News

Pentingnya Stimulasi Multisensorik untuk Mendukung Tumbuh Kembang Bayi

Pentingnya Stimulasi Multisensorik untuk Mendukung Tumbuh Kembang Bayi

Setelah melewati masa tumbuh kembang di dalam rahim, anak akan mulai mengenal dunia dan beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya sesaat setelah ia lahir hingga beberapa bulan ke depan. Oleh karena itulah saat-saat ini merupakan momen yang paling tepat bagi orangtua mulai memberikan stimulasi untuk mendukung tumbuh kembang anak. Salah satu stimulasi terbaik bagi si buah hati adalah stimulasi multisensorik. Apa manfaat dari stimulasi ini?

Apa itu stimulasi multisensorik?

Stimulasi multisensorik adalah serangkaian latihan yang diberikan oleh orangtua untuk merangsang ketajaman fungsi panca (lima) indra bayi — pendengaran, penglihatan, perabaan, pembauan, pengecapan.

Stimulasi multisensorik membantu menguatkan koneksi serabut otak (sinapsis) dan sel-sel otak bayi guna mendukung fungsi otak yang optimal. Otak bayi bisa menghasilkan hingga 1,8 juta sambungan sinapsis baru per detik. Pengalaman bayi pun akan menentukan sinapsis mana yang akan dipertahankan.

Untuk itu, diperlukan beragam variasi pengalaman untuk semakin memperluas jaringan otaknya. Semakin banyak jumlah sel otak dan semakin baik sambungan setiap sel tersebut maka semakin optimal otak untuk digunakan. Kecerdasan dan fungsi otak adalah dua hal tak terpisahkan. Bila ingin anak cerdas, maka fungsi otaknya pun harus optimal.

Kenapa stimulasi ini penting?

Stimulasi sensorik pada bayi sangat penting pada awal pertumbuhannya. Semakin bervariasi jenis latihannya, semakin banyak panca indera yang dilibatkan, dan semakin sering stimulasi ini diberikan, maka semakin baik proses tumbuh kembang bayi. Stimulasi pada berbagai alat indera bayi mengirimkan sinyal ke otak yang dapat mendorong saraf meningkatkan proses pembelajaran.

Pada tiga tahun pertama bayi, ada perkembangan pesat di sebagian besar jalur saraf otak yang mendukung komunikasi, perkembangan sosial, pemahaman, dan kecerdasan emosional.

Stimulasi multisensori terbukti dapat meningkatkan perkembangan otak dan pada akhirnya ikut mendukung kesehatan bayi secara menyeluruh.

Stimulasi multisensorik termasuk berbicara pada bayi dengan suara hangat dan menenangkan (stimulasi pendengaran), kontak kulit melalui pijatan (stimulasi sentuhan), dan melakukan sebanyak mungkin kontak mata langsung (stimulasi visual) dapat membantu menurunkan stres pada bayi. Menurunnya tingkat kortisol pada bayi dapat memungkinan mereka untuk belajar, berpikir, berkembang, serta meningkatkan kemampuan bayi menyusu.

Manfaat stimulasi multisensorik untuk tumbuh kembang bayi

1. Meningkatkan fokus

Stimulasi multi sensori dapat membantu meningkatkan konsentrasi, perhatian, dan kewaspadaan pada anak. Rangsangan kelima indera secara berkelanjutan dapat membantu anak yang hiperaktif belajar memusatkan fokus dan konsentrasi, serta melatih mereka menghadapi berbagai skenario situasi sosial di dunia nyata dengan lebih tenang. Anda dapat membantu anak Anda untuk lebih mawas diri terhadap lingkungan sekitar mereka, yang dapat memperbaiki perilaku baik di sekolah maupun di rumah.

2. Mengembangkan alat indera

Merangsang panca indera melalui stimulasi langsung, mainan, aktivitas, dan peralatan yang menarik dapat mendorong anak Anda untuk menjelajahi lingkungannya tanpa merasa takut atau terbebani. Seluruh tujuan dari lingkungan multisensorik adalah untuk merangsang otak balita Anda yang diperlukan untuk memproses pendengaran, penglihatan, penciuman, sentuhan, dan rasa.

3. Perkembangan fisik

Melatih seluruh indera anak lambat laun akan mengajarkannya mengenai koordinasi tangan-kaki-mata, termasuk memegang dan meraih objek. Saat bayi mulai belajar bergerak, selain melatih keahlian mobilitasnya, akan ada banyak stimulasi multi sensori yang terjadi pada dirinya.

4. Mengasah komunikasi

Seluruh panca indera berperan penting dalam melatih kemampuan manusia untuk berkomunikasi. Dengan memahami seperti apa sentuhan yang terasa nyaman atau tidak; suara yang berisik atau terlalu pelan, atau makanan yang terlalu panas atau dingin, misalnya, anak akan bisa menyampaikan keinginannya dengan lebih tertata. Kontak langsung dapat memaksimalkan tumbuh kembangnya.

5. Mengurangi stres pada anak

Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa stimulasi multisensorik yang konsisten bermanfaat untuk mengurangi stres pada bayi sehat dan prematur. Pernyataan ini diamini oleh laporan Association of Women’s Health, Obstetric and Neonatal Nurses, yang mengatakan bahwa stimulasi multisensori lengkap plus koordinasi dan keseimbangan yang dilakukan secara berkelanjutan dapat mengurangi tingkat stres pada bayi.

Stres dapat sangat memengaruhi perkembangan otak bayi sejak masa kehamilan dan akan terus berlanjut selama masa kritis di tiga tahun pertama hidupnya. Bayi yang rutin menerima stimulasi multisensorik memperlihatkan penurunan kadar kortisol yang signifikan dan stabil dari waktu ke waktu.

Selain menurunkan stres, stimulasi multisensorik juga dapat meningkatkan reflek kewaspadaan pada bayi prematur, sehingga bayi prematur dapat keluar dari rumah sakit atau NICU lebih cepat.

Sumber : hellosehat.com

Setelah melewati masa tumbuh kembang di dalam rahim, anak akan mulai mengenal dunia dan beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya sesaat setelah ia lahir hingga beberapa bulan ke depan. Oleh karena itulah saat-saat ini merupakan momen yang paling tepat bagi orangtua mulai memberikan stimulasi untuk mendukung tumbuh kembang anak. Salah satu stimulasi terbaik bagi si buah hati adalah stimulasi multisensorik. Apa manfaat dari stimulasi ini?

Apa itu stimulasi multisensorik?

Stimulasi multisensorik adalah serangkaian latihan yang diberikan oleh orangtua untuk merangsang ketajaman fungsi panca (lima) indra bayi — pendengaran, penglihatan, perabaan, pembauan, pengecapan.

Stimulasi multisensorik membantu menguatkan koneksi serabut otak (sinapsis) dan sel-sel otak bayi guna mendukung fungsi otak yang optimal. Otak bayi bisa menghasilkan hingga 1,8 juta sambungan sinapsis baru per detik. Pengalaman bayi pun akan menentukan sinapsis mana yang akan dipertahankan.

Untuk itu, diperlukan beragam variasi pengalaman untuk semakin memperluas jaringan otaknya. Semakin banyak jumlah sel otak dan semakin baik sambungan setiap sel tersebut maka semakin optimal otak untuk digunakan. Kecerdasan dan fungsi otak adalah dua hal tak terpisahkan. Bila ingin anak cerdas, maka fungsi otaknya pun harus optimal.

Kenapa stimulasi ini penting?

