Apa yang Menyebabkan Anak Kena Radang Usus Buntu (Appendisitis)?

Apa yang Menyebabkan Anak Kena Radang Usus Buntu (Appendisitis)?

Penyakit usus buntu (appendisitis) adalah kondisi usus buntu (apendiks) yang membengkak dan meradang karena tersumbat dan akhirnya terinfeksi. Radang usus buntu paling sering dialami oleh anak-anak daripada orang dewasa atau lanjut usia. Sekitar 4 dari setiap 1.000 anak di bawah usia 14 tahun pernah menjalani operasi usus buntu. Apa yang menjadi penyebab usus buntu pada anak kecil?

Penyebab usus buntu pada anak kecil

 

Pada dasarnya, appendisitis terjadi akibat adanya sumbatan. Pada anak kecil, penyebab tersering dari kemunculan sumbatan ini adalah pembesaran jaringan limfoid pada jaringan usus buntu. Jaringan limfoid yang membesar dapat menghalangi rongga saluran usus buntu.

Penyebab dari pembesaran jaringan limfoid itu sendiri masih kontroversi. Namun, penelitian dari jurnal JAMA Surgery mengatakan bahwa infeksi virus sering dikaitkan dengan terjadinya pembesaran limfoid. Sumber lain berpendapat pembesaran jaringan limfoid dapat disebabkan oleh dehidrasi.

 

Penyebab lain yang cukup sering mengakibatkan sumbatan pada usus buntu anak adalah fecalith. Fecalith adalah feses yang sudah mengeras dan terjebak di dalam saluran cerna. Selain sisa feses, fecalith juga terbentuk dari kombinasi garam kalsium yang mengkristal dan mengeras.

Penyumbatan juga dapat disebabkan oleh sumbatan benda asing atau infeksi parasit. Ketika usus buntu Anda tersumbat, bakteri dapat berkembang biak dengan cepat pada usus buntu di dalamnya. Hal ini dapat menyebabkan pembentukan nanah dan pembengkakan yang dapat membuat perut si kecil terasa sakit.

Setelah tersumbat, usus buntu tidak lagi bisa mendapat aliran darah yang baik. Ketika aliran darah berkurang, jaringan hidup pada usus buntu mulai mati. Apendiks kemudian akan pecah dan bisa menyebabkan dinding usus berlubang.

Lubang-lubang ini akan membuat feses, lendir, dan zat lainnya bocor lalu menyebar ke rongga perut lainnya. Komplikasi infeksi ini disebut sebagai peritonitis dan jika tidak diobati bisa berakibat fatal. 

Faktor risiko penyebab usus buntu pada anak

1. Cedera perut

 

Menurut penelitian tahun 2010 di Inggris, cedera atau trauma akibat benturan benda tumpul yang mengenai perut dapat menjadi penyebab usus buntu pada anak.

Penelitian ini melaporkan kasus usus radang usus buntu yang dialami seorang anak berusia 11 tahun setelah ia tertimpa badan saudaranya di bagian kanan perutnya saat bermain trampolin. Ia diketahui mengalami nyeri, mual, dan muntah-muntah sesudahnya, kemudian setelah diperiksa, dokter menemukan peradangan pada usus buntunya.

Selain itu, penelitian dalam jurnal Biomed Central juga menemukan penyebab usus buntu pada anak yang diakibatkan oleh cedera tusukan atau trauma sehabis terjatuh dan mengenai area perut.

Para ahli menduga bahwa luka tusuk di perut dapat menyebabkan usus buntu membengkak sehingga jaringan limfoid apendiks mengalami pembesaran. Namun kasus terjadinya usus buntu karena benturan pada perut masih cukup jarang. dokter dan peneliti pun belum mengetahui hubungan pasti antara cedera perut dan usus buntu. 

2. Faktor genetik

 

Risiko anak mengalami radang usus buntu dapat meningkat hingga 10 kali lipat jika ada salah satu anggota keluarga intinya (ayah, ibu, atau saudara kandung) memiliki riwayat usus buntu, baik aktif atau sudah pernah diobati.

Penelitian lain juga menemukan adanya peningkatan risiko tiga kali lipat terkena usus buntu pada anak yang anggota keluarga lainnya pernah mengalami penyakit tersebut.

Apa penyebab di balik riwayat keluarga yang memicu kemunculan radang usus buntu akut pada anak masih diteliti lebih lanjut. Sampai saat ini, para ahli menduga bahwa risiko usus buntu turunan pada anak dilaporkan terkait dengan sistem HLA (antigen leukosit manusia) serta golongan darah.

Penelitian menemukan bahwa orang-orang golongan darah A berisiko lebih tinggi mengalami usus buntu daripada golongan O. 

Maka setiap pemeriksaan usus buntu, dokter juga wajib menanyakan tentang riwayat radang usus buntu pada keluarga anak. 

Kapan harus bawa anak ke dokter?

 

Apabila anak mulai mengeluhkan gejala usus buntu seperti nyeri di perut kanan bawah, mual dan muntah, serta diare, segera bawa ia ke dokter.

Anak yang masih berusia terlalu kecil (di bawah lima tahun) mungkin belum begitu lancar menyampaikan rasa sakitnya. Namun jika mereka sampai mengalami demam tinggi, ini adalah gejala usus buntu yang wajib orang tua waspadai.

Untuk menangani gejala usus buntu pada anak, dokter akan memberikan pengobatan antibiotik, cairan intravena, dan juga operasi jika infeksi sudah parah. 

Bisakah faktor penyebab usus buntu pada anak dicegah?

 

Hingga sampai saat ini belum ada cara pasti untuk mencegah usus buntu pada anak. Terutama apabila faktor pemicunya adalah keturunan. Namun, Anda dan anggota keluarga lainnya bisa mencegah risiko cedera pada bagian perut anak.

Selain itu menurut beberapa penelitian, mencukupi asupan serat anak dari makanan sehat juga dapat membantu menghindari risiko usus buntu pada anak. Tubuh anak yang kekurangan serat akan lebih rentan mengalami sembelit, yang ditandai dengan keberadaan fecalith (feses keras) dalam saluran cernanya.

Penelitian yang diterbitkan dalam Biochemical Journal tahun 2017 lalu menyebutkan penyebab usus buntu pada anak bisa dicegah dengan mengonsumsi makanan yang kaya akan serat. Serat selain melancarkan pencernaan juga bermanfaat untuk melestarikan bakteri baik di dalam sistem pencernaan tubuh anak.

Anda bisa memberikan anak asupan makanan berserat tinggi dari sayur dan buah. Misalnya apel, pir, pisang, brokoli, kacang-kacangan, sawi, dan juga bayam.

sumber : hellosehat.com

Post sebelumnya Post setelahnya

Our Brands