Apa Dampaknya Bila Wanita yang Punya Endometriosis Hamil?

Apa Dampaknya Bila Wanita yang Punya Endometriosis Hamil?

Endometriosis terjadi ketika jaringan yang seharusnya melapisi dinding rahim (endometrium) tumbuh dan menumpuk di luar rahim, ovarium, atau tuba falopi. Endometrisosis dapat menyebabkan nyeri panggul kronis dan berbagai gejala lainnya. Wanita dengan endometriosis mungkin akan lebih sulit untuk hamil. Sebuah studi menemukan sekitar 15-20% pasangan subur yang mencoba hamil akan berhasil setiap bulannya, tapi kemungkinan tersebut menurun 2-10% jika pasangan terkena endometriosis.

Meski begitu, memiliki endometriosis selama hamil mungkin juga bisa meningkatkan risiko komplikasi.

Hamil dengan endometriosis bisa memperparah gejalanya

wasir saat hamil

Kehamilan bisa memengaruhi gejala endometriosis. Setiap wanita hamil dengan endometriosis mengalami efek yang berbeda-beda. Namun, beberapa wanita merasa gejala endometriosis semakin parah selama kehamilan.

Hal ini mungkin disebabkan oleh uterus (rahim) yang semakin berkembang untuk pertumbuhan janin memberikan tekanan berlebebih pada area dinding rahim.

Faktor lain yang dapat membuat gejala endometriosis bertambah serius selama kehamilan adalah peningkatan hormon estrogen, yang dapat mendorong lebih banyak luka endometriosis.

Namun, hamil dengan endometriosis juga bisa meringankan gejala

tipes saat hamil

Hamil dengan endometriosis akan menghasilkan dampak yang berbeda-beda pada setiap wanita. Seberapa parahnya penyakit Anda, produksi hormon tubuh Anda, dan cara tubuh Anda merespon kehamilan akan memengaruhi gejala endometriosis.

Beberapa wanita merasa gejala endometriosis jadi semakin parah saat hamil. Namun, sebagian lainnya merasa bahwa hamil dengan endometriosis bisa meredakan gejala.

Saat hamil, gejala utama endometriosis untuk sementara akan hilang atau berkurang. Gejala yang dimaksud yaitu nyeri dan perdarahan yang hebat saat menstruasi. Inilah yang membuat beberapa wanita merasa gejala endometriosis saat hamil akan berkurang.

Selain itu, peningkatan kadar hormon progesteron selama kehamilan juga dapat mengurangi gejala. Hormon ini dapat menekan dan bakan mungkin menyusutkan pertumbuhan endometrium.

Sebuah penelitian melaporkan bahwa progestin (progesteron sintetis) dapat mengurangi rasa sakit endometriosis pada sekitar 90 persen wanita. Progestin adalah pengobatan standar untuk endometriosis.

Namun, gejala yang membaik ini tidak akan berlangsung lama. Gejala endometriosis kemungkinan akan kembali setelah melahirkan. Biasanya gejala akan muncul kembali setelah menstruasi pertama mulai lagi setelah hamil. Meskipun menyusui dapat menunda gejala ini.

Meski begitu, bukan berarti kehamilan bisa menyembuhkan endometriosis. Kehamilan bukan cara untuk mengatasi atau mengobati endometriosis.

Risiko hamil dengan endometriosis

demam saat hamil

Wanita dengan endometriosis lebih berisiko mengalami komplikasi selama kehamilan atau saat melahirkan. Hal ini bisa disebabkan oleh kerusakan struktur rahim dan pengaruh hormon penyebab endometriosis.

Tidak ada tes atau perawatan khusus untuk wanita yang hamil dengan endometriosis. Namun, memiliki endometriosis dapat sedikit meningkatkan risiko komplikasi berikut.

1. Preeklampsia

Hasil penelitian di Denmark tahun 2017 melaporkan bahwa wanita hamil dengan endometriosis memiliki risiko preeklampsia yang lebih tinggi. Gejala preeklampsia termasuk:

  • tekana darah tinggi
  • sakit kepala
  • penglihatan kabur atau buram
  • sakit di bawah tulang rusuk

Wanita hamil dengan endometriosis yang memiliki gejala preeklampsia sebaiknya segera diperiksa ke dokter.

2. Plasenta previa

Sebuah penelitian di tahun 2016 menunjukkan bahwa hamil dengan endometriosis dapat meningkatkan risiko plasenta previa.

Plasenta previa adalah ketika plasenta berada sangat rendah di rahim, sebagian atau seluruhnya menutupi serviks (leher rahim).

Plasenta previa meningkatkan risiko Anda mengalami plasenta yang pecah selama persalinan. Plasenta yang pecah dapat menyebabkan perdarahan hebat dan membahayakan Anda dan bayi.

Gejala utama kondisi ini adalah perdarahan vagina yang berwarna merah terang. Jika perdarahan sedikit, wanita mungkin disarankan untuk membatasi aktivitas, termasuk seks dan olahraga. Jika peradarahan berat, Anda mungkin memerlukan transfusi darah dan operasi caesar.

3. Keguguran

Beberapa penelitian melaporkan bahwa tingkat keguguran lebih tinggi pada wanita dengan endometriosis dibandingkan tanpa kondisi tersebut. Ini bahkan juga terjadi pada wanita dengan endometriosis ringan.

Tidak ada yang dapat dilakukan oleh Anda atau dokter untuk menghentikan keguguran, tapi penting untuk mengenali gejalanya sehingga Anda dapat mencari bantuan medis dengan cepat dan tepat.

Jika kehamilan Anda kurang dari 12 minggu, gejala keguguran mirip dengan menstruasi yaitu perdarahan, kram, dan nyeri punggung bawah. Gejala keguguran di atas 12 minggu kehamilan umumnya sama dengan gejala keguguran sebelum 12 minggu, tetapi mungkin intensitasnya lebih parah.

4. Kelahiran prematur

Penelitian menunjukkan bahwa memiliki endometriosis dapat meningkatkan risiko kelahiran prematur. Ini adalah ketika bayi lahir pada usia kurang dari 37 minggu kehamilan.

Bayi yang lahir prematur cenderung memiliki berat lahir rendah dan lebih mungkin mengalami masalah kesehatan dan perkembangan. Gejala kelahiran prematur meliputi:

  • kontraksi reguler
  • ada darah pada cairan vagina dan teksturnya berlendir
  • tekanan di panggul

5. Persalinan caesar

Menurut penelitian, memiliki endometriosis dapat meningkatkan kemungkinan persalinan caesar. Operasi caesar menggunakan prosedur pembedahan di daerah perut untuk mengangkat bayi jika persalinan normal tidak mungkin dilakukan.

Dokter dapat melakukan persalinan caesar jika kelahiran lewat vagina tidak aman untuk wanita atau bayi.

 

sumber : hellosehat.com

Post sebelumnya Post setelahnya

Our Brands