Stimulasi sensorik pada bayi sangat penting pada awal pertumbuhannya. Semakin bervariasi jenis latihannya, semakin banyak panca indera yang dilibatkan, dan semakin sering stimulasi ini diberikan, maka semakin baik proses tumbuh kembang bayi. Stimulasi pada berbagai alat indera bayi mengirimkan sinyal ke otak yang dapat mendorong saraf meningkatkan proses pembelajaran.

Pada tiga tahun pertama bayi, ada perkembangan pesat di sebagian besar jalur saraf otak yang mendukung komunikasi, perkembangan sosial, pemahaman, dan kecerdasan emosional.

Stimulasi multisensori terbukti dapat meningkatkan perkembangan otak dan pada akhirnya ikut mendukung kesehatan bayi secara menyeluruh.

Stimulasi multisensorik termasuk berbicara pada bayi dengan suara hangat dan menenangkan (stimulasi pendengaran), kontak kulit melalui pijatan (stimulasi sentuhan), dan melakukan sebanyak mungkin kontak mata langsung (stimulasi visual) dapat membantu menurunkan stres pada bayi. Menurunnya tingkat kortisol pada bayi dapat memungkinan mereka untuk belajar, berpikir, berkembang, serta meningkatkan kemampuan bayi menyusu.

Manfaat stimulasi multisensorik untuk tumbuh kembang bayi

1. Meningkatkan fokus

Stimulasi multi sensori dapat membantu meningkatkan konsentrasi, perhatian, dan kewaspadaan pada anak. Rangsangan kelima indera secara berkelanjutan dapat membantu anak yang hiperaktif belajar memusatkan fokus dan konsentrasi, serta melatih mereka menghadapi berbagai skenario situasi sosial di dunia nyata dengan lebih tenang. Anda dapat membantu anak Anda untuk lebih mawas diri terhadap lingkungan sekitar mereka, yang dapat memperbaiki perilaku baik di sekolah maupun di rumah.

2. Mengembangkan alat indera

Merangsang panca indera melalui stimulasi langsung, mainan, aktivitas, dan peralatan yang menarik dapat mendorong anak Anda untuk menjelajahi lingkungannya tanpa merasa takut atau terbebani. Seluruh tujuan dari lingkungan multisensorik adalah untuk merangsang otak balita Anda yang diperlukan untuk memproses pendengaran, penglihatan, penciuman, sentuhan, dan rasa.

3. Perkembangan fisik

Melatih seluruh indera anak lambat laun akan mengajarkannya mengenai koordinasi tangan-kaki-mata, termasuk memegang dan meraih objek. Saat bayi mulai belajar bergerak, selain melatih keahlian mobilitasnya, akan ada banyak stimulasi multi sensori yang terjadi pada dirinya.

4. Mengasah komunikasi

Seluruh panca indera berperan penting dalam melatih kemampuan manusia untuk berkomunikasi. Dengan memahami seperti apa sentuhan yang terasa nyaman atau tidak; suara yang berisik atau terlalu pelan, atau makanan yang terlalu panas atau dingin, misalnya, anak akan bisa menyampaikan keinginannya dengan lebih tertata. Kontak langsung dapat memaksimalkan tumbuh kembangnya.

5. Mengurangi stres pada anak

Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa stimulasi multisensorik yang konsisten bermanfaat untuk mengurangi stres pada bayi sehat dan prematur. Pernyataan ini diamini oleh laporan Association of Women’s Health, Obstetric and Neonatal Nurses, yang mengatakan bahwa stimulasi multisensori lengkap plus koordinasi dan keseimbangan yang dilakukan secara berkelanjutan dapat mengurangi tingkat stres pada bayi.

Stres dapat sangat memengaruhi perkembangan otak bayi sejak masa kehamilan dan akan terus berlanjut selama masa kritis di tiga tahun pertama hidupnya. Bayi yang rutin menerima stimulasi multisensorik memperlihatkan penurunan kadar kortisol yang signifikan dan stabil dari waktu ke waktu.

Selain menurunkan stres, stimulasi multisensorik juga dapat meningkatkan reflek kewaspadaan pada bayi prematur, sehingga bayi prematur dapat keluar dari rumah sakit atau NICU lebih cepat.

Sumber : hellosehat.com

TUMBUH – KEMBANG ANAK

TUMBUH – KEMBANG ANAK

Istilah tumbuh kembang sebenarnya mencakup dua (2) peristiwa yang sifatnya berbeda, tetapi saling berkaitan dan sulit di pisahkan, yaitu pertumbuhan dan perkembangan. Sedangkan pengertia mengenai apa yang di maksud dengan pertumbuan dan perkembangan per definisi adalah sebagai berikut :

  1. Pertumbuhan (growt) berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar, jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu, yang bisa diukur dengan ukuran berat (gram, pound, kilogram), ukuran panjang (cm, meter), umur tulang dan keseimbanga metabolic (retensi kalsium dan nitrogen tubuh).
  2. Perkembangan (developmen) adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan. Di sini menyangkut adanya proses diferensiasi dari sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan sistem organ yang berkembang sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya. Termasuk juga perkembangan emosi, intelektual dan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan mempunyai dampat terhadap aspek fisik, sedangkan perkembangan berkaitan dengan pematangan fungsi organ/individu. Walaupun demikian kedua peristiwa itu terjadi secara sinkron pada setiap individu.

Sedangkan untuk tercapainya tumbuh kembang yang optimal tergantung pada potensi biologiknya. Tingkat tercapainya potensi biologik seseorang, merupakan hasil interaksi berbagai factor yang saling berkaitan, yaitu faktor genetik, lingkungan biofisiko-psiko-sosial dan perilaku. Proses yang unik dan hasil akhir yang berbeda-beda yang memberikan cirri tersendiri pada setiap anak.

Tujuan ilmu tumbuh kembang adalah mempelajari hal yang berhubungan dengan segala upaya untuk menjaga dan mengoptimalkan tumbuh kembang anak baik fisik, mental, dan social. Juga menegakkan diagnosis dini setiap kelainan tumbuh kembang dan kemungkinan penanganan yang efektif, serta mencari penyebab dan mencegah keadaan tersebut.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TUMBUH KEMBANG

Secara umum terdapat dua faktor utama yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak, yaitu :

  1. Faktor genetik.

Faktor genetik merupakan modal dasar dalam mencapai hasil akhir proses tumbuh kembang anak. Melalui instruksi genetik yang terkandung di dalam sel telur yang telah dibuahi, dapat ditentukan kualitas dan kuantintas pertumbuhan. Ditandai dengan intensitas dan kecepatan pembelahan, derajat sensitivitas jaringan terhadap rangsangan, umur pubertas dan berhentinya pertumbuhan tulang. Termasuk faktor genetik antara lain adalah berbagai faktor bawaan yang normal dan patologik, jenis kelamin, suku bangsa atau bangsa. Potensi genetik yang bermutu hendaknya dapat berinteraksi dengan lingkungan secara positif sehingga diperoleh hasil akhir yang optimal. Gangguan pertumbuhan di negara maju lebih sering diakibatkan oleh faktor genetik ini. Sedangkan di negara yang sedang berkembang, gangguan pertumbuhan selain diakibatkan oleh faktor genetik, juga faktor lingkungan yang kurang memadai untuk tumbuh kembang anak yang optimal, bahkan kedua faktor ini dapat menyebabkan kematian anak-anak sebelum mencampai usia Balita.

Disamping itu, banyak penyakit keturunan yang disebabkan oleh kelainan kromosom, seperti sindrom Down, sindrom Turner, dll.

