Kapan Sebenarnya Anak Siap Memiliki Ponsel?

Kapan Sebenarnya Anak Siap Memiliki Ponsel?

Kapan Sebenarnya Anak Siap Memiliki Ponsel?

Saat ini banyak orang tua yang menganggap telepon seluler (ponsel) sebagai cara efektif agar selalu terhubung dengan anak. Orang tua dapat mengetahui keberadaan dan kabar anak kapan pun. Sebaliknya, anak juga dapat segera menghubungi orang tua jika ada kebutuhan mendesak. Tetapi, apakah si Kecil sudah siap memiliki ponsel dan bagaimana dengan efek negatif yang mungkin timbul?

Memiliki ponsel berarti anak juga dapat mengakses banyak media, mulai dari musik, film, game, video, hingga saluran televisi. Tentu hal ini dapat berpengaruh terhadap perkembangan anak.

Memperhatikan Kematangan dan Kebutuhan Anak

Sebenarnya, tidak ada patokan usia yang paling tepat yang dapat berlaku bagi semua anak untuk mulai diberi tanggung jawab menggunakan ponsel. Usia tidak selalu dapat menunjukkan kematangan anak untuk bertanggung jawab dalam menggunakan ponsel. Sebagian anak lebih cepat matang, sehingga dapat diberi kepercayaan dan tanggung jawab di usia sekolah menengah pertama (SMP). Namun anak lain mungkin baru akan siap di usia sekolah menengah atas (SMA).

Bunda dapat melakukan pengamatan tentang kesiapan anak untuk memiliki ponsel. Meski karakter dan kebiasaan tiap anak pasti berbeda, ada tanda umum yang dapat menjadi panduan untuk menentukan anak mulai dapat memiliki ponsel:

  • Dapat bertanggung jawab dan bisa dipercaya mengurus barang-barang miliknya.
  • Memahami dan mengikuti peraturan.
  • Mampu menilai sisi positif dan negatif dari berbagai aspek, dan punya pendapat akan berbagai hal.
  • Memiliki pemahaman bahwa ponsel memiliki fungsi yang perlu digunakan secara tepat dan bertanggung jawab.

Jika anak ingin punya ponsel hanya karena ingin sama dengan teman-temannya atau sekadar ingin terlihat keren, ia mungkin memang belum benar-benar siap untuk memilikinya.

Di samping kematangan dan kesiapan, ada kalanya ponsel juga lebih dibutuhkan untuk kondisi tertentu. Anak yang pulang pergi sekolah menggunakan transportasi umum, mungkin lebih memerlukan ponsel daripada anak yang setiap hari diantar jemput orang tua ke sekolah. Anak yang memiliki masalah kesehatan tentu punya kebutuhan lebih untuk dapat menghubungi dan dapat dihubungi sewaktu-waktu. Demikian pula anak yang tinggal jauh dari orang tua.

Hal-hal yang Perlu Diperhatikan Orang tua Sebelum Memberi Ponsel

Selain kematangan dan kebutuhan, tetap ada beberapa hal yang perlu menjadi perhatian orang tua saat memberikan ponsel pada anak.

  • Apakah anak sudah tahu bagaimana cara menggunakan internet dengan aman? Sebaiknya patuhi usia minimal penggunaan media sosial pada anak dan remaja. Umumnya 13 tahun adalah usia minimal seseorang dapat memiliki akun media sosial.
  • Untuk apa saja telepon ini akan digunakan? Ponsel yang lebih sering digunakan untuk bermain game mungkin justru akan membuat anak tidak fokus pada pelajaran. Berbeda jika anak menggunakannya untuk memanggil sarana transportasi daring saat pulang sekolah, atau agar orang tua dapat memantau keberadaannya. Bukan berarti tidak boleh bermain game sama sekali, namun orang tua perlu mengajar anak untuk bisa mengendalikan diri dan mengatur waktu dengan baik.
  • Ponsel dapat membuat anak tidak fokus belajar, bahkan membuat mereka tidak memerhatikan kondisi sekitar saat sedang di jalan atau sedang berinteraksi dengan teman. Orang tua perlu sabar untuk mendisiplinkan anak dalam menggunakan ponsel.
  • Memberikan ponsel pada anak membuat orang tua perlu menyediakan dana tersendiri untuk pulsa bulanan.
  • Pornografi dan pertemanan tidak sehat di dunia maya adalah dua hal yang juga perlu menjadi perhatian dan diskusi bersama sebelum anak memiliki
  • Ponsel juga berpotensi memengaruhi kesehatan anak, mulai dari gangguan penglihatan hingga potensi terhadap kanker.

Dengan menyadari potensi efek negatif ponsel, orang tua dan anak dapat bekerja sama untuk meminimalkan efek tersebut.

Mendampingi Penggunaan Ponsel pada Anak

Jika setelah melakukan pengamatan, orang tua menilai bahwa anak sudah siap memiliki ponsel, berikut ini adalah yang dapat dilakukan orang tua untuk mendampingi anak menggunakan ponsel:

  • Ponsel dengan kemampuan terbatas

Sebagai langkah awal, orang tua dapat membelikan ponsel yang tanpa akses internet, game, atau bahkan kamera. Cukup dapat digunakan untuk berkirim pesan singkat dan menelepon.

  • Memberi tambahan fasilitas ponsel setelah anak siap

Jika ia sudah dapat bertanggung jawab menggunakan ponsel tanpa akses internet, selanjutnya, sesuai kebutuhan, orang tua dapat memberinya akses internet terbatas. Misalnya, hanya dapat mengirim pesan via aplikasi tapi tidak dapat berselancar di internet. Saat ini banyak aplikasi yang dapat digunakan untuk mengontrol penggunaan internet di ponsel berbeda. Orang tua dapat mengatur agar media sosial atau situs tertentu tidak dapat diakses anak.

  • Tetapkan aturan penggunaan ponsel

Tentukan juga kapan ia tidak diperkenankan menggunakan ponsel, misalnya saat makan bersama, jam sekolah, jam belajar di rumah, dan satu jam menjelang tidur. Orang tua juga dapat menerapkan peraturan khusus seperti harus segera menjawab pesan singkat dan mengangkat telepon dari orang tua. Untuk mengurangi paparan radiasi, beri tahu anak untuk tidak meletakkan ponsel di bawah bantal saat tidur, dan hindari memasukkan di saku.

  • Ajari tata karma interaksi di dunia maya

Ajari ia tata krama berinteraksi di dunia maya, seperti tidak menyebarkan hoax, tidak mengambil foto orang lain tanpa izin, tidak mengobrol di telepon saat berada di tempat umum, dan tidak berkomunikasi dengan orang asing.

Meski ia sudah memahami, tetap penting bagi orang tua untuk terus mendampingi si Kecil dan sesekali memeriksa penggunaan ponselnya. Ingatlah bahwa peran orang tua pada perkembangan Si Kecil, sangatlah penting. Orang tua juga perlu memberi contoh dalam melakukan peraturan yang diterapkannya untuk anak. Jika anak tidak boleh memegang ponsel saat makan, berarti orang tua juga sebaiknya demikian.

Jadi, apakah Si Kecil sudah siap memiliki ponsel? Silakan dipertimbangkan dengan baik ya, Bunda dan Ayah.

sumber: alodokter.com

Post sebelumnya Post setelahnya

Our Brands