Sayur Goreng Memang Nikmat, Tapi Sehat Atau Tidak untuk Anak?

Sayur Goreng Memang Nikmat, Tapi Sehat Atau Tidak untuk Anak?

Akhir-akhir ini, sayur-sayuran yang digoreng tampak sedang naik daun di masyarakat. Mulai dari orang dewasa hingga anak-anak tak segan untuk mencicipi olahan sayur yang berbeda dari biasanya ini. Memang, rasanya yang renyah dan gurih membuat waktu makan jadi lebih nikmat. Namun, boleh tidak, sih, kalau anak diberikan sayur goreng?

Bolehkah anak makan sayur goreng?

Mungkin karena ingin mencoba menyajikan tampilan baru yang tidak membosankan untuk anak, Anda rela membeli sayur goreng yang dijajakan oleh pedagang kaki lima atau restoran. Tak jarang, Anda sampai berinisiatif untuk membuatnya sendiri di rumah.

Sayuran memang terkenal berkat segudang zat gizi penting di dalamnya. Itu sebabnya, sayur sebaiknya selalu tersedia dalam menu makan sehari-hari, terutama bagi anak-anak yang masih dalam masa pertumbuhan. Namun sayangnya, nutrisi baik tersebut bisa berkurang atau bahkan hilang ketika digoreng dalam minyak panas (deep frying)

Keri Glassman, M.S., R.D., seorang konsultan gizi di New York, menjelaskan bahwa minyak yang dipanaskan pada suhu yang sangat tinggi sudah tidak bisa lagi dibilang sehat. Proses penggorengan bisa mengubah kadar lemak tak jenuh dalam minyak masak Anda menjadi lemak jenuh.

Bukan hanya itu. Glassman melanjutkan bahwa kandungan vitamin dan mineral yang terkandung dalam sayuran tersebut pun akan rusak. Alhasil, si kecil pun tidak mendapatkan nutrisi penting yang seharusnya ada dalam sayuran.

sayur goreng

Apa bahaya yang mungkin timbul dari konsumsi sayur goreng?

Sulit dipungkiri, cita rasa yang dihasilkan dari hasil menggoreng sayuran memang lezat. Beberapa anak bahkan lebih menyukainya dibandingkan dengan olahan sayur lainnya. Sayangnya, ada efek buruk yang mengintai kesehatan putra putri Anda di balik kelezatan sayur goreng ini.

Menggoreng akan meningkatkan kalori makanan. Ini karena ketika digoreng, kandungan air yang ada dalam sayur akan hilang. Sebagai gantinya, sayuran justru akan menyerap lebih banyak minyak dan lemak.

Bukan hanya itu, terlalu sering makan makanan yang digoreng dapat meningkatkan risiko penyakit kronis. Penyakit jantung, diabetes, obesitas, tekanan darah tinggi, serta kolesterol tinggi merupakan beberapa risiko kesehatan yang paling mungkin diakibatkan oleh makanan serba digoreng, ungkap Leah Cahill PhD, seorang asisten dosen di Dalhousie University Canada.

Terlebih jika minyak yang digunakan untuk menggoreng sayuran bukan lah minyak baru, alias minyak jelantahyang telah dipakai berulang kali. Minyak jelantah umumnya mengandung kadar lemak trans yang tinggi sehingga dapat meningkatkan kolesterol jahat LDL yang tentunya berbahaya bagi kesehatan tubuh anak.

kurang gizi pada anak

Lalu, apa solusinya?

Sesekali menghidangkan menu sayur goreng untuk anak dan keluarga sebetulnya tidak masalah. Asal porsinya tidak berlebihan dan tidak setiap hari juga diberikan. Tetap batasi konsumsi makanan yang digoreng.

Namun sebaiknya, Anda buat sendiri di rumah daripada harus membelinya. Dengan begitu, Anda bisa menjamin kebersihan dan kesehatannya.

Ketika ingin menggoreng sayur, penting juga untuk memilih minyak goreng yang tepat. Beberapa jenis minyak bisa tetap stabil dan tidak cepat rusak meski dipanaskan dalam suhu tinggi sehingga cenderung lebih aman buat kesehatan. Misalnya minyak kelapa, minyak canola, dan minyak zaitun.

Jenis minyak sehat ini juga mengandung asam lemak omega-3 yang baik bagi jantung. Yang terpenting, jangan sekali-sekali gunakan minyak jelantah alias minyak bekas pakai untuk menggoreng.'

sumber : hellosehat.com

Post sebelumnya Post setelahnya

Our Brands