Anak-Anak Juga Bisa Menjadi Vegetarian

Anak-Anak Juga Bisa Menjadi Vegetarian

Anak-Anak Juga Bisa Menjadi Vegetarian

Pola makan vegetarian yang sudah tidak asing lagi diterapkan oleh orang dewasa, kini mulai diaplikasikan para orang tua kepada anak-anaknya. Yang kemudian dipertanyakan, apakah pola makan vegetarian dapat mendukung kebutuhan anak.

Nyatanya, tidak semua pola makan vegetarian benar-benar menghindari produk hewani. Untuk anak, jenis vegetarian mana yang diterapkan menjadi sangat penting. Sebab dengan makin ketatnya aturan vegetarian yang diterapkan, maka makin sulit pula upaya memenuhi kebutuhan nutrisi yang cukup.

Untuk kategori lacto-ovo vegetarian, meski menghindari daging, mereka tetap mengonsumsi telur, susu, dan produk olahan susu. Sementara itu, lacto vegetarian memperbolehkan susu dan produk olahan susu, namun menghindari telur dan daging. Vegan merupakan kategori vegetarian total yang sama sekali tidak menyertakan makanan yang berasal dari hewani, termasuk susu dan telur.

Memperhatikan Asupan Nutrisi yang Sesuai

Sebagai penyedia utama makanan bagi anak-anak mereka, orang tua vegetarian sering kali menyuguhkan jenis yang sama kepada anak-anaknya. Yang perlu dicatat adalah kemungkinan kekurangan gizi jauh lebih besar menimpa anak-anak dibandingkan orang dewasa karena kebutuhan nutrisi mereka yang lebih tinggi.

  • Bayi

Sumber utama nutrisi dan protein untuk bayi adalah air susu ibu (ASI) atau susu formula pada enam bulan pertama. Susu formula berbahan dasar kedelai dapat digunakan untuk bayi dengan pola makan vegan. Namun yang perlu diperhatikan adalah bayi vegan perlu diberikan sumber vitamin B12, terutama jika asupan makan ibunya tidak mengandung vitamin tersebut. Selain itu, bayi juga perlu mendapatkan suplemen vitamin D jika susu formula yang diminum kurang dari satu liter.

Pemberian makanan padat pada bayi vegetarian adalah ketika menginjak usia enam bulan, sama dengan pola makan umum. Setelah bayi mulai diperkenalkan kepada makanan padat, maka dapat diberikan makanan kaya protein untuk vegetarian, seperti bubur tahu, keju, yoghurt baik dari susu sapi atau kedelai, dan bubur dari berbagai jenis kacang-kacangan.

  • Batita (bawah tiga tahun)

Pada usia ini, tidak jarang orang tua menghadapi kesulitan dalam memberikan porsi makan yang cukup. Setelah anak-anak ini tidak lagi memperoleh ASI atau susu formula, mereka menjadi rentan untuk kekurangan nutrisi. Pada usia satu tahun, anak dengan pola makan vegan berisiko mengalami kekurangan asupan vitamin dan mineral, terutama vitamin D, vitamin B12, zat besi, kalsium, dan seng (zinc).

Terutama pada kategori vegan, sangat penting untuk memastikan anak-anak mendapat porsi protein dan zat besi dari sayuran atau kacang. Namun jangan berikan kacang utuh untuk anak di bawah usia lima tahun karena adanya risiko tersedak. Potong atau tumbuk halus kacang sebelum disajikan.

Batita terkenal sangat pemilih terhadap makanan apa yang akan masuk ke dalam mulut mereka. Risikonya, asupan kalori dan nutrisi batita dengan pola makan vegetarian tidak terpenuhi. Orang tua dapat menyajikan makanan padat nutrisi dan sereal yang telah difortifikasi. Suplemen vitamin juga sangat disarankan untuk anak yang kemungkinan tidak mendapat nutrisi yang mencukupi.

  • Anak Praremaja dan Remaja

Jika dilakukan dengan benar, pola makan tanpa daging dapat bermanfaat positif untuk anak praremaja dan remaja. Lacto-ovo vegetarian yang tetap mengonsumsi telur dan produk susu merupakan pilihan yang sangat baik. Tapi pola makan vegetarian yang lebih ketat dikhawatirkan dapat membuat anak dan remaja kekurangan zat gizi yang dibutuhkan, seperti zat besi, seng, kalsium, vitamin D, dan vitamin B12.

Orang tua juga harus waspada jika anak atau remajanya tiba-tiba mengurangi asupan kalori atau menghindari segala jenis lemak dan karbohidrat. Bisa jadi merupakan tanda-tanda gangguan pola makan yang coba disembunyikan dengan alasan vegetarian.

Meski dengan menjadi vegetarian dapat bermanfaat bagi kesehatan, tetap upayakan untuk memperluas pengetahuan anak dan remaja Anda mengenai pola makan ini. Anda bisa minimal satu kali dalam satu minggu untuk makan bersama agar mereka memahami lebih dalam mengenai asupan nutrisi vegetarian yang tepat.

Menghindari Risiko Kekurangan Gizi pada Anak

Pola makan vegetarian yang terencana dengan baik dapat memenuhi nutrisi untuk anak. Namun yang perlu diwaspadai adalah risiko yang dapat terjadi jika kebutuhan nutrisi anak tidak mencukupi. Beberapa penyakit yang dikaitkan dengan kekurangan gizi akibat pola makan vegetarian, antara lain defisiensi vitamin C, rakitis akibat defisiensi vitamin D dalam jangka panjang, dan kwashiorkor atau busung lapar.

Penting bagi orang tua untuk mendapatkan informasi dari sumber terpercaya, seperti dokter spesialis anak dan ahli gizi terhadap pilihan makanan vegetarian mereka. Yang tidak kalah penting adalah tetap memeriksakan kondisi kesehatan dengan sistem perawatan medis yang sesuai untuk anak dan remaja.

Sebagai orang tua, Anda harus memastikan bahwa anak Anda mendapat semua nutrisi yang dibutuhkan. Berikan makanan utama dalam porsi yang lebih kecil, namun lebih sering. Lengkapi dengan dua kali camilan tiap hari. Pastikan mereka mendapat asupan dari berbagai jenis makanan.

Perhatikan asupan kalsium, vitamin B12, dan vitamin D anak agar cukup. Asupan vitamin tambahan direkomendasikan untuk semua anak yang berusia enam bulan hingga lima tahun.

Meski tidak mustahil untuk mencukupi nutrisi anak melalui pola makan vegetarian, namun orang tua tetap harus berhati-hati dan tetap berkonsultasi dengan dokter spesialis anak atau ahli nutrisi secara teratur jika ingin menerapkan dengan aman.

sumber : alodokter.com

Post sebelumnya Post setelahnya

Our Brands