  1. Faktor lingkungan.

Lingkungan merupakan faktor yang sangat menentukan tercapai atau tidaknya potensi bawaan. Lingkungan yang cukup baik akan memungkinkan tercapainya potensi bawaan, sedangkan yang kurang baik akan menghambatnya. Lingkungan ini merupakan lingkungan “bio-fisiko-psiko-sosial” yang mempengaruhi individu setiap hari, mulai dari konsepsi sampai akhir hayatnya.

Faktor lingkungan ini secara garis besar dibagi menjadi ;

  1. Faktor lingkungan yang mempengaruhi anak pada waktu masih di dalam kandungan (Faktor prenatal).
  2. Faktor lingkungan yang mempengaruhi tumbuh kembang anak setelah lahir (Faktor postnatal).

KEBUTUHAN DASAR ANAK

Kebutuhan dasar anak untuk tumbuh kembang, secara umum digolongkan menjadi 3 kebutuhan dasar (dikutip dari Titi 1993) :

  1. Kebutuhan fisik-biomedis (“ASUH”)

Meliputi :

  • Pangan/gizi merupakan kebutuhan terpenting.
  • Perawatan kesehatan dasar, antara lain imunisasi, pemberian ASI, penimbangan bayi/anak yang teratur, pengobatan kalau sakit, dll.
  • Papan/pemukiman yang layak.
  • Higieni perorangan, sanitasi lingkungan.
  • Kesegaran jasmani, rekreasi.
  1. Kebutuhan emosi/kasih sayang (“ASIH”)

Pada tahun-tahun pertama kehidupan, hubungan yang erat, mesra dan selaras antara ibu/pengganti ibu dengan anak merupakan syarat mutlak untuk menjamin tumbuh kembang yang selaras baik fisik, mental maupun psikososial. Berperannya dan kehadiran ibu/penggantinya sedini dan selanggeng mungkin, akan menjalin rasa aman bagi bayinya. Ini diwujudkan dengan kontak fisik (kulit/mata) dan psikis sedini mungkin, misalnya dengan menyusui bayi secepat mungkin segera setelah lahir. Kekurangan kasih sayang ibu pada tahun-tahun pertama kehidupan mempunyai dampak negatif pada tumbuh kembang anak baik fisik, mental maupun social emosi, yang disebut “Sindrom Deprivasi Maternal”.

Kasih sayang dari orang tuanya (ayah-ibu) akan menciptakan ikatan yang erat (bonding) dan kepercayaan dasar (basic trush).

  1. Kebutuhan akan stimulasi mental (“ASAH”)

Stimulasi mental metupakan cikal bakal dalam proses belajar (pendidikan dan pelatihan) pada anak. Stimulasi mental (ASAH) ini mengembangkan perkembangan mental psiokososial: kecerdasan, ketrampilan, kemandirian, kreativitas, agama, kepribadian, moral-etika, produktivitas, dan sebagainya.

CIRI-CIRI TUMBUH KEMBANG ANAK

Tumbuh kembang anak yang sudah dimulai sejak konsepsi sampai dewasa itu mempunyai cirri-ciri tersendiri, yaitu :

  1. Tumbuh kembang adalah proses yang kontinu sejak dari konsepsi sampai maturitas/dewasa, yang dipengaruhi oleh faktor bawaan dan lingkungan. Ini berarti bahwa tumbuh kembang sudah terjadi sejak di dalam kandungan dan setelah kelahiran merupakan suatu masa di mana mulai saat itu tumbuh kembang anak dapat dengan mudah diamati.
  2. Dalam periode tertentu terdapat adanya masa percepatan atau masa perlambatan, serta laju tumbuh kembang yang berlainan diantara organ-organ. Terdapat 3 periode pertumbuhan cepat adalah pada masa janin, masa bayi 0-1 tahun, dan masa pubertas. Sedangkan pertumbuhan organ-organ tubuh mengikuti 4 pola, yaitu pola umum, limfoid, neural dan reproduksi.
  3. Pola perkembangan anak adalah sama pada semua anak, tetapi kecepatannya berbeda antara anak satu dengan lainnya. Contoh, anak akan belajar duduk sebelum belajar berjalan, tetapi umur saat anak belajar duduk/berjalan berbeda antara anak satu dengan lainnya.
  4. Perkembangan erat hubungannya dengan maturasi sistem susunan saraf. Contoh, tidak ada latihan yang dapat menyebabkan anak dapat berjalan sampai sistem saraf siap untuk itu, tetapi tidak adanya kesempatan praktik akan menghambat kemampuan ini.
  5. Aktifitas seluruh tubuh diganti respons individu yang khas. Contoh, bayi akan menggerakkan seluruh tubuhnya, tangan dan kakinya kalau melihat sesuatu yang menarik tetapi pada anak yang lebih besar reaksinya hanya tertawa atau meraih benda tersebut.
  6. Arah perkembangan anak adalah sefalokaudal. Langkah pertama sebelum berjalan adalah perkembangan menegakkan kepala.
  7. Refleks primitif seperti refleks memegang dan berjalan akan menghilang sebelum gerakan volunter tercapai.

ANAMNESIS TUMBUH KEMBANG ANAK

Hal-hal penting yang harus diperhatikan dalam anamnesis tumbuh kembang anak, adalah sebagai berikut :

  1. Anamnesis faktor prenatal dan perinatal.

Merupakan faktor yang penting untuk mengetahui perkembangan anak. Anamnesis harus menyangkut faktor resiko untuk terjadinya gangguan perkembangan fisik dan mental anak, termasuk faktor resiko untuk buta, tuli, palsi serebralis, dll. Anamnesis juga menyagkut penyakit keturunan dan apakah ada perkawinan antar keluarga.

  1. Kelahiran premature.

Harus dibedakan antara bayi premature (SMK = Sesuai Masa Kehamilan) dan bayi dismatur (KMK = Kecil Masa Kehamilan) dimana telah terjadi retardasi pertumbuhan intrauterine. Pada bayi premature, karena dia lahir lebih cepat dari kelahiran normal, maka harus diperhitungkan periode pertumbuhan intrauterine yang tidak sempat dilalui tersebut.

  1. Anamnesis harus menyangkut faktor lingkungan yang mempengaruhi perkembangan anak.
  2. Penyakit-penyakit yang dapat mempengaruhi tumbuh kembang dan malnutrisi.
  3. Anamnesis kecepatan pertumbuhan anak.
  4. Pola perkembangan anak dalam keluarga.

Mengoptimalkan Tumbuh Kembang Anak

Nutrisi merupakan salah satu faktor penentu kualitas tumbuh kembang anak. Agar anak dapat tumbuh dan berkembang optimal, nutrisi yang baik harus diberikan pada anak secara kontinu sejak mereka masih didalam kandungan. Tumbuh kembang seorang anak dimulai sejak masa janin. Pembentukan organ-organ tubuh janin terjadi pada tiga bulan pertama kehamilan. Menyusul kemudian adalah pematangan organ pada tiga bulan kedua, serta penambahan masa lemak dan otot tubuh pada tiga bulan terakhir kehamilan. Selama dalam kandungan tersebut tumbuh kembang janin bergantung 100% pada asupan nutrisi dari ibunya. Panduan makan berprinsip empat sehat lima sempurna dijamin akan memenuhi kebutuhan ibu hamil dan janin. ASI merupakan sumber nutrisi terbaik bagi bayi. Tidak ada satupun susu fomula di dunia ini bisa mengalahkan mutu ASI. Setelah bayi berusia enam bulan, ASI saja tidak akan mencukupi kebutuhan nutrisi untuk tumbuh kembang bayi. Karena itu, pemberian makanan tambahan pada usia tersebut harus dilakukan.

