Epilepsi Pada Anak Bisa Sembuh, Asalkan Ortu Terus Mendampingi Selama Pengobatan

Epilepsi Pada Anak Bisa Sembuh, Asalkan Ortu Terus Mendampingi Selama Pengobatan

Epilepsi atau ayan adalah penyakit yang memiliki tanda berupa kejang berulang yang sering muncul tanpa penyebab. Kejang epilepsi terjadi karena adanya gangguan sistem saraf pusat yang menyebabkan kejang atau terkadang hilang kesadaran. Epilepsi cukup banyak dialami anak-anak. Meski begitu, epilepsi pada anak dapat disembuhkan dengan minum obat. Lantas, apa yang harus orangtua lakukan saat mendampingi si kecil menjalani pengobatan epilepsi?

Pengobatan epilepsi pada anak

kesalahan minum obat

Jika anak Anda mengalami kejang berulang hingga dua kali atau lebih pada waktu yang berbeda dan tidak ada penyebab lain, maka anak Anda bisa dikatakan mengalami epilepsi. Pengobatan untuk epilepsi biasanya dimulai dengan obat-obatan untuk mencegah kejang, atau disebut dengan obat antiepilepsi.

Sebelum memulai pengobatan, dokter akan melakukan pemeriksaan elektroensefalografi (EEG) untuk melihat otak bagian mana yang menjadi penyebabnya. Pemeriksaan ini juga dilakukan untuk melihat adakah penyebaran ke area lain di otak serta untuk melihat jenis epilepsi pada anak.

Semua itu bermanfaat untuk menentukan obat antiepilepsi yang akan diberikan, jenis epilepsi, dan menentukan perjalanan penyakit epilepsi di kemudian hari. Setiap anak akan merespon obat antiepilepsi dengan cara yang berbeda. Oleh karena itu, obat antiepilepsi akan diberikan bertahap.

Obat terus diberikan hingga anak bebas kejang

Awal pengobatan, dokter akan memberikan satu jenis obat epilepsi dengan dosis minimal. Jika kejang masih muncul, dokter akan menaikkan dosis secara bertahap sampai dosis optimal yang dapat mencegah kejang.

Dosis yang sudah tepat akan terus dipertahankan sampai dua tahun bebas kejang. Dosis juga akan disesuaikan jika terjadi kenaikan berat badan anak.

Jika satu jenis obat dengan dosis maksimal, tidak dapat mengendalikan kejang anak, dokter akan menambahkan obat antiepilepsi kedua. Atau menukar dengan jenis obat yang berbeda.

Namun, dengan dosis tepat dari obat yang tepat, sekitar 7 dari setiap 10 anak dengan epilepsi dapat mengendalikan kejangnya.

Jika obat antiepilepsi tidak berfungsi, ada beberapa pilihan pengobatan lain termasuk:

Tips pengobatan epilepsi pada anak

faktor penyebab epilepsi

Pengobatan epilepsi pada anak tentu bukanlah hal yang mudah. Orangtua perlu memerhatikan hal-hal demi membuat pengobatan epilepsi kian lancar dan si kecil cepat sembuh.

  • Jadwal minum obat. Jika obat harus diminum dua kali sehari, berarti jarak minum obat adalah 12 jam. Demikian juga jika dosis obat tiga kali sehari, maka jarak minum adalah 8 jam. Berhenti minum obat tiba-tiba akan mengakibatkan timbulnya kejang.
  • Jika Anda lupa memberi obat, maka berikan sesegera mungkin ketika Anda ingat. Tanyakan pada dokter Abda apa yang harus dilakukan jika anak Anda lupa minum satu dosis obat.
  • Beritahu dokter Anda tentang obat lain yang sedang diminum anak Anda, termasuk vitamin, untuk mengetahui apakah obat tersebut memengaruhi kerja obat antiepilepsi. Karena beberapa obat seperti dekongestan, astosal dan obat herbal dapat berinteraksi dengan obat antiepilepsi.
  • Jangan mengganggu obat antiepilepsi sembarangan. Misal ganti obat merek paten ke obat generik tanpa konsultasi dengan dokter anak Anda. Karena perbedaan pemrosesan obat dapat memengaruhi metabolisme obat antiepilepsi dalam tubuh anak.
  • Anak dengan epilepsi sebaiknya memakai tanda pengenal.
  • Beritahukan guru anak Anda, jika obat antiepilepsi diminum ketika anak berada di sekolah.
  • Sediakan obat cadangan untuk dua minggu, menghindari kehabisan obat dadakan.
  • Simpan obat antiepilepsi di tempat yang sulit dijangkau anak Anda.
  • Untuk anak yang sudah besar, pasang alarm pengingat waktu minum obat yang dilengkapi dengan kotak obat.
  • Jika Anda dan anak sedang menginap di luar rumah, untuk memudahkan, bagi obat antiepilepsi ke dalam beberapa dosis untuk pemakaian seharí.
  • Penting untuk mengetahui dan mengenali pemicu kejang pada anak Anda sehingga serangan kejang bisa dihindari. Beberapa pemicu kejang yang sering dialami antara lain lupa minum obat, kurang tidur, terlambat atau lupa makan, stres fisik dan emosi, sakit atau demam, dosis obat antiepilepsi yang rendah dalam darah, cahaya yang berkedip-kedip yang dihasilkan komputer, televisi, telepon genggam.

    sumber : hellosehat.com
Post sebelumnya Post setelahnya

Our Brands