Anak Sering Ngompol saat Tidur, Mungkin Ini Sebabnya

Anak Sering Ngompol saat Tidur, Mungkin Ini Sebabnya

Pernah menjumpai anak Anda ngompol di malam hari? Hal ini biasa terjadi pada anak di bawah usia sekolah. Umumnya, anak mengompol di malam hari beberapa jam setelah ia tidur pulas. Tentu anak yang mengompol tidak melakukannya secara sengaja. 

Faktor yang menyebabkan anak sering ngompol

Mengompol biasanya dikenal dengan istilah nocturnal enuresis. Orangtua biasanya mengantisipasi kondisi tersebut dengan latihan buang air atau potty training. Latihan ini mengajarkan anak untuk mengelola diri buang air kecil ataupun besar. Dalam proses tersebut, tak jarang anak sering mengalami ngompol.

Mungkin Anda bertanya-tanya, mengapa si kecil kerap mengompol di malam hari? Padahal Anda sudah melatihnya untuk buang air kecil sebelum tidur. Ada beberapa dua tipe kondisi yang menyebabkan anak kerap ngompol di malam hari.

Berikut dua tipe bedwetting (mengompol) kondisi penyebab anak sering ngompol di malam hari.

1. Tipe bedwetting primer

cara mengatasi anak ngompol

Kondisi ini menggambarkan, anak terus menerus mengompol ketika sejak ia masih kecil, tanpa jeda. Tipe bedwetting primer ini terjadi dalam kurun waktu yang sangat lama.

Hal tersebut berlangsung terus karena beberapa sebab.

  • Anak tidak bisa menahan buang air kecil
  • Anak tidak bangun saat kandung kemihnya penuh
  • Anak memproduksi banyak urin sepanjang malam
  • Anak memiliki pengelolaan yang buruk saat buang air kecil. Ini menimbulkan kebiasaan abai saat ia harus buang air kecil atau BAK dan menunda-nunda urinasi. 

Pada poin terakhir, biasanya orangtua sangat familiar dengan tanda-tanda anak suka menahan buang air kecil. Misalnya, menyilangkan kaki, wajah yang kaku karena menahan BAK, menggeliat, berjongkok, atau menahan pangkal paha dengan tangan.

2. Tipe bedwetting sekunder

penyebab ngompol pada orang dewasa

Kondisi ini menggambarkan ketika anak kembali ngompol setelah beberapa periode yang lama (misal, 6 bulan) ia tidak ngompol.

Anak dengan tipe bedwetting sekunder biasanya dilatarbelakangi dengan kondisi medis atau masalah emosional. Berikut beberapa poin penyebab dari tipe sekunder bedwetting.

  • Infeksi

Iritasi pada kandung kemih membuat anak merasakan sakit saat BAK. Biasanya kondisi ini juga membuat anak jadi sering buang air kecil. Dalam kasus tertentu, infeksi saluran kemih juga mengindikasikan masalah lain, seperti kelainan anatomi.

  • Diabetes

Diabetes biasanya ditandai dengan tingginya kadar gula dalam darah. Diabetes meningkatkan frekuensi buang air kecil untuk membuang gula yang berlebih. Anak dengan diabetes, bisa saja ngompol dalam satu kondisi ini.

  • Kelainan anatomi

Kelainan organ, otot, atau saraf dapat menyebabkan inkontinensi buang air kecil. Hal ini menyebabkan anak ngompol tanpa sadar. Kelainan sistem saraf juga dapat mengganggu keseimbangan saraf yang mengontrol uriniasi.

  • Masalah emosional

Anak yang sering ngompol biasanya dipicu faktor stres dari luar. Misalnya, ia berada di tengah konflik rumah tangga sangat mungkin mengalami stres. 

Termasuk perubahan lingkungan, seperti memulai hari pertama di sekolah, kelahiran adik, pindah ke rumah baru, hingga kekerasan psikis atau seksual.

Berkomunikasi agar anak tidak lagi ngompol

melatih anak agar tidak ngompol

Anda pasti telah melakukan beragam upaya supaya anak tidak lagi mengompol. Termasuk melatihnya untuk mengetahui sinyal harus ke toilet. Ingatlah bahwa anak ngompol tidak melakukannya secara sengaja.

Sebagai orangtua, Anda tak perlu menghukum anak jika ia sering mengompol. Cobalah untuk lebih bersabar dan memberikan pengertian pentingnya buang air kecil. Beritahu bagaimana kandung kemih bekerja untuk melindungi tubuh dan membuang kuman penyakit. 

Penjelasan sederhana semacam ini perlu dilakukan agar melatih pemahaman anak betapa pentingnya buang air kecil. Komunikasi terus menerus kepada anak meminimalkan frekuensi ngompol.

Dalam kasus bedwetting tipe sekunder, Anda perlu menginformasikan kondisi anak kepada dokter. Konsultasikan kepada dokter ketika anak mengalami sakit saat buang air kecil, ngompol pada kurun waktu tertentu, konstipasi, dan mendengkur. 

Dokter akan merekomendasikan pengobatan atau tindakan sesuai dengan kondisi yang dialami anak.

sumber : hellosehat.com

Post sebelumnya Post setelahnya

Our Brands