebayanya, anak dituntut untuk lebih “memikirkan” orang lain.

Sebagai contohnya, ia tidak bisa lagi terus-terusan memainkan mainan yang sama, karena ada temannya yang juga ingin memainkannya. Ia juga harus belajar antri dan sabar ketika ingin mencoba mainan baru, tapi ada beberapa anak yang juga sedang mengantri.

Ini bisa menjadi kegiatan yang baik untuk membantu membentuk jiwa sosial anak. Ketika anak tampak mulai cemas, Anda bisa menyemangatinya dengan bilang,”Sabar ya kak, mainnya harus gantian, teman kakak kan belum selesai main. Nanti kalau udah, giliran kakak yang main.”

Mulai dari hal-hal kecil di usia dini, mari kita membentuk jiwa sosial anak dan empatinya dengan berbagai aktivitas menarik saat liburan.

sumber : hellosehat.com

Post sebelumnya Post setelahnya

Our Brands