Sumber : physiotherapycare.wordpress.com

6 DAMPAK BURUK BILA ANAK TIDAK DIIMUNISASI DPT DAN TERINFEKSI DIFTERI

6 DAMPAK BURUK BILA ANAK TIDAK DIIMUNISASI  DPT DAN TERINFEKSI DIFTERI

6 Dampak Buruk Bila Anak Tidak Diimunisasi  DPT dan Terinfeksi Difteri

  1. Pengobatan difteri harus segera dilakukan untuk mencegah penyebaran sekaligus komplikasi yang serius, terutama pada penderita anak-anak. Diperkirakan hampir satu dari lima penderita difteri balita dan berusia di atas 40 tahun yang meninggal dunia diakibatkan oleh komplikasi.
  2. Jika tidak diobati dengan cepat dan tepat, toksin dari bakteri difteri dapat memicu beberapa komplikasi yang berpotensi mengancam jiwa. Beberapa di antaranya meliputi:
  3. Masalah pernapasan. Sel-sel yang mati akibat toksin yang diproduksi bakteri difteri akan membentuk membran abu-abu yang dapat menghambat pernapasan. Partikel-partikel membran juga dapat luruh dan masuk ke paru-paru. Hal ini berpotensi memicu inflamasi pada paru-paru sehingga fungsinya akan menurun secara drastis dan menyebabkan gagal napas.
  4. Kerusakan jantung. Selain paru-paru, toksin difteri berpotensi masuk ke jantung dan menyebabkan inflamasi otot jantung atau miokarditis. Komplikasi ini dapat menyebabkan masalah, seperti detak jantung yang tidak teratur, gagal jantung dan kematian mendadak.
  5. Kerusakan saraf. Toksin dapat menyebabkan penderita mengalami masalah sulit menelan, masalah saluran kemih, paralisis atau kelumpuhan pada diafragma, serta pembengkakan saraf tangan dan kaki. Masalah saluran kemih dapat menjadi indikasi awal dari kelumpuhan saraf yang akan memengaruhi diagfragma. Paralisis ini akan membuat pasien tidak bisa bernapas sehingga membutuhkan alat bantu pernapasan atau respirator. Paralisis diagfragma dapat terjadi secara tiba-tiba pada awal muncul gejala atau berminggu-minggu setelah infeksi sembuh. Karena itu, penderita difteri anak-anak yang mengalami komplikasi apa pun umumnya dianjurkan untuk tetap di rumah sakit hingga 1,5 bulan.
  6. Difteri hipertoksik. Komplikasi ini adalah bentuk difteria yang sangat parah. Selain gejala yang sama dengan difteri biasa, difteri hipertoksik akan memicu pendarahan yang parah dan gagal ginjal. Sebagian besar komplikasi ini disebabkan oleh bakteri Corynebacterium diphtheriae.

sumber : mydokter.com

Berbagai Macam Arti Tangisan Bayi

Berbagai Macam Arti Tangisan Bayi

Berbagai Macam Arti Tangisan Bayi

Arti tangisan bayi sangat beragam. Bunda harus mengerti arti dari tangisan pada bayi. Pada umumnya bayi menangis sekitar satu sampai tiga jam perharinya. Terkadang bayi menangis juga mencari perhatian, karena ia mulai mengerti tentang perasaan, suara, tersenyum, dan juga eye contact. Tangisan juga merupakan bentuk komunikasi dari si bayi dengan orang-orang disekitar.

Bayi dalam keadaan lapar yang paling sering membuat bayi menangis. Bayi dalam keadaan sakit juga bisa membuatnya menangis, bahkan tangisan yang dikeluarkan oleh bayi semakin kencang dan rewel. Tetapi, bagaimana Bunda bisa mengetahui tentang arti tangisan bayi?

Berbagai Macam Arti Tangisan Bayi

  • Lapar

Bayi masih sangat membutuhkan ASI eksklusif dari Bunda, ASI ini adalah pengganti makanan bagi bayi, karena pada umumnya ASI adalah pengganti makanan bagi bayi. Bunda harus mengingatnya kapan terakhir bayi diberikan ASI esklusif, jika sudah 1-2 jam sebelumnya, kemungkinan besar bayi akan merasa lapar lagi. Saat bayi merasa lapar, tangisan bayi akan lebih keras dari biasanya dan juga tangisan rewel pada bayi berlangsung dalam jangka waktu yang sangat lama, makin lama makin keras. Sebelum bayi menangis karena kelaparan, Bunda bisa mengenali ciri lainnya dengan melihat bayi apakah mulutnya membuka-buka, seakan-akan mencari putting susu Bunda.

 

  • Popok Basah

Art tangisan bayi selanjutnya ialah ketika popok bayi basah. Bayi akan memakai popok untuk menampung kotoran dan juga pipis bayi. Umumnya, jika bayi menangis yang pertama kali dilihat adalah popoknya. Apakah popok bayi itu basah atau tidak? Jika popok tidak basah, cari tahu penyebabnya dan juga bunda bisa melihat popok untuk memastikannya. Jika iya, ganti semua popok serta kain yang dirasa basah, karena bayi tidak akan nyaman saat tidur dalam keadaan yang lembab. Tangisan bayi yang berirama teratur, dan secara terus menerus, semakin lama akan semakin keras bunyinya, ini menandakan bayi tidak nyaman atau poponya sedikit lembab atau basah.

 

  • Lelah

Bayi belum memiliki banyak aktivitas lain, seperti rutinitas sehari-hari yang dilakukan. Tetapi bayi bisa mengalami kelelahan seperti saat berkumpul dengan keluarga, atau pada saat upacara memotong rambut bayi, sehingga banyak orang-orang disekitar yang menimang-nimang atau mengajak bayi bercanda riang. Ini akan membuat bayi merasa kelelahan, dengan suasana yang ramai. Arti Tangisan Bayi lelah yang terdengar oleh bayi biasanya, seperti tangisan rengekan dengan raungan yang sedikit melengking. Efek suara "wah-wah" terdengar dan kadang membuat bayimu sedikit bergetar atau menggigil.

Baca Juga : Gejala Demam Berdarah pada bayi

  • Bersendawa

Ketika bayi menangis dengan mengeluarkan bunyi “eh” yang panjang. Inilah saat gelembung udara yang masuk melalui mulut bayi dan tersangkut di dada bayi, dan ia akan berusaha mengeluarkan gelembung tersebut. Maka, tangisan atau suara yang dikeluarkan bayi akan terdengar seperti “eh”. Solusinya, gendong bayi Bunda, kemudian tepuk-tepuk secara halus dan perlahan ke bagian punggungnya agar Bunda bisa membantu mengeluarkan udara tersebut dengan mudah.

 

  • Kolik

Kolik adalah keadaan perut yang nyeri/sakit yang disebabkan oleh bayi karena teralalu banyak menelan udara pada saat air minum atau menyusui, akibat pada kolik adalah mengganggu normalnya system pencernaan pada bayi. Arti Tangisan bayi ini kurang lebih sama dengan tangisan sakit, yang ditambah dengan muka bayi yang sedikit agak memerah, perutnya tegang, menarik kaki, dan juga mengepalkan tangan. Untuk meredakan kolik ini, antisipasi yang pertama dan juga ringan, Bunda bisa menggunakan Minyak Telon Cussons, telon oil ini mampu menghangatkan tubuh bayi, dan membantu meredakan perut kembung pada bayi. Campuran Fannel Oil (minyak adas), Eucalyptus Oil, dan Coconut Oil (minyak kelapa) menjadikan kulit bayi lembut dan juga lembab. Usap tubuhnya pada bagian perut atau punggung seperti hendak bersendawa. Jika Bunda tidak bisa atasi ini sendirian, segera bawa ke dokter.

