3 Jenis Sakit Mata Pada Anak yang Sering Terjadi dan Patut Diwaspadai Orangtua

3 Jenis Sakit Mata Pada Anak yang Sering Terjadi dan Patut Diwaspadai Orangtua

Orangtua mesti waspada, nyatanya ada banyak penyakit atau gangguan yang bisa menyerang bagian mata si kecil. Tentu saja kita semua setuju jika mata adalah indera yang cukup penting. Nah, banyak anak yang belum mengerti dan mampu menjaga kesehatan matanya sendiri, jadi tak jarang ada anak yang mungkin sudah alami sakit mata. Sebelumnya, Anda juga harus tahu apa saja jenis sakit mata pada anak yang paling sering terjadi dan perlu diwaspadai orangtua? Berikut ulasannya.

Jenis-jenis sakit mata pada anak

Seorang ahli optometri asal Canada, Tanya Sitter, mengungkap kepada Today’s Parent bahwa kesehatan mata berperan penting untuk perkembangan dan pembelajaran kognitif anak. Namun sayangnya, sekitar 60 persen anak-anak mengalami gangguan mata yang lambat terdeteksi.

Hal ini dikarenakan sakit mata pada anak masih sering disepelekan para orangtua. Ya, kebanyakan orangtua hanya menganggap sakit mata pada anak hanya sebatas mata merah saja dan akan sembuh dengan sendirinya.

Padahal, ada beberapa jenis sakit mata pada anak lainnya yang perlu diwaspadai orangtua. Di antaranya:

1. Mata merah

sakit mata menular

Kebiasaan mengucek mata membuat anak-anak rentan mengalami mata merah. Tak hanya itu, kondisi ini juga sering dialami oleh anak-anak yang suka main game di laptop maupun HP sampai tidak ingat waktu.

Paparan radiasi dari layar gawai dapat membuat mata anak menjadi kering, merah, dan gatal. Apalagi kalau anak terbiasa mengucek mata, maka sakit mata yang dialaminya bisa jadi makin parah.

Salah satu cara terbaik untuk mengatasinya tentu dengan membatasi waktu anak main game. Buatlah kesepakatan dengan anak, misalnya hanya boleh main game selama 1-2 jam di akhir pekan.

Selain itu, ajarkan pada anak mengenai prinsip 20-20-20 untuk menjaga kesehatan matanya. Maksudnya, setiap 20 menit menatap layar HP, alihkan pandangan anak selama 20 detik ke obyek yang letaknya sejauh 20 kaki atau sekitar 600 cm. Cara ini akan membuat mata jadi lebih rileks dan mencegah sakit mata pada anak.

2. Rabun jauh

mata minus pada anak

Rabun jauh alias mata minus adalah gangguan mata yang paling umum terjadi pada anak-anak usia sekolah. Kondisi ini membuat si kecil tidak mampu melihat benda dalam jarak jauh, tapi bisa melihat benda dekat dengan jelas.

Kalau diperhatikan, mata anak biasanya akan menyipit saat berusaha melihat tulisan di papan tulis. Jika tidak segera diatasi, hal ini bisa mengganggu proses pembelajaran dan membuat prestasi anak jadi menurun.

Gangguan mata pada anak yang satu ini hanya bisa diatasi dengan kacamata minus. Ingat, semakin bertambah usia anak, kadar minusnya bisa jadi berkurang atau bertambah. Maka itu, bawa anak periksa mata secara rutin untuk menyesuaikan kadar minus pada kacamata anak.

3. Mata juling

cara mengobati mata juling

Mata juling adalah gangguan mata yang paling sering terjadi pada anak, mulai dari bayi sampai anak berusia 5-6 tahun. Mata juling, atau dalam bahasa medis disebut dengan strabismus, adalah kondisi di mana posisi kedua mata tidak sejajar. Salah satu sisi mata dapat melihat ke arah luar, dalam, atas, atau bawah dan tidak tertuju pada satu obyek di waktu bersamaan.

Jika dibiarkan, mata juling ini bisa berkembang menjadi mata malas (amblyopia). Mata malas adalah kondisi di mana otak cenderung “mempekerjakan” salah satu mata saja. Salah satu mata yang lemah lama-kelamaan menjadi lebih “malas” karena jarang digunakan. Dampak fatalnya, hal ini bisa menyebabkan anak kehilangan penglihatan jika tidak cepat-cepat ditangani.

Maka itu, segera bawa si kecil ke dokter mata untuk melakukan periksa mata. Dokter biasanya akan memberikan kacamata atau penutup khusus untuk menutupi mata yang normal. Memang, anak hanya bisa melihat dengan satu mata, yaitu mata yang lebih lemah, untuk sementara waktu.

Namun jangan khawatir, hal ini justru dilakukan supaya otot-otot pada salah satu mata yang juling tersebut menjadi terlatih dan bergerak aktif. Dengan begitu, mata anak kembali normal seiring berjalannya waktu.

sumber : hellosehat.com

Post sebelumnya Post setelahnya

Our Brands