Kenapa Bayi Lebih Rentan Kena Gangguan Pencernaan Daripada Orang Dewasa?

Kenapa Bayi Lebih Rentan Kena Gangguan Pencernaan Daripada Orang Dewasa?

Kenapa Bayi Lebih Rentan Kena Gangguan Pencernaan Daripada Orang Dewasa?

Tidak seperti orang dewasa, bayi memiliki tubuh yang mudah sekali terserang berbagai penyakit. Terutama gangguan pencernaan seperti sembelit atau diare. Kondisi ini bisa membuat bayi rewel dan orangtua menjadi khawatir. Sebenarnya, apa yang menyebabkan gangguan pencernaan pada bayi sangat rentan terjadi? Yuk, simak penjelasannya berikut ini.

Kenapa gangguan pencernaan pada bayi sering terjadi?

Mungkin Anda bertanya-tanya mengapa bayi Anda kerap mengalami diare, muntah, terdengar bunyi perut yang tidak normal, dan pastinya membuat bayi menjadi rewel. Kondisi ini mungkin terjadi jika bayi mengalami masalah pada pencernaannya. Beberapa hal berikut menjadi faktor pemicu masalah pencernaan pada bayi.

1. Sistem pencernaannya belum sepenuhnya berfungsi normal

mempersiapkan makanan bayi

Menurut Live Strong, selama di kandungan bayi menerima nutrisi dari ibunya melalui plasenta. Setelah dilahirkan, ada perubahan cara bayi dalam memperoleh makanan; bukan lagi dari plasenta melainkan langsung dari mulutnya dengan cara menyusu. Peralihan ini membuat tubuh bayi perlu menyesuaikan bentuk makanan yang masuk ke tubuh.

Makanan pertama yang bisa dikonsumsi bayi pada 6 bulan pertama adalah ASI (air susu ibu). Dari ASI inilah bayi memperoleh lemak, protein, dan karbohidrat untuk memenuhi asupan nutrisinya setiap hari. Namun, seiring bertambahnya umur dan juga pertumbuhan gigi, bayi sudah bisa mengonsumsi berbagai jenis makanan bertekstur lembut, sedang, dan juga keras secara bertahap.

Pada usia 6 bulan, bayi sudah diperbolehkan untuk makan makanan selain ASI misalnya bubur halus, kentang tumbuk, pisang matang yang dikeruk dengan sendok, atau sari buah seperti jeruk atau tomat.

Bila Anda memberikan makanan yang tidak sesuai dengan usianya, kemungkinan gangguan pencernaan pada bayi bisa terjadi. Contohnya Anda memberikan biskuit yang dihaluskan pada bayi dibawah usia 6 bulan.

Tubuhnya saat itu belum menghasilkan enzim yang mencukupi, terutama dalam mencerna karbohidrat. Selain itu, lipase dan garam empedu yang membantu mencerna lemak juga belum sepenuhnya matang. Usus pada tubuhnya masih terbuka sehingga mempermudah protein ASI mengalir dari usus kecil ke dalam aliran darah. Sedangkan jika yang mengalir adalah makanan padat bukan ASI, risiko bayi terkena alergi dan mengalami gangguan pencernaan semakin besar.

2. Sistem kekebalan tubuhnya belum kuat

bayi pakai empeng isap jempol

Anda pasti sering melihat bayi memasukkan tangan atau benda yang dipegangnya ke dalam mulut. Ini sebenarnya cara anak mengenali apakah benda yang dipegangnya makanan atau bukan. Begitu juga bayi yang suka mengisap jempol. Kebiasaan inilah yang membuat bakteri atau patogen (bibit penyakit) lebih mudah masuk ke tubuh.

Sistem pencernaan manusia memiliki lapisan lendir yang melindungi saluran pencernaan dari  bakteri dan patogen. Pada bayi, lapisan lendir ini belum berfungsi secara maksimal, begitu juga dengan sistem kekebalan tubuhnya. Sistem imun bayi belum bisa melawan beberapa patogen sehingga menyebabkan gangguan pencernaan atau infeksi. Yang paling umum terjadi adalah sakit perut, diare, dan muntah.

Berbagai gangguan pencernaan pada bayi yang bahaya

Walaupun gangguan pencernaan rentan terjadi pada bayi, bukan berarti kondisi ini patut disepelekan. Beberapa gangguan pencernaan berikut bisa menandakan kondisi serius sehingga Anda harus segera mengetahui penyebabnya. Misalnya pada muntah atau seberapa normal anak buang air besar.

Muntah memang masih wajar, biasanya terjadi karena otot antara perut dan kerongkongan bayi belum cukup kuat. Bisa juga disebabkan karena bayi kekenyangan. Namun, jika terus muntah, terus sendawa, muntah berubah hijau atau berdarah, dan badan lesu, segera bawa bayi ke dokter.

Diare sangat mudah membuat bayi dehidrasi, bahkan membutuhkan rawat inap. Anda perlu memerhatikan seberapa sering anak buang air besar dan warna serta tekstur fesesnya. Jika sering buang air besar ditandai dengan perubahan fesesnya yang sangat encer, kemungkinan besar anak mengalami diare.

 

sumber : hellosehat.com

Post sebelumnya Post setelahnya

Our Brands