 

  • Tidak Nyaman

Bayi akan merasakan tidak nyaman ketika tidurnya terganggu, popoknya basah, gatal, atau kepanasan. Arti Tangisan Bayi seperti ini “heh” yang sangat melengking dan juga napas sedikit tersendat ini adalah tangisan yang membuat bayi tidak nyaman.

 

  • Kedinginan atau Kepanasan

Bayi membutuhkan suhu yang normal agar tidak kedinginan atau kepanasan. Bunda harus memilih ruangan dan suhu yang tepat untuk bayi. Bila bayi kepanasan, segeralah ganti pakaian yang basah karena terkena keringat si bayi. Kemudian bawalah bayi keluar, untuk menikmati semilir angin yang sejuk. Jika menggunakan AC, aturlah supaya suasana sejuk dan bayi juga tidak merasa kepanasan. Jika bayi kedinginan, gendong bayi dengan kain yang lebar agar merasa hangat. Ciri bayi yang kedinginan tau kepanasan adalah merintih secara terus menerus.

Inilah beberapa tangisan pada bayi yang harus diketahui oleh Bunda. Jika bayi merasakan tangisan yang terus menerus secara tidak wajar, dan juga tangisan rewel yang tak henti-henti, segeralah hubungi dokter untuk memeriksa bayi tersebut.

 

sumber : www.cussonsbaby.co.id

Daftar Menu Makanan 4 Sehat 5 Sempurna

Daftar Menu Makanan 4 Sehat 5 Sempurna

Tips sehat online kali ini kali ini akan membahas tentang Daftar Menu Makanan 4 Sehat 5 Sempurna. Makanan menjadi bahan utama yang sangat dibutuhkan manusia sebagai sumber energi dan membantu pertumbuhan seluruh organ tubuh serta otak agar dapat beraktivitas dengan baik. Makanan sehat adalah makanan yang mengandung gizi yang seimbang dan mengandung zat yang diperlukan oleh tubuh. Makanan sehat ini seharusnya memiliki kandungan gizi yang banyak dan kandungan tersebut antara lain adalah karbohidrat, mineral, protein, vitamin dan lemak tak jenuh dalam jumlah sedikit saja.

Daftar Menu Makanan 4 Sehat 5 Sempurna

1.Makanan pokok

Makanan yang diperlukan tubuh sebagai sumber energi tubuh. Makanan memiliki kandungan sumber energi tubuh adalah makanan yang kaya akan kandungan karbohidrat seperti nasi, jagung, gandum, kentang, oat dam umbi-umbian.

2.Lauk pauk

Makanan sebagai pendamping makanan pokok yang berfungsi sebagai sumber zat pembangun untuk tubuh. Makanan lauk pauk biasanya memiliki kandungan protein seperti telur, daging, ikan, tahu dan tempe.

3.Sayur-sayuran

Sayuran sangat baik untuk kesehatan tubuh baik dimasa pertumbuhan dan perkembangan dan juga dalam menjaga daya tahan tubuh agar selalu terjaga kesehatannya. Sayuran yang baik adalah sayuran yang berwarna hijau dengan kandungan vitamin, serat dan protein nabati. Sayuran yang banyak digunakan karena banyak manfaatnya adalah bayam, brokoli, tomat, terong dan sayuran hijau lainnya.

4.Buah-buahan

Buah-buahan pada umumnya merupakan makanan yang kaya akan vitamin dan mineral dengan kandungan air yang tinggi juga serat yang baik untuk kesehatan pencernaan dan hampir semua buah berperan dalam kesehatan tubuh dan menjaganya agar tubuh tetap bugar.

5.Susu

Susu adalah pelengkap makanan 4 sehat yang telah disebutkan diatas sebagai penyempurna dakam melengkapi kesehatan tubuh.

Zat yang terkandung dalam menu makanan 4 sehat 5 sempurna

1.Karbohidrat

Karbohidrat yang dikonsumsi dapat bermanfaat sebagai peningkat metabolisme tubuh, sebagai sumber energi juga dapat menyeimbangkan antara basa dan asam dalam tubuh. Berguna juga sebagai pebentuk sel, jaringan serta organ, memperlancar pencernaan dan penyerapan kalsium serta mambantu membentuk protein dan lemak.

2.Protein

Protein dapat menetralkan racun yang ada dalam tubuh, membantu pelaksanaan metabolisme tubuh serta dapat memelihara cairan dalam rongga tubuh.

3.Lemak

Lemak tidak selamanya hanya dapat membuat kegemukan, lemak dibutuhkan tubuh kita sebagai pelarut vitamin A, D, E dan K agar dapat dicerna dan diambil manfaatnya, lemak berguna juga sebagai pelindung tubuh dan sebagai sumber asam lemak essensial.

4.Air

Air melarutkan senyawa lain yang terdapat dalam tubuh, mengangkut zat makanan dari sel-sel ke jaringan didalam tubuh serta menjaga kestabilan tubuh.

Demikian beberapa daftar menu makanan 4 sehat 5 sempurna, semoga bermanfaat dan dapat menambah pengetahuan anda. Menu makanan 4 sehat 5 sempurna harus dikonsumsi secara rutin setiap harinya agar tubuh selalu bugar dan sehat dan dapat menjalankan aktivitas secara maksimal serta terhindar dari berbagai penyakit. Menu makanan 4 sehat 5 sempurna dapat dikonsumsi oleh semua kalangan usia, baik anak-anak, orang dewasa, lansia dan ibu hamil / menyusui dan harus disesuaikan dengan umur masing-masing.

SUMBER : tipssehatonline.web.id

Tips Mendidik Anak Agar Cerdas

Tips Mendidik Anak Agar Cerdas

Setiap Orang tua tentu mendambakan anak yang cerdas. Namun, membentuk kecerdasan pada anak tentu membutuhkan usaha yang lebih juga, Bun. Selain menerapkan kebiasaan-kebiasaan positif pada Si Kecil, Bunda juga perlu melakukan beberapa kegiatan yang mampu merangsang kecerdasannya. Lalu hal apa yang sebaiknya dilakukan agar Si Kecil cerdas? Yuk, simak beberapa tips berikut!

1.Tunjukkan Kasih Sayang Anda

Ekspresi kasih sayang Bunda kepada Si Kecil ternyata sangat membantu perkembangan otaknya, lho. Oleh karena itu, jangan segan-segan menunjukkan kasih sayang melalui senyuman, kata-kata penyemangat, belaian, kecupan, dan pelukan hangat. Anak-anak yang menerima lebih banyak kasih sayang akan lebih mudah bersosialisasi dengan teman-temannya serta belajar dengan lebih baik di sekolah.

2.Latih Kemampuan Komunikasi

Menjalin komunikasi dengan Si Kecil seharusnya sudah menjadi rutinitas wajib bagi Bunda, bahkan saat masih dalam kandungan. Meskipun anak belum mampu memahaminya dengan baik, komunikasi yang baik mampu melatih responnya. Si Kecil akan terbiasa memperlihatkan ekspresinya untuk merespon komunikasi dengan Bunda.

