Bolehkah Ibu Menyusui Makan Sushi? Simak Penuturan Ahli Berikut Ini

Bolehkah Ibu Menyusui Makan Sushi? Simak Penuturan Ahli Berikut Ini

Sushi, makanan khas Jepang ini, memang banyak digemari banyak orang. Biasanya, sushi disajikan mentah, itu sebabnya ibu hamil kadang dilarang untuk menghindari munculnya risiko pada janin. Jika ibu hamil dilarang, apakah ibu menyusui juga dilarang makan sushi? Yuk, simak penuturan ahli berikut ini.

Amankah ibu menyusui makan sushi?

 

Sushi biasanya merupakan campuran nasi, sayur, nori (rumput laut kering), wijen, dan potongan ikan mentah. Hampir semua orang bisa menikmati sushi, kecuali orang dengan alergi makanan, seperti alergi seafood atau alergi wijen.

Terlepas dari masalah alergi, sushi juga menjadi pantangan bagi ibu hamil. Alasannya, ikan mentah mungkin mengandung merkuri yang bisa berdampak bagi kesehatan janin.

 

Selain itu, ikan mentah juga bisa terkontaminasi dengan bakteri tertentu karena tidak melewati proses pemanasan. Itulah sebabnya, ibu hamil sebaiknya menghindari konsumsi ikan mentah.

Bila ibu hamil tidak dibolehkan makan sushi, bagaimana dengan ibu menyusui?

Joanna Dolgoff, MD, seorang dokter anak menyebutkan bahwa makan sushi aman bagi wanita yang sedang menyusui bayinya, dilansir dari laman Baby Center. Ini berbeda aturannya dengan ibu hamil.

Studi pada jurnal Korean J. Pediatric, juga menjelaskan keamanan mengonsumsi makanan mentah pada wanita yang menyusui. Konsumsi makanan mentah oleh ibu menyusui tidak menimbulkan masalah serius, meskipun ada potensi sang ibu mengalami keracunan makanan.

Secara umum, keracunan makanan pada ibu menyusui ini tidak menyebabkan infeksi pada bayi. Kecuali, jika bakteri yang menginfeksi sudah masuk dalam aliran darah menyebabkan septikemia.

Bakteri dalam jumlah besar yang masuk dalam aliran darah ini bisa mencapai ASI dan masuk ke tubuh bayi. Kabar baiknya, kasus septikemia pada ibu menyusui akibat makan sushi atau makanan mentah lainnya jarang terjadi.

Wanita menyusui boleh makan sushi, asal….

 

makan sushi

Meskipun wanita menyusui mendapat lampu hijau untuk makan sushi, risiko kesehatan yang mungkin muncul tetap ada. Contohnya, muncul reaksi alergi karena sushi yang dimakan sudah tidak segar lagi. Umumnya, menimbulkan rasa gatal di sekitar lidah atau mulut.

Supaya ibu menyusui dapat makan sushi tanpa masalah, perhatikan beberapa hal berikut ini.

1. Pastikan daging sushi segar

 

Memilih sushi yang segar, memang tidak semudah memilih ikan segar di pasar. Pasalnya, sushi disajikan dengan daging ikan yang sudah dipotong-potong.

Namun, Anda bisa memerhatikan penampilan daging ikan. Bila kurang segar, warna daging ikan akan tampak lebih pucat.

Selain mengecek, Anda juga bisa mengandalkan indra pengecap dan penciuman Anda. Cobalah untuk merasakan satu buah sushi, jika rasanya tidak menyakinkan juga baunya menusuk hidung, sebaiknya beralihlah ke makanan lain.

Selain dari tampilan sushi, ibu menyusui yang ingin makan makanan laut ini juga perlu memerhatikan kebersihan restoran yang dipilihnya.

2. Pilih ikan yang paling minim tercemar merkuri

 

Ikan mengandung protein yang menyehatkan tubuh. Hal ini tentu baik untuk kesehatan ibu dan bayi.

Sayangnya, ikan tertentu cenderung mengandung merkuri. Jadi, akan lebih baik jika ibu menyusui memilih ikan yang paling rendah kandungan merkurinya, seperti ikan salmon, nila, ikan cod, atau ikan patin.

3. Buat sushi sendiri

 

Cara aman menikmati lezatnya sushi, bisa Anda lakukan dengan membuat sushi sendiri. Anda tentu bisa memilih jenis ikan yang rendah merkuri, ikan yang lebih segar, dan tambahan sayur maupun buah agar lebih bernutrisi. Selain itu, kebersihan sushi juga tentu lebih terjamin.

4. Pilih sushi alternatif

 

Kondisi ikan yang mentah memungkinkan bakteri berkembang biak dengan cepat. Selain itu, memungkinkan bakteri yang ada tetap hidup dalam tubuh ikan. Namun, ibu menyusui yang ingin makan sushi tidak perlu cemas.

Anda bisa memilih sushi dengan versi yang sudah matang. Ya, beberapa restoran mengembangkan varian sushi dengan ikan atau daging ayam yang sudah matang. Dengan begitu, risiko kesehatan yang mungkin Anda alami jadi lebih minim.

sumber : hellosehat.com

Post sebelumnya Post setelahnya

Our Brands