3.Membacakan Cerita

Bunda, membacakan cerita bagi anak tentu tidak memandang usia. Semakin dini anak diperkenalkan dengan buku, semakin banyak pula manfaat yang dapat diraih. Setidaknya dengan membacakan cerita, anak akan menemukan berbagai kosa kata, mendapat berbagai pengetahuan, serta melekatkan hubungan Si Kecil dengan Bunda.

4.Bernyanyi dan Bermain Bersama

Selain menyenangkan, bernyanyi juga mampu meningkatkan kecerdasan anak. Bunda dapat memilih lagu-lagu yang memiliki nada gembira serta mengandung kata-kata yang mudah diingat. Mengajaknya untuk bermain alat musik sederhana juga bisa Bunda jadikan pilihan agar otak kanannya semakin terlatih. Dengan bermain, Si Kecil dapat melatih otak serta kemampuan motoriknya. Tak hanya itu, melalui beragam permainan bersama, Bunda juga dapat mengetahui kegemaran maupun bakat yang dimilikinya.

5.Menerapkan Disiplin Secara Bijaksana

Menerapkan disiplin dalam kehidupan sehari-hari, seperti makan sambil duduk di depan meja makan, tidur pada waktunya, melepas alas kaki saat naik ke tempat tidur, dan lain sebagainya, merupakan kesempatan bagi Bunda untuk mengajarkan tata tertib dan kesopanan bagi si Kecil. Namun, penerapan disiplin tidak berarti Bunda harus bersikap keras dan menggunakan intonasi suara yang mengintimidasi. Tetapkan batasan dan terus ingatkan dia dengan penuh kasih sayang, tapi hindari memberi hukuman seperti membentak atau memukul karena akan mengakibatkan trauma pada si Kecil.

Ayo terapkan tips di atas pada Si Kecil! Tak lupa, Bunda pun harus memberikan contoh yang baik pada Si Kecil. Dengan begitu anak akan memiliki kecerdasan serta pribadi yang baik.

 

sumber :

http://www.morinagaplatinum.com

Tips Lancar Menyusui untuk Pertama Kalinya

Tips Lancar Menyusui untuk Pertama Kalinya

Pengalaman menyusui pertama kali bagi kebanyakan ibu baru mungkin bisa dibilang tak selalu semudah seperti kata orang atau kata buku panduan menyusui. Ada berbagai pertanyaan yang mungkin terlintas dalam pikiran ibu sebelum mulai menyusui. Masalah menyusui tiap ibu pun pasti akan berbeda. Di artikel ini, kami mencoba menjawab semua pertanyaan yang mungkin selama ini mengganggu Anda.

Apakah ASI langsung keluar setelah bayi lahir?

Ini mungkin berbeda-beda antar ibu. Ada ibu yang ASI-nya langsung keluar setelah bayi lahir, namun beberapa ibu lainnya mungkin kebingungan karena ASI-nya yang tak kunjung keluar setelah melahirkan.

Tenang, ASI yang tidak langsung keluar setelah melahirkan merupakan hal normal. Tunggu 3-4 hari setelah melahirkan sampai ASI keluar, jika Anda baru menyusui pertama kali. Beberapa hari setelah melahirkan, Anda mungkin merasa payudara lebih penuh dan besar, ini tanda ASI sudah diproduksi.

Kapan harus menyusui bayi pertama kali?

Sebaiknya segera susui bayi Anda setelah bayi lahir. Dilansir dari WebMD, para ahli mengatakan bahwa sebaiknya mulai susui bayi Anda 30 menit sejak bayi lahir. Letakkan bayi Anda yang baru lahir langsung di dada Anda. Hal ini mendorong terjadinya kontak kulit antar ibu dan bayi. Kegiatan ini dinamakan dengan Inisiasi Menyusu Dini (IMD). Ini dapat mendorong bayi untuk bisa menyusu dengan baik, seperti  yang disarankan oleh The American Academy of Pediatrics.

Pada saat IMD, bayi akan mencari puting Anda, sehingga bayi pun berlatih untuk menyusu. Proses ini mungkin akan memakan waktu sekitar satu jam setelah kelahiran. Namun, beberapa bayi lainnya mungkin hanya beristirahat di pelukan Anda. Merasakan kehangatan kulit Anda dan mendengar detak jantung Anda yang menenangkan.

Jika ASI tidak langsung keluar setelah bayi lahir, Anda bisa terus melakukan kontak kulit sembari menawarkan payudara ke bayi. Ini dapat membantu merangsang pengeluaran ASI. Lakukanlah dengan sabar dan jangan panik.

Jika bayi Anda lahir prematur, Anda mungkin tidak bisa langsung menyusuinya. Tapi, Anda tetap bisa memberikan ASI dengan cara memompa ASI Anda. Kemudian, bayi bisa menerima ASI ini melalui botol.

Apakah yang keluar dari payudara pertama kali adalah ASI?

Saat ASI keluar pertama kali, yang Anda lihat mungkin cairan berwarna kekuningan dan sedikit kental. Beberapa orang menganggapnya sebagai ASI basi, sehingga malah membuangnya. Jangan salah, itu adalah cairan kolostrum yang justru sangat diperlukan bagi bayi baru lahir.

Kolostrum mengandung protein, vitamin, dan mineral yang dapat membantu tubuh bayi baru lahir melawan bakteri dan virus. Selain itu, juga dapat membantu merangsang bayi untuk menghasilkan antibodi sehingga memperkuat kekebalan tubuhnya. Kolostrum juga dapat membantu melapisi bagian dalam usus bayi serta melindungi bayi dari alergi dan gangguan pencernaan.

Tips lancar menyusui pertama kali

Pertama yang harus Anda lakukan adalah tempelkan bayi di dada Anda dengan baik. Hal ini dapat membantu bayi menyusu dengan baik. Juga, membantu ibu agar terhindar dari puting susu lecet, payudara bengkak, atau risiko infeksi.

Untuk membantu memastikan apakah bayi sudah menempel dengan baik, coba pegang payudara Anda dan sentuh bibir bayi dengan puting. Jika bayi membuka mulutnya, tandanya ia ingin menyusu. Bantu bayi untuk mencapai puting Anda dengan mendekapnya lebih erat dan pegang payudara Anda sambil memberikannya ke bayi.

Pastikan semua puting susu, juga sebagian atau seluruh areola (daerah kulit cokelat sekitar puting) masuk ke mulut bayi. Anda mungkin akan mendengar suara menelan dan melihat rahang bayi bergerak maju mundur saat menyusu. Ini bisa menjadi tanda bayi menerima ASI dengan baik.

Jika bayi terlihat kesulitan bernapas saat menyusu karena hidungnya terlalu dekat dengan payudara Anda, sebaiknya tekan payudara Anda yang dekat dengan hidung bayi. Sehingga, dapat memberikan sedikit ruang untuk bayi bernapas. Lakukan kegiatan menyusu dengan tenang, sehingga ASI yang keluar juga lancar.

Saat percobaan menyusui pertama kali, mungkin tidak bekerja semulus yang Anda bayangkan. Anda mungkin harus mencoba berkali-kali sampai menemukan posisi menyusui yang nyaman dan bayi dapat menyusu dengan baik. Yang terpenting, Anda tidak henti mencoba untuk menyusui bayi Anda dengan benar.

Menyusui pertama kali seharusnya tidak menyakitkan. Namun, jika Anda merasa kesakitan saat bayi menempel di payudara, Anda bisa membantu melepas isapan bayi dengan cara memasukkan jari kelingking Anda antara gusi bayi dan payudara Anda. Bayi kemudian akan membuka mulutnya. Dan, cobalah lagi menyusui bayi dengan posisi yang nyaman agar bayi menempel dengan benar.

 

sumber :

https://hellosehat.com

Mengenali Tahapan Tumbuh Kembang Anak Usia Batita

Mengenali Tahapan Tumbuh Kembang Anak Usia Batita
Proses tumbuh kembang anak dipengaruhi oleh faktor genetik dan lingkungan. Menurut Ketua Unit Kerja Kelompok Tumbuh Kembang, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Dr. dr. Rini Sekartini, SpA(K), untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak yang sehat, orang tua perlu memenuhi kebutuhan dasar anak, di antaranya nutrisi, stimulasi, imunisasi, aktivitas bermain, dan cukup tidur.
 
Mam perlu tahu bahwa pertumbuhan dan perkembangan anak adalah dua hal yang berbeda, tetapi selalu berkaitan dan sulit dipisahkan. Pertumbuhan (growth) adalah perubahan yang bersifat kuantitatif atau dapat diukur. Pertumbuhan biasanya menyangkut ukuran dan struktur biologis pada tubuh anak. Sementara yang dimaksud dengan perkembangan (development) adalah perubahan kuantitatif dan kualitatif yang meliputi bertambahnya kemampuan (skill) struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks. Perkembangan terjadi dalam pola yang teratur seiring dengan proses pematangan/maturitas anak.
 
Agar Mam dapat lebih memahami proses pertumbuhan dan perkembangan yang terjadi pada diri si Kecil, yuk, ketahui lebih jauh tahapan tumbuh kembang anak yang berlangsung pada fase batita.

Pertumbuhan Fisik
Tahapan tumbuh kembang anak ini meliputi bentuk tubuh, dan dapat dengan mudah dilihat oleh mata. Ukuran tubuh si Kecil bertambah, mulai dari berat badan, tinggi badan, lingkar kepala, lingkar dada, lingkar lengan, dan lain sebagainya.
 
Untuk memperkirakan berat badan normal anak (dalam kilogram), Mam dapat menggunakan rumus dari Richard E. Behrman, yaitu:

Lahir                     : 3,25  kg
3-12 bulan          : umur (bulan) + 9) : 2
1-6 tahun            : umur (tahun) x 2 + 8
 
Sementara, perkiraan tinggi badan si Kecil, adalah:
1 tahun: 1,5 x tinggi badan saat lahir
4 tahun: 2 x tinggi badan saat lahir
6 tahun: 1,5 x tinggi badan saat umur 1 tahun

Perkembangan Motorik
Perkembangan motorik dibagi dua, yaitu motorik kasar dan motorik halus. Motorik kasar adalah gerakan tubuh yang menggunakan otot-otot besar atau seluruh anggota tubuh yang dipengaruhi oleh kematangan si Kecil. Contoh perkembangan motorik kasar yaitu kemampuan berguling, telungkup, duduk, menendang, berlari, naik-turun tangga, melompat, dan sebagainya.
 
Sementara, yang dimaksud dengan motorik halus adalah gerakan yang menggunakan otot-otot halus atau sebagian anggota tubuh tertentu. Misalnya, kemampuan menggengggam benda, memindahkan benda dari tangan, mencorat-coret, menggunting, menyusun balok, dan lain sebagainya.
 
Tahapan tumbuh kembang anak yang baik dan sehat adalah yang berlangsung sesuai dengan tahapan usianya (milestones). Misalnya, saat si Kecil berusia 12-18 bulan ia sudah bisa berdiri sendiri tanpa berpegangan. Atau, pada usia 18 bulan ia sudah mampu bertepuk dan melambaikan tangan.

Perkembangan Kognitif
Perkembangan ini berkaitan dengan pengetahuan, atau bagaimana si Kecil mempelajari dan memikirkan lingkungannya. Proses tumbuh kembang anak ini sudah berlangsung sejak si Kecil dilahirkan lho, Mam. Bayi memiliki kemampuan menyimpan informasi yang berasal dari penglihatan, pendengaran, dan melalui indera lainnya. Bukan hanya itu, si Kecil juga mampu merespon berbagai informasi tersebut secara sistematis.
 
Beberapa ciri perkembangan kognitif pada batita:
●    0-12 bulan
Mulai mengembangkan konsep (misalnya sadar akan  rasa lapar), senang bermain, minat terhadap lingkungan meningkat, memahami sebab akibat, memahami objek, mengeksplorasi sekitar, mengeksplorasi benda dengan bermacam cara (misalnya memasukkan benda ke dalam mulut), dan dapat bermain dengan pola yang simpel.
●    12-24 bulan
Dapat menemukan objek yang disembunyikan, dapat merespon instruksi sederhana, mengetahui bagian-bagian tubuhnya, dapat bermain pura-pura, belajar makan-minum sendiri, dan menirukan pekerjaan rumah tangga.
●    24-36 bulan
Dapat menunjuk satu atau lebih bagian tubuhnya bila diminta, dapat menyebut dengan benar nama dua benda atau lebih, mampu menggabungkan dua kata menjadi kalimat, dan menggunakan nama sendiri untuk menyebut dirinya.

Perkembangan Bahasa
Tahap tumbuh kembang anak juga meliputi kemampuan berbicara dan berbahasa. Kemampuan berbahasa dapat menjadi indikator seluruh perkembangan anak lho, Mam. Melalui kemampuan berbahasa si Kecil, Mam dapat mendeteksi keterlambatan ataupun kelainan pada sistem lain, seperti kemampuan kognitif, sensorimotor, psikologis, emosi, dan lingkungan di sekitar anak.
 
Beberapa ciri perkembangan bahasa pada batita:
●    0-12 bulan
Merespon terhadap suara, menunjukkan ketertarikan sosial terhadap wajah dan orang, babbling (mengulang konsonan/vokal), memahami perintah verbal, dan mampu menunjuk ke arah yang diinginkan.
●    12-24 bulan
Mampu memproduksi dan memahami kata-kata tunggal, mampu menunjuk bagian-bagian tubuh, perbendaharaan kata meningkat pesat, dan mampu mengucapkan kalimat yang terdiri dari 2 kata atau lebih.
●    24-36 bulan
Memiliki pemahaman yang baik terhadap percakapan yang familiar (misalnya oleh keluarga), mampu melakukan percakapan melalui tanya-jawab, dan mampu bertanya “mengapa”.
 
Perkembangan Psikososial
Perkembangan psikososial berkaitan dengan aspek-aspek psikologis, seperti emosi, motivasi, perkembangan diri pribadi, serta bagaimana si Kecil berhubungan dengan orang lain. Pada fase tumbuh kembang anak ini, si Kecil juga mulai belajar bertanggung jawab dan mengendalikan perasaannya.
 
Beberapa ciri perkembangan psikososial pada batita:
●    0-12 bulan
Bonding antara orang tua dan bayi, tersenyum, berceloteh, lebih menyukai ibu, merespon bila namanya dipanggil, senang diajak bermain, dan memahami perintah sederhana.
●    12-24 bulan
Meminta sesuatu dengan menunjuk (tanpa menangis/merengek), memeluk orang tua, meniru aktivitas di rumah, dan mulai berbagi mainan dengan anak lain.
●    24-36 bulan
Menunjukkan kemarahan bila terhalang, mampu bermain pura-pura, mulai membentuk hubungan sosial dan bermain bersama anak lain.

 
Tumbuh kembang anak usia dini sering disebut berjalan sangat cepat. Maka dari itu, pastikan Mam selalu memantau proses ini sehingga tidak ada perkembangan yang terlewatkan, ya. Bila ada sinyal hambatan pada proses tumbuh kembang si Kecil, Mam dapat segera mencari tahu permasalahannya dan melakukan penanganan untuk mengatasinya sejak dini.


Sumber:

www.parentingclub.co.id

PERHATIKAN TANDA-TANDA INI SAAT BAYI SIAP BELAJAR BERJALAN

PERHATIKAN TANDA-TANDA INI SAAT BAYI SIAP BELAJAR BERJALAN

PERHATIKAN TANDA-TANDA INI SAAT BAYI SIAP BELAJAR BERJALAN

 

Pixabay

Usia awal kehidupan bayi ditandai dengan banyak milestone yang berpengaruh bagi kelangsungan tumbuh kembangnya. Tapi yang mungkin akan selalu Anda kenang adalah momen ketika ia mulai belajar berjalan.

Berjalan merupakan lompatan perkembangan besar untuk bayi. Tapi Anda perlu ingat bahwa bayi belajar berjalan karena dorongan kemauannya sendiri. Jadi Anda jangan khawatir apabila melihat bayi lain yang sepantaran sudah belajar berjalan, sementara bayi Anda masih asyik merangkak.

Sebelum memutuskan mengajari anak mengayunkan langkah kakinya, sebaiknya kenali dulu sinyal-sinyal yang mengindikasikan bahwa ia memang sudah siap belajar berjalan. Antara lain:

- Anak mulai berusaha berdiri. Biasanya dimulai pada usia 8 bulan dan tahap ini akan berlangsung selama 3 bulan. Untuk menopang tubuhnya, anak suka memanfaatkan furnitur sebagai pegangan. Maka itu Anda perlu menyingkirkan benda tajam dan berbahaya.

- Menjelajah seisi ruangan dengan gerakan merangkak yang cepat.

- Menapaki tangga dengan kedua tangan dan kakinya

- Jadi super berani. Jangan khawatir jika Anda melihat bayi seolah berubah sok berani. Biarkan ia bereksplorasi dengan keahlian barunya melangkahkan kaki setapak demi setapak. Sesekali ia akan terjatuh, di sini tugas Anda adalah menyemangati supaya muncul konsep diri yang positif pada bayi.

Baca juga: Pastikan Rumah Aman Saat Anak Belajar Berjalan

Secara umum bayi melakukan langkah pertama ketika menjelang hari ulang tahun pertama mereka. Namun waktu ini bisa bervariasi mulai dari 9 bulan sampai 18 bulan.

Tapi ada juga anak yang ia tidak pernah belajar merangkak tapi milestone-nya langsung melompat fase berdiri. Namun, Anda perlu berkonsultasi pada dokter jika pada tahun pertama anak sama sekali tidak belajar merangkak. (Alika Rukhan)

TIPS MEMILIH SEKOLAH TERBAIK UNTUK ANAK ANDA

TIPS MEMILIH SEKOLAH TERBAIK UNTUK ANAK ANDA

TIPS MEMILIH SEKOLAH TERBAIK

 

Saat ini banyak sekali sekolah yang tersedia untuk anak-anak. Setiap sekolah memiliki kurikulum, pendekatan, cara pengajaran, serta nilai-nilai yang berbeda. 

Terdapat pandangan baru mengenai pendidikan yang tepat untuk anak. Pendekatan cara belajar aktif, yang tidak menekankan pada tes saja, dan merangsang rasa ingin tahu anak menjadi lebih penting karena anak-anak membutuhkan sekolah yang mengembangkan berbagai potensi yang dimilikinya

Kita sebagai orangtua tidak bisa tahu tantangan apa yang akan anak hadapi nanti. Dibutuhkan lingkungan dan sekolah yang dapat membentuk anak menjadi pembelajar sejati yang akan terus belajar sepanjang hidupnya. Sehingga apapun tantangannya bisa mereka hadapi nanti. Rahma Paramita, M.Psi., psikolog anak, memberikan tipsnya dalam memilih sekolah terbaik untuk balita. 

Untuk mengetahui kualitas sekolah yang baik, secara umum sekolah harus:
  1. Memperhatikan kebutuhan psikologis mendasar anak dan memperhatikan tahapan perkembangan anak. Contohnya, kebutuhan anak untuk merasa mampu. Apakah sekolah tersebut misalnya memberikan kesempatan bagi anak untuk menampilkan kebiasaannya, atau apakah sekolah memberi kesempatan kepada anak untuk mengikuti kompetisi meskipun ia tidak berprestasi.
  2. Dapat memenuhi kebutuhan unik atau individual anak. Sekolah yang seperti ini biasanya melakukan pembedaan cara pengajaran, misalnya memberikan tugas yang lebih sulit untuk anak yang sudah lebih advanced atau menerangkan dengan menggunakan alat bantu gambar untuk anak yang memiliki gaya belajar visual.
  3. Dapat membantu pencapaian tujuan jangka panjang orangtua untuk anak masing-masing. Artinya sekolah harus memiliki nilai-nilai yang sama dengan orangtua. Misalnya bila orangtua menginginkan anak memiliki kemandirian, apakah sekolah tersebut melakukan hal-hal yang bisa membuat anak mandiri atau selalu membantu anak dalam melakukan segala sesuatu sehingga tidak melatih kemandirian anak. Hal ini bisa dilihat pada saat kunjungan ke sekolah.  Selain berbicara dengan kepala sekolah, sempatkan untuk berbicara dengan guru, murid, atau mungkin orangtua lain yang ada di sekolah.
  4. Sekolah yang memiliki tujuan pendidikan yang sama dengan orangtua. Kembali lagi lihat visi dan misi sekolah. Apakah sekolah tersebut bertujuan menciptakan anak-anak dengan nilai tes yang bagus atau membentuk anak-anak yang memiliki kemampuan belajar (seperti kemampuan analisa, riset, penyelesaian masalah) sehingga dapat menjadi pembelajar mandiri.
Berikut adalah daftar yang dapat dilihat ketika orangtua berkeliling ke sekolah-sekolah:
  1. Pengaturan kelas. Kelas yang baik adalah apabila ada ruang yang cukup untuk anak bergerak, ruang untuk berkumpul dan bisa terjadi interaksi dengan baik antara guru-murid.
  2. Dinding. Apakah terisi dengan hasil karya siswa atau poster yang terjual di toko buku. Perhatikan juga apakah hasil karya yang ditempelkan tanpa kesalahan, atau hanya dari siswa terbaik, atau apakah semua hampir sama. Kalau ya, berarti sekolah tersebut tidak memperhatikan perbedaan kebutuhan pada masing-masing anak. Karena guru seharusnya menyiapkan beberapa tugas yang berbeda sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan anak.
  3. Wajah siswa di kelas. Perhatikan wajah siswa, apakah mereka bersemangat dan sibuk mengerjakan tugas atau melakukan kegiatan. Hal ini bisa menunjukkan apakah guru memberi kegiatan yang cukup menarik untuk anak atau tidak.
  4. Cara guru berinteraksi dengan urid-muridnya. Hubungan guru-anak seharusnya hangat dan tulus, tidak bersifat mengendalikan dan memerintah.
  5. Lingkungan sekolah. Suasana sekolah yang menyenangkan dan membuat orang "betah" untuk menghabiskan waktu. Memiliki perpustakaan sekolah yang cukup lengkap. Staf dan guru yang ramah terhadap semua pengunjung dan siswa.
Dengan memperhatikan hal-hal tersebut ibu bisa menentukan apakah sekolah tersebut baik dan tepat untuk ibu atau tidak.

Baca:
Harapan Oragtua VS Realita Di Sekolah 

